Khofifah: Ada yang ketakutan Cagub dari NU murni
A
A
A
Sindonews.com - Khofifah Indar Parawansa menilai ada sejumlah pihak yang merasa ketakutan dengan munculnya calon gubernur Jawa Timur yang murni dari golongan Nahdatul Ulama (NU).
Mantan menteri era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini menyebut, hal itu lantaran jumlah pemilih pada pemilihan gubernur Jawa Timur 29 Agustus 2013 mendatang mencapai 29,8 juta jiwa. 24 juta diantaranya merupakan warga Nahdliyin.
“Jadi wajar kalau mereka ketakutan,“ ujarnya di sela acara Harlah Muslimat NU Tulungagung, Rabu (5/6/2013) malam.
Mereka yang dimaksud Khofifah adalah orang-orang yang sengaja mengganjal pencalonannya sebagai gubernur Jawa Timur. Secara implisit, tudingan terarah kepada pasangan inkumbent Soekarwo dan Syaifullah Yusuf.
“Ada yang tidak senang dengan pencalonan saya yang kedua kali ini. Sudah mendapat dukungan 30 persen suara, masih juga merecoki dukungan calon lain. Suaranya sudah berlebih, tapi masih mau mencuri suara dari partai kecil,“ sindir Khofifah.
Seperti diketahui pencalonan Khofifah yang berpasangan dengan Irjen Pol (Purn) Herman S Sumawiredja sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur terancam gagal.
Sebab dua partai pendukung Khofifah, yakni Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia (PPNUI) diklaim telah mendukung pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa). Sementara untuk mencalonkan diri sebagai pasangan Cagub-Cawagub minimal harus mendapat dukungan suara parpol 15 persen.
Pihak kedua yang menurutnya ikut bertanggung jawab atas penjegalanya sebagai calon gubernur adalah KPU Jatim. Ia mencontohkan KPU beberapa kali membatalkan acara rapat pleno yang mengundang seluruh parpol pengusung maupun pendukung calon gubernur Jatim.
“Acara dibatalkan mendadak hanya karena ada sekjen yang tidak hadir. Padahal seluruh Ketua Umum Partai hadir,“ terangnya.
Umat, khususnya Nahdliyin di Jawa Timur, kata Khofifah sengaja dibingungkan. Kendati demikian dirinya tetap optimis akan lolos dan akan merebut suara mayoritas pemilih dalam pilgub mendatang.
“Saya optimis bisa lolos dari upaya penjegalan ini,“ pungkasnya.
Mantan menteri era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid ini menyebut, hal itu lantaran jumlah pemilih pada pemilihan gubernur Jawa Timur 29 Agustus 2013 mendatang mencapai 29,8 juta jiwa. 24 juta diantaranya merupakan warga Nahdliyin.
“Jadi wajar kalau mereka ketakutan,“ ujarnya di sela acara Harlah Muslimat NU Tulungagung, Rabu (5/6/2013) malam.
Mereka yang dimaksud Khofifah adalah orang-orang yang sengaja mengganjal pencalonannya sebagai gubernur Jawa Timur. Secara implisit, tudingan terarah kepada pasangan inkumbent Soekarwo dan Syaifullah Yusuf.
“Ada yang tidak senang dengan pencalonan saya yang kedua kali ini. Sudah mendapat dukungan 30 persen suara, masih juga merecoki dukungan calon lain. Suaranya sudah berlebih, tapi masih mau mencuri suara dari partai kecil,“ sindir Khofifah.
Seperti diketahui pencalonan Khofifah yang berpasangan dengan Irjen Pol (Purn) Herman S Sumawiredja sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur terancam gagal.
Sebab dua partai pendukung Khofifah, yakni Partai Kedaulatan (PK) dan Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia (PPNUI) diklaim telah mendukung pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa). Sementara untuk mencalonkan diri sebagai pasangan Cagub-Cawagub minimal harus mendapat dukungan suara parpol 15 persen.
Pihak kedua yang menurutnya ikut bertanggung jawab atas penjegalanya sebagai calon gubernur adalah KPU Jatim. Ia mencontohkan KPU beberapa kali membatalkan acara rapat pleno yang mengundang seluruh parpol pengusung maupun pendukung calon gubernur Jatim.
“Acara dibatalkan mendadak hanya karena ada sekjen yang tidak hadir. Padahal seluruh Ketua Umum Partai hadir,“ terangnya.
Umat, khususnya Nahdliyin di Jawa Timur, kata Khofifah sengaja dibingungkan. Kendati demikian dirinya tetap optimis akan lolos dan akan merebut suara mayoritas pemilih dalam pilgub mendatang.
“Saya optimis bisa lolos dari upaya penjegalan ini,“ pungkasnya.
(rsa)