PKL demo Dishub Kota Batu terkait jalur one way
A
A
A
Sindonews.com - Gelombang protes kepada Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi (Dishubkominfo) Kota Batu atas pemberlakuan jalur one way terus mengalir.
Kali ini datang dari paguyuban PKL dan pedagang oleh-oleh khas Kota Batu yang berjualan di Jalan Patimura, Dewi Sartika, Agus Salim dan Imam Bonjol. Sebelumnya protes dilancarkan pengurus sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Batu.
Agus Suryono, perwakilan PKL yang tinggal di Jalan Patimura menyatakan, sejak diberlakukan jalur satu arah mulai 22 Mei lalu, pendapatan PKL di sepanjang jalan yang dilalui jalur satu arah menurun drastis. Sehingga, dia mewakili teman-temannya menyampaikan aspirasinya ke anggota DPRD Kota Batu.
“Kita datang ke gedung dewan, supaya menekan pemerintah. Agar mengembalikan jalur kendaraan seperti sedia kala. Tidak ada jalur satu arah lagi di depan Pasar Batu,” ungkap Agus dengan nada berapi-api, Rabu (5/6/2013).
Ucapan serupa juga disampaikan H Zaini, pedagang makanan-minuman khas Kota Batu. Menurutnya, pemberlakuan jalur satu arah hanya menguntungkan beberapa pihak. Sebab yang terjadi sekarang ini dipertigaan Jalan Dewi Sartika, sering macet arus kendaraannya.
Menurutnya, jika lalu lintas di Jalan Patimura macet, secara otomatis tidak ada wisatawan yang mau singgah ke tokonya maupun ke warung-warung di Jalan Dewi Sartika.
“Seperti 25 Mei lalu, bus pariwisata macet di sepanjang Jalan Patimura. Akhirnya suasana jalan menjadi kacau, dan banyak wisatawan memutar balik kendaraannya menuju Kota Malang lagi,” ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menyatakan, selama ini masyarakat belum terbiasa untuk menggunakan jalur satu arah akhirnya menjadi terkejut. Padahal, penerapan jalur satu arah itu bertujuan untuk mencegah kemacetan arus lalu lintas di Jalan Patimura sampai Jalan Imam Bonjol.
“Kita mengakui pemerintah memang kurang sosialisasi dalam memberlakukan jalur satu arah ini. Solusinya Jumat pagi, Dishub akan mengundang Ketua RT, RW dan tokoh masyarakat yang tinggal disepanjang jalur one way. Pemerintah memang membutuhkan pendapat dari masyarakat,” jelas Punjul.
Menurut Punjul, pemanfaatan jalur one way ini hanya faktor kebiasan saja. “Sejak puluhan tahun masyarakat sudah terbiasa dengan jalur lalu lintas yang lama. Sehingga saat ada penetaan jalur satu arah banyak orang kaget. Hal itu kita anggap biasa dan segera kita carikan solusinya, tanpa menyebutkan solusi yang dimaksudkan,” urai dia.
Kali ini datang dari paguyuban PKL dan pedagang oleh-oleh khas Kota Batu yang berjualan di Jalan Patimura, Dewi Sartika, Agus Salim dan Imam Bonjol. Sebelumnya protes dilancarkan pengurus sopir angkutan kota (Angkot) di Kota Batu.
Agus Suryono, perwakilan PKL yang tinggal di Jalan Patimura menyatakan, sejak diberlakukan jalur satu arah mulai 22 Mei lalu, pendapatan PKL di sepanjang jalan yang dilalui jalur satu arah menurun drastis. Sehingga, dia mewakili teman-temannya menyampaikan aspirasinya ke anggota DPRD Kota Batu.
“Kita datang ke gedung dewan, supaya menekan pemerintah. Agar mengembalikan jalur kendaraan seperti sedia kala. Tidak ada jalur satu arah lagi di depan Pasar Batu,” ungkap Agus dengan nada berapi-api, Rabu (5/6/2013).
Ucapan serupa juga disampaikan H Zaini, pedagang makanan-minuman khas Kota Batu. Menurutnya, pemberlakuan jalur satu arah hanya menguntungkan beberapa pihak. Sebab yang terjadi sekarang ini dipertigaan Jalan Dewi Sartika, sering macet arus kendaraannya.
Menurutnya, jika lalu lintas di Jalan Patimura macet, secara otomatis tidak ada wisatawan yang mau singgah ke tokonya maupun ke warung-warung di Jalan Dewi Sartika.
“Seperti 25 Mei lalu, bus pariwisata macet di sepanjang Jalan Patimura. Akhirnya suasana jalan menjadi kacau, dan banyak wisatawan memutar balik kendaraannya menuju Kota Malang lagi,” ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menyatakan, selama ini masyarakat belum terbiasa untuk menggunakan jalur satu arah akhirnya menjadi terkejut. Padahal, penerapan jalur satu arah itu bertujuan untuk mencegah kemacetan arus lalu lintas di Jalan Patimura sampai Jalan Imam Bonjol.
“Kita mengakui pemerintah memang kurang sosialisasi dalam memberlakukan jalur satu arah ini. Solusinya Jumat pagi, Dishub akan mengundang Ketua RT, RW dan tokoh masyarakat yang tinggal disepanjang jalur one way. Pemerintah memang membutuhkan pendapat dari masyarakat,” jelas Punjul.
Menurut Punjul, pemanfaatan jalur one way ini hanya faktor kebiasan saja. “Sejak puluhan tahun masyarakat sudah terbiasa dengan jalur lalu lintas yang lama. Sehingga saat ada penetaan jalur satu arah banyak orang kaget. Hal itu kita anggap biasa dan segera kita carikan solusinya, tanpa menyebutkan solusi yang dimaksudkan,” urai dia.
(rsa)