Pengungsi Syiah tak dapat BLSM, ini kata Pemprov

Pengungsi Syiah tak dapat BLSM, ini kata Pemprov
A
A
A
Sindonews.com - Sorotan mengenai Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang tak diberikan kepada para pengungsi Syiah di rumah susun Puspa Agro, Desa Jemundo, Sidoarjo, dijawab Pemerintah Povinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim Ratnadi Ismaun mengatakan untuk warga yang mendapatkan BLSM datanya dari database Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, dia belum tahu apakah pengungsi Syiah itu mendapat BLSM atau tidak. Mestinya, jika mereka tergolong warga miskin dan datanya masuk di database BPS tentu akan mendapat BLSM.
Ratna mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Sampang, apakah pengungsi Syiah itu datanya masuk untuk mendapat BLSM atau tidak.
"Kalau mereka dapat BLSM tentunya akan mengambil di kantor pos daerah asalnya. Coba akan saya tanyakan ke Pemkab Sampang," tegasnya, Senin (24/6/2013).
Terkait tuntutan pengungsi agar disediakan kamar untuk musala, Ratna mengaku Rusun Puspa Agro itu disewakan sehingga pihaknya menyediakan kamar untuk pengungsi saja. Sehingga untuk keperluan ibadah, pengungsi bisa salat di masjid Puspa Agro.
Sedangkan untuk kamar pengungsi, Ratna mengaku pihaknya sudah mengatur agar pengungsi tidak menumpuk di satu kamar. Dia mengakui awalnya satu kamar ada yang ditempati tiga KK, namun kini sudah dipindah dan disesuaikan dengan kapasitas kamar yang disediakan.
Ketika ditanya sampai kapan pengungsi Syiah akan bertahan di Rusun Puspa Agro, Ratna mengaku tidak bisa menjawabnya.
"Kita hanya memfasilitasi pengungsi tinggal di Puspa Agro, kalau ditanya sampai kapan saya tidak berwenang menjawab," pungkasnya.
Kepala Biro Kesra Pemprov Jatim Ratnadi Ismaun mengatakan untuk warga yang mendapatkan BLSM datanya dari database Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, dia belum tahu apakah pengungsi Syiah itu mendapat BLSM atau tidak. Mestinya, jika mereka tergolong warga miskin dan datanya masuk di database BPS tentu akan mendapat BLSM.
Ratna mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Sampang, apakah pengungsi Syiah itu datanya masuk untuk mendapat BLSM atau tidak.
"Kalau mereka dapat BLSM tentunya akan mengambil di kantor pos daerah asalnya. Coba akan saya tanyakan ke Pemkab Sampang," tegasnya, Senin (24/6/2013).
Terkait tuntutan pengungsi agar disediakan kamar untuk musala, Ratna mengaku Rusun Puspa Agro itu disewakan sehingga pihaknya menyediakan kamar untuk pengungsi saja. Sehingga untuk keperluan ibadah, pengungsi bisa salat di masjid Puspa Agro.
Sedangkan untuk kamar pengungsi, Ratna mengaku pihaknya sudah mengatur agar pengungsi tidak menumpuk di satu kamar. Dia mengakui awalnya satu kamar ada yang ditempati tiga KK, namun kini sudah dipindah dan disesuaikan dengan kapasitas kamar yang disediakan.
Ketika ditanya sampai kapan pengungsi Syiah akan bertahan di Rusun Puspa Agro, Ratna mengaku tidak bisa menjawabnya.
"Kita hanya memfasilitasi pengungsi tinggal di Puspa Agro, kalau ditanya sampai kapan saya tidak berwenang menjawab," pungkasnya.
(rsa)