Korban gorok sang ayah jalani operasi
A
A
A
Sindonews.com - Korban penggorokan, ISP (18), yang dilakukan ayahnya Eko Warmanto (48), warga Blok H-5 RT 3 RW 8, Perumahan Praja Mukti, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, membuat korban kritis.
Saat ini, ISP diketahui harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.
Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Sugeng mengatakan, luka yang dialami korban karena digorok, dan hal itulah yang mengakibatkan dirinya kritis. "Korban harus dioperasi. Kalau ayahnya tidak dioperasi," ujar Sugeng, di RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (25/6/2013).
Menurut AKP Sugeng, luka sayatan di leher ISP sangat parah. Maka itulah operasi disebutnya merupakan cara yang tepat untuk meminimalisir dampak terburuk akibat luka tersebut.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, seorang ayah tega menggorok leher putrinya, di rumah tinggalnya. Setelah menggorok leher putrinya, pelaku kemudian menggorok lehernya sendiri, hingga keduanya mengalami kritis.
Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Sugeng mengatakan, kejadian tersebut bermula saat pelaku mengajak ISP untuk melakukan hubungan intim. Karena menolak, pelaku merasa sakit hati hingga kemudian memilih untuk menggorok anaknya dan menggorok lehernya sendiri.
"Korban saat itu berada di kamar lain. Pelaku mengetuk pintu kamar korban. Pelaku lantas memaksa untuk melayani nafsu bejatnya," kata Sugeng di RSUD Dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.
Sugeng menuturkan, saat itu korban sempat melarikan diri, namun pelaku dengan cepat bergerak dan berhasil menangkap korban.
Karena kesal atas penolakan pemerkosaan, pelaku langsung menggorok korban dengan pisau cutter. Melihat putrinya kesakitan, pelaku berupaya bunuh diri menggorok lehernya sendiri.
"Tapi keduanya tidak sampai tewas. Hanya kritis," ujarnya.
Saat ini, ISP diketahui harus menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.
Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Sugeng mengatakan, luka yang dialami korban karena digorok, dan hal itulah yang mengakibatkan dirinya kritis. "Korban harus dioperasi. Kalau ayahnya tidak dioperasi," ujar Sugeng, di RSUD dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (25/6/2013).
Menurut AKP Sugeng, luka sayatan di leher ISP sangat parah. Maka itulah operasi disebutnya merupakan cara yang tepat untuk meminimalisir dampak terburuk akibat luka tersebut.
Seperti diberitakan Sindonews sebelumnya, seorang ayah tega menggorok leher putrinya, di rumah tinggalnya. Setelah menggorok leher putrinya, pelaku kemudian menggorok lehernya sendiri, hingga keduanya mengalami kritis.
Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Sugeng mengatakan, kejadian tersebut bermula saat pelaku mengajak ISP untuk melakukan hubungan intim. Karena menolak, pelaku merasa sakit hati hingga kemudian memilih untuk menggorok anaknya dan menggorok lehernya sendiri.
"Korban saat itu berada di kamar lain. Pelaku mengetuk pintu kamar korban. Pelaku lantas memaksa untuk melayani nafsu bejatnya," kata Sugeng di RSUD Dr Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal.
Sugeng menuturkan, saat itu korban sempat melarikan diri, namun pelaku dengan cepat bergerak dan berhasil menangkap korban.
Karena kesal atas penolakan pemerkosaan, pelaku langsung menggorok korban dengan pisau cutter. Melihat putrinya kesakitan, pelaku berupaya bunuh diri menggorok lehernya sendiri.
"Tapi keduanya tidak sampai tewas. Hanya kritis," ujarnya.
(rsa)