Sekretaris Kelurahan tewas ditikam keponakan

Senin, 24 Juni 2013 - 17:33 WIB
Sekretaris Kelurahan tewas ditikam keponakan
Sekretaris Kelurahan tewas ditikam keponakan
A A A
Sindonerws.com - Pither Paningo (51), Sekretaris kelurahan Tambunan, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja, tewas ditikam oleh Raning (31) yang tak lain merupakan keponakan korban.
Keluarga korban, Abjafar Topan menuturkan, tewasnya Pither Paningo berawal saat korban berada di bak mandi yang ada di belakang rumah dan hendak bersiap-siap pergi beribadah ke gereja pada hari Minggu (23/6) sekira pukul 09.00 Wita.

Tiba-tiba, pelaku Raning datang dan langsung menikam korban dari arah belakang menggunakan senjata tajam menyerupai tombak. Korban kemudian berusaha mencabut tombak yang menancap di bagian punggungnya seraya berteriak minta tolong.

Salah satu anak korban ada di dalam rumah yang mendengar teriakan ayahnya berusaha menolong dan membawa korban ke dalam rumah. Beberapa saat kemudian, pihak keluarga dibantu tetangga kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. Diduga, akibat tikaman senjata tajam mengenai jantung, korban akhirnya meninggal setelah dirawat sekitar tiga jam di rumah sakit.

Saat ini, jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka di RT Buntu Dena, Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara.

“Keluarga sempat membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Tapi, karena luka tusuk yang dialami korban cukup parah, korban akhirnya meninggal di rumah sakit,” ujarnya saat ditemui SINDO, Senin (24/6/2013).

Abjafar menyatakan, pihak keluarga belum mengetahui motif sebenarnya sampai tega menikam pamannya sendiri hingga akhirnya meninggal. Usai menikam pamannya, pelaku langsung melarikan diri dan hingga kini belum berhasil ditangkap.

Kuat dugaan pelaku bersembunyi di dalam hutan yang ada dikampungnya. Pihak keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada aparat kepolisian. Pihak keluarga mendesak aparat kepolisian resor (Polres) Tana Toraja segera menangkap pelaku yang hingga kini masih berada di tempat persembunyiannya.

Menurutnya, beberapa tahun lalu, antara pelaku dan korban memang pernah ada permasalahan keluarga namun sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dugaan lain, pelaku sedang mempelajari ilmu hitam lantaran sehari-harinya pelaku tinggal di sebuah goa dalam hutan yang ada di sekitar kampungnya. Selama tinggal di goa, pelaku juga jarang berbaur dengan masyarakat kampung setempat.

“Kami belum tahu apa motifnya sampai pelaku bisa berbuat nekad membunuh pamannya sendiri. Kami juga belum memastikan apakah pelaku mempelajari ilmu hitam. Tapi, selama ini pelaku tinggal sendiri di sebuah goa dalam hutan. Pelaku juga pernah berkata kepada saya jika guru pelaku sudah meninggal,” katanya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4452 seconds (0.1#10.140)