Ratusan hektare pohon mangrove di Polman dirusak

Jum'at, 28 Juni 2013 - 17:02 WIB
Ratusan hektare pohon mangrove di Polman dirusak
Ratusan hektare pohon mangrove di Polman dirusak
A A A
Sindonews.com - Aksi pengrusakan lingkungan hidup kembali terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dimana ratusan hektare pohon mangrove dirusak menggunakan alat berat. Ironisnya, kegiatan ini merupakan proyek oleh pemerintah daerah untuk mengalih fungsikan kawasan hutan menjadi lokasi tambak bagi masayrakat pesisir.

Akibat aksi ini, ribuan hektare kawasan hutan mangrove kritis dan juga menyebabkan ratusan ekor burung beberapa diantaranya jenis burung langkah terancam punah.

Pengrusakan kawasan hutan bakau oleh alat berat skavator milik Dinas Perikanan dan Kelautan Polewali Mandar, ini berlokasi di Desa Mampie, Kecamatan Wonomulyo.

Tanpa pandang bulu, satu persatu pohon mangrove yang telah berusia puluhan tahun, ditumbangkan. Pengrusakan hutan bakau oleh Pemerintah Daerah Polewali Mandar, ini jelas dapat merusak dampak lingkungan di sekitar kawasan hutan tersebut.

Ironisnya, hutan mangrove seluas kurang lebih seribu hektare ini, kini tinggal dua puluh hektare saja. Setiap tahunnya, sejak 1985, pengrusakan untuk dialihfungsikan menjadi lokasi tambak milik warga terus saja terjadi.

Hutan bakau di kawasan suaka margasatwa yang harusnya dilestarikan, ini sejak lama dihuni ratusan burung berbagai jenis.
Bahkan, beberapa diantaranya merupakan burung langka yang berimigrasi dari negara Austrlia kini terancam punah.

Aksi pengrusakan hutan mangrove ini sendiri, dikecam oleh berbagai pihak. Salah satunya, dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulselbar.

Menurutnya, aksi pengrusakan kawasan hutan bakau tersebut kerap kali dicegat. Namun sayang, pemerintah daerah tetap ngotot melakukan kegiatan tersebut.

Kegiatan ini sendiri, sangat jauh dengan harapan pesepakbola dunia yakni Cristian Ronaldo bersama Presiden Susilo Bambang Yushoyono, yang beberapa waktu lalu mengkampanyekan penanam pohon mangrove di bali untuk pelestarian ekosistim dunia.

Meski pengalih fungsia hutan bakau untuk dijadikan tambak, dan pembangunan talud penahan abrasi merupakan program pemberdayaan masayarakat pesisir dan mengutungkan bagi warga. Namun, aksi tersebut jelas akan merusak alam dan ekosistim bagi makhluk hidup, terutama warga pesisir.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7069 seconds (0.1#10.140)