Kebakaran hutan, Menkokesra klaim tak tinggal diam

Kebakaran hutan, Menkokesra klaim tak tinggal diam
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra), Agung Laksono mengklaim Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam menanggulangi kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
"Pemerintah tidak tinggal diam untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan ini," ujar Agung Laksono di kantornya, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2013).
Pemerintah, kata dia, pun sedang mengupayakan dengan menggerakkan sejumlah tim modifikasi cuaca hujan buatan. Tim ini terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka mengupayakan pemadaman dari udara.
Upaya lainnya, kata dia, yakni menginstruksikan seluruh Gubernur di wilayah bersangkutan untuk menangani hal tersebut.
"Bahkan, saat ini pihak Kementerian Kehutanan sudah menggerakkan Manggala Agni untuk upaya pemadaman setiap ada laporan hotspot," tuturnya.
Dari 703 hotspot yang terbakar di hutan tersebut, 605 hotspot diantaranya berhasil dipadamkan dengan mengupayakan 150 personel.
Seperti diketahui, Pada Senin 17 Juni 2013, Singapura diselimuti asap dan kabut akibat polusi kebakaran hutan di Pulau Sumatera.
Menurut laporan AFP yang mengutip Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura, Indeks Standar Polutan saat itu menunjukkan level 80. Namun, saat ini, menurut media The Strait Times, indeks standar polutan sudah melebihi level 100 dan dianggap tidak sehat.
"Pemerintah tidak tinggal diam untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan ini," ujar Agung Laksono di kantornya, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (18/6/2013).
Pemerintah, kata dia, pun sedang mengupayakan dengan menggerakkan sejumlah tim modifikasi cuaca hujan buatan. Tim ini terdiri dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Mereka mengupayakan pemadaman dari udara.
Upaya lainnya, kata dia, yakni menginstruksikan seluruh Gubernur di wilayah bersangkutan untuk menangani hal tersebut.
"Bahkan, saat ini pihak Kementerian Kehutanan sudah menggerakkan Manggala Agni untuk upaya pemadaman setiap ada laporan hotspot," tuturnya.
Dari 703 hotspot yang terbakar di hutan tersebut, 605 hotspot diantaranya berhasil dipadamkan dengan mengupayakan 150 personel.
Seperti diketahui, Pada Senin 17 Juni 2013, Singapura diselimuti asap dan kabut akibat polusi kebakaran hutan di Pulau Sumatera.
Menurut laporan AFP yang mengutip Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura, Indeks Standar Polutan saat itu menunjukkan level 80. Namun, saat ini, menurut media The Strait Times, indeks standar polutan sudah melebihi level 100 dan dianggap tidak sehat.
(rsa)