4 kecamatan di Bandung rawan gesekan pendukung wali kota
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang pelaksanaan Kampanye Pemilihan wali Kota (Pilwalkot) Bandung, Kepolisian resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung memetakan wilayah rawan konflik.
Saat ini terdapat empat kecamatan yang kemungkinan sangat rawan terjadi gesekan pendukung calon wali kota (Cawalkot).
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengungkapkan, dari 30 Kecamatan di Kota Bandung, beberapa diantaranya seperti Kecamatan Lengkong, Kecamatan Regol, Kecamatan Sumur Bandung, dan Kecamatan Bandung Wetan harus mendapat pengawalan ekstra.
“Di Regol itu biasa dijadikan tempat rapat umum seperti di Tegalega. Kemudian di Lengkong itu banyak sekretariat Parpol, lalu wilayah lain seperti Sumur Bandung dan Bandung Wetan menjadi pusat kota yang rawan kemacetan,” bebernya kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jumat (7/6/2013).
Dalam kampanyenya kali ini, pihaknya pun tidak memungkiri adanya potensi konflik antar pendukung calon. Pasalnya, dalam satu hari delapan pasangan calon akan berkampanye di delapan zona yang telah ditentukan KPU Kota Bandung.
“Jadi potensi bertemunya para pendukung yang berbeda di jalan bisa terjadi. Tidak hanya itu kita juga antisipasi adanya pengrusakan simbol-simbol partai atau calon oleh massa,” jelasnya.
Rakhamn mengatakan, selain dua hal tersebut pihaknya juga tidak akan mengurangi antisipasi terhadap kejahatan konvensional seperti curanmor, pencurian biasa, dan pencurian dengan kekerasan selama massa kampanye.
Saat ini terdapat empat kecamatan yang kemungkinan sangat rawan terjadi gesekan pendukung calon wali kota (Cawalkot).
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Abdul Rakhman Baso mengungkapkan, dari 30 Kecamatan di Kota Bandung, beberapa diantaranya seperti Kecamatan Lengkong, Kecamatan Regol, Kecamatan Sumur Bandung, dan Kecamatan Bandung Wetan harus mendapat pengawalan ekstra.
“Di Regol itu biasa dijadikan tempat rapat umum seperti di Tegalega. Kemudian di Lengkong itu banyak sekretariat Parpol, lalu wilayah lain seperti Sumur Bandung dan Bandung Wetan menjadi pusat kota yang rawan kemacetan,” bebernya kepada wartawan di Mapolrestabes Bandung, Jumat (7/6/2013).
Dalam kampanyenya kali ini, pihaknya pun tidak memungkiri adanya potensi konflik antar pendukung calon. Pasalnya, dalam satu hari delapan pasangan calon akan berkampanye di delapan zona yang telah ditentukan KPU Kota Bandung.
“Jadi potensi bertemunya para pendukung yang berbeda di jalan bisa terjadi. Tidak hanya itu kita juga antisipasi adanya pengrusakan simbol-simbol partai atau calon oleh massa,” jelasnya.
Rakhamn mengatakan, selain dua hal tersebut pihaknya juga tidak akan mengurangi antisipasi terhadap kejahatan konvensional seperti curanmor, pencurian biasa, dan pencurian dengan kekerasan selama massa kampanye.
(ysw)