Bayi berkepala 2 tidak akan dipisah

Jum'at, 28 Juni 2013 - 16:01 WIB
Bayi berkepala 2 tidak akan dipisah
Bayi berkepala 2 tidak akan dipisah
A A A
Sindonews.com - RSUP Dr Sardjito, saat ini tengah merawat bayi satu badan, berkepala dua, asal Purwasari, Wanareja, Cilacap. Bayi yang merupakan putra dari pasangan Usman (36) dan Munjiah (27), tersebut lahir pada Rabu 26 Juni 2013, melalui operasi caesar, di RS Duta Mulya Majenang Cilacap.

"Pihak RSUP Dr Sardjito sendiri menerima bayi tersebut untuk dirawat, pada Kamis 27 Juni 2013, pukul 18.22 WIB. Bayi tersebut didiagnosa mengalami paraphagus discephalus on joined twins," ujar Kepala Bagian Humas dan Hukum RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho, pada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (28/6/2013).

Ditambahkan dia, saat ini bayi tersebut dirawat di ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit) guna pemulihan kondisi kesehatan. Karena, dia sempat mengalami penurunan berat badan.

Menurut Heru, berdasarkan rekam medik, bayi tersebut lahir dengan berat 4,2 kg dan panjang 46 cm. Namun, saat tiba di RSUP Dr Sardjito, beratnya turun menjadi 3,886 kg. Diakuinya, meskipun RSUP Dr Sardjito, sudah beberapa kali menerima kiriman bayi kembar siam, tetapi baru pertama kali menerima bayi berbadan satu dengan dua kepala.

"Karena hingga kini masih dirawat di NICU, dipastikan biayanya akan sangat mahal, yakni antara Rp500.000 hingga Rp3,5 juta perhari, tergantung penanganannya," terangnya.

Dia melanjutkan, bayi ini sengaja langsung dibawa ke ruang NICU, dikarenakan khawatir masih rentan terjadi infeksi akibat kondisinya yang abnormal. Untung saja, kedua orang tua si bayi mengikuti program Jampersal (Jaminan Persalinan) sehingga semua pembiayaan medis akan ditanggung pemerintah, sampai bayi berusia 28 hari.

Heru menuturkan, hingga hari ketiga setelah dilahirkan, kondisi bayi tersebut bagus dan stabil. Secara tampak mata, bayi tersebut memang layaknya satu tubuh manusia dengan kepala dua. Untuk pemeriksaan organ dalam sendiri, belum dilakukan sehingga belum diketahui apakah ada organ dalam yang kembar atau tidak.

"Pemeriksaan total belum dilakukan, karena saat ini sedang direncanakan pembentukkan tim dokter yang akan menangani bayi ini. Penanganan selanjutnya pun tentu belum akan diputuskan. Namun yang terpenting saat ini ialah membuat kondisi kesehatan bayi ini tetap stabil," imbuhnya.

Meski belum ditangani untuk tingkat lanjutan, menurut Heru, bayi tersebut telah mendapat penanganan awal yakni dengan dilakukan pemasangan oksigen kanal 1 liter permenit, infus D10 dan NGT yang pemasangan selang untuk memasukkan cairan pengganti ASI melalui hidung hingga lambung.

"Pemasangan NGT hanya dilakukan pada kepala kiri dikarenakan respon telannya agak lamban dibanding kepala kanan. Untuk pemisahan kepala, RSUP Dr Sardjito tidak mungkin melakukanya. Karena, badannya hanya satu. Pemisahan biasanya dilakukan bila badan dan kepala ada dua," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4872 seconds (0.1#10.140)