Kantor gubernur dimolotov mahasiswa, 3 polisi terluka
A
A
A
Sindonews.com - Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Kota Makassar semakin anarkis. Ratusan mahasiswa gabungan dari Universitas Indonesia Timur (UIT) dan Universitas Muslim Indonesia (UMI) menyerang Kantor Gubernur Sulawesi Selatan.
Dalam insiden itu, gabungan mahasiswa melemparkan sebanyak empat bom molotov ke dalam kantor gubernur. Selain molotov, beberapa oknum mahasiswa juga melepaskan anak panah ke arah petugas yang berusaha memukul mundur massa.
Insiden saling serang ini berlangsung selama dua jam, mulai pukul 16.00 Wita hingga 18.00 Wita, Kamis (13/6/2013) sore. Sebanyak tiga petugas kepolisian mengalami luka memar dan lebam akibat terkena lemparan molotov dan batu dari arah mahasiswa.
Wakapolda Sulselbar Brigjen Pol Syahrul Mamma yang turun ke lokasi kejadian mengatakan, sebanyak empat orang mahasiswa ditangkap dalam insiden itu.
Mereka diamankan setelah diduga kuat provokator, dan diantara mereka tertangkap tangan membawa bom molotov dan anak panah.
"Mereka sudah tidak lagi berunjuk rasa, tapi sudah ranah kriminal. Buktinya ada bom molotov dan anak panah. Makanya kita lakukan upaya represif," ungkapnya saat ditemui di TKP tadi malam.
Hingga kii, suasana di sekitar Kantor Gubernur Sulsel masih mencekam. Ratusan aparat Brimob dan Sabhara Polda Sulselbar masih siaga di depan kantor.
Dalam insiden itu, gabungan mahasiswa melemparkan sebanyak empat bom molotov ke dalam kantor gubernur. Selain molotov, beberapa oknum mahasiswa juga melepaskan anak panah ke arah petugas yang berusaha memukul mundur massa.
Insiden saling serang ini berlangsung selama dua jam, mulai pukul 16.00 Wita hingga 18.00 Wita, Kamis (13/6/2013) sore. Sebanyak tiga petugas kepolisian mengalami luka memar dan lebam akibat terkena lemparan molotov dan batu dari arah mahasiswa.
Wakapolda Sulselbar Brigjen Pol Syahrul Mamma yang turun ke lokasi kejadian mengatakan, sebanyak empat orang mahasiswa ditangkap dalam insiden itu.
Mereka diamankan setelah diduga kuat provokator, dan diantara mereka tertangkap tangan membawa bom molotov dan anak panah.
"Mereka sudah tidak lagi berunjuk rasa, tapi sudah ranah kriminal. Buktinya ada bom molotov dan anak panah. Makanya kita lakukan upaya represif," ungkapnya saat ditemui di TKP tadi malam.
Hingga kii, suasana di sekitar Kantor Gubernur Sulsel masih mencekam. Ratusan aparat Brimob dan Sabhara Polda Sulselbar masih siaga di depan kantor.
(ysw)