Demo BBM di Ternate memakan korban
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa menolak penaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Kamis (20/6/2013) sore, kembali memakan korban. Mahasiswa kembali bentrok dan lempar batu dengan massa adat kesultanan Ternate. Dua mahasiswa terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasan Bisorie untuk mendapat perawatan.
Bentrokan antara mahasiswa dan massa adat kesultanan Ternate terjadi di depan kampus satu Universitas Khairun, tepatnya di Jalan Batu Angus, jalan utama menuju Bandara Babullah, di kelurahan Akehuda, Kota Ternate Utara.
Bentrokan terjadi saat mahasiswa memaksa melakukan aksi di jalan utama menuju Bandara Sultan Babullah, namun dihadang oleh puluhan massa adat kesultanan, sekira pukul 17.30 WIT.
Aksi lempar batu kedua kubu ini terjadi sekitar 30 menit. Massa adat ini terlihat bringas sehingga melakukan penyerangan mahasiswa hingga ke dalam kampus. Mereka juga merusak fasilitas kampus. Ratusan anggota kepolisian yang berada di lokasi kejadian hanya menjadi penonton.
Sejumlah mahasiswa dianiaya oleh pasukan adat kesultanan. Akibatnya, dua orang mahasiswa mengalami luka serius di bagian kepala terkena pukulan dan terpaksa dilarikan ke RSUD Chasan Bisorie untuk perawatan.
Kehadiran massa adat di kampus satu Universitas Khairun ini, di duga kuat di minta Kapolres Ternate AKBP Selamat Topan untuk membantu Polisi membubarkan mahasiswa yang mengelar aksi unjuk rasa menolak penaikan harga BBM.
Pasalnya, mahasiswa yang dianiaya massa adat, tak satupun aparat kepolisian berusaha memisahkan. Ungtunya, sejumlah wartawan cetak dan elektronik yang melakukan peliputan dapat mengamankan mahasiswa yang di aniaya massa adat kesultanan.
Sejumlah dosen menyesalkan tindkan massa adat yang melakukan penyerangan Mahasiswa hingga jatuh korban. Mereka juga meminta polisi bertanggung jawab atas kasus penyerangan tersebut.
"Saya kira apa yang dilakukan massa adat itu tidak manusiawi," sejumlah pintu, jendela dan kaca berantakan karena dirusak massa adat. Kejadian ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah masuk kriminal murni," kata Asrul Sawal, salah satu dosen di Universitas Khairun, kepada wartawan.
Sementara itu, Kapolres Kota Ternate AKBP Selamat Topan yang berada di lokasi kejadian tolak memberikan komentar atas peristiwa ini.
Sebelumnya, mahasiswa mengelar aksi unjuk rasa menolak penaikan harga BBM di depan kampus mereka. Mereka juga mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono segera mundur dari jabatan, karena dinilai gagal menyejahterakan rakyat. Mahasiswa menilai, penaikan harga BBM akan menyengsarakan rakyat.
Bentrokan antara mahasiswa dan massa adat kesultanan Ternate terjadi di depan kampus satu Universitas Khairun, tepatnya di Jalan Batu Angus, jalan utama menuju Bandara Babullah, di kelurahan Akehuda, Kota Ternate Utara.
Bentrokan terjadi saat mahasiswa memaksa melakukan aksi di jalan utama menuju Bandara Sultan Babullah, namun dihadang oleh puluhan massa adat kesultanan, sekira pukul 17.30 WIT.
Aksi lempar batu kedua kubu ini terjadi sekitar 30 menit. Massa adat ini terlihat bringas sehingga melakukan penyerangan mahasiswa hingga ke dalam kampus. Mereka juga merusak fasilitas kampus. Ratusan anggota kepolisian yang berada di lokasi kejadian hanya menjadi penonton.
Sejumlah mahasiswa dianiaya oleh pasukan adat kesultanan. Akibatnya, dua orang mahasiswa mengalami luka serius di bagian kepala terkena pukulan dan terpaksa dilarikan ke RSUD Chasan Bisorie untuk perawatan.
Kehadiran massa adat di kampus satu Universitas Khairun ini, di duga kuat di minta Kapolres Ternate AKBP Selamat Topan untuk membantu Polisi membubarkan mahasiswa yang mengelar aksi unjuk rasa menolak penaikan harga BBM.
Pasalnya, mahasiswa yang dianiaya massa adat, tak satupun aparat kepolisian berusaha memisahkan. Ungtunya, sejumlah wartawan cetak dan elektronik yang melakukan peliputan dapat mengamankan mahasiswa yang di aniaya massa adat kesultanan.
Sejumlah dosen menyesalkan tindkan massa adat yang melakukan penyerangan Mahasiswa hingga jatuh korban. Mereka juga meminta polisi bertanggung jawab atas kasus penyerangan tersebut.
"Saya kira apa yang dilakukan massa adat itu tidak manusiawi," sejumlah pintu, jendela dan kaca berantakan karena dirusak massa adat. Kejadian ini tidak bisa dibiarkan, ini sudah masuk kriminal murni," kata Asrul Sawal, salah satu dosen di Universitas Khairun, kepada wartawan.
Sementara itu, Kapolres Kota Ternate AKBP Selamat Topan yang berada di lokasi kejadian tolak memberikan komentar atas peristiwa ini.
Sebelumnya, mahasiswa mengelar aksi unjuk rasa menolak penaikan harga BBM di depan kampus mereka. Mereka juga mendesak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono segera mundur dari jabatan, karena dinilai gagal menyejahterakan rakyat. Mahasiswa menilai, penaikan harga BBM akan menyengsarakan rakyat.
(maf)