Melebihi kapasitas, bentor diprotes warga
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah orang tua di Tebing Tinggi berharap agar pihak kepolisian bersikap tegas terhadap pengendara ojek gandeng atau becak motor (Bentor) serta angdes yang suka menaikan penumpang melebihi kapasitas.
Karena menurut mereka, setiap orang tua yang melihat hal tersebut jelas akan menjadi cemas. Apalagi mereka masih anak-anak dan sama sekali belum mengerti dengan bahaya yang mengancam mereka.
Seperti diungkapkan oleh Ani, salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Tanjung Kupang yang mengaku sangat kaget saat melihat anaknya pulang sekolah naik bentor bersama enam orang temannya. Menurutnya dengan kondisi tersebut jelas sudah melebihi kapasitas, karena penumpang bentor hanya 2 orang sesuai dengan kapasitas tempat duduk yang ada.
“Jadi mereka berjumlah 7 orang termasuk anak saya, bahkan ada yang bergantungan dibelakang dan berdiri dibagian depan gandengan motor itu, jelas saya marah-marah,” ujarnya, Senin (27/5/2013).
Menurutnya, melihat hal itu jelas orang tua yang lain akan cemas. Mereka tidak menyalahkan anak-anak mereka, karena secara umur belum mengerti bahaya. Namun mereka (pengojek) yang harus memikirkan hal itu. Apalagi menurutnya rata-rata kendaraan yang melintas di jalan utama di Tebing Tinggi berkecepatan tinggi dan banyak kendaraan dari luar daerah.
“Ini kan jalan lintas, jadi wajarlah kami cemas melihatnya, kami tidak terbayang jika terjadi apa-apa dengan anak-anak itu semisal jatuh atau tabrakan,” tukasnya.
Terpisah Kadisdik Empatlawang Akisropi Ayub melalui Kabid Dikmen Regi Subono mengungkapkan, pihaknya dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan kepada peserta didik di Empatlawang, agar tidak naik keatas atap mobil atau bergantungan.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan menggandeng pihak kepolisian. Mereka juga akan meminta pihak kepolisian untuk mencegah para sopir tersebut agar tidak menaikkan penumpang terutama anak-anak sekolah secara berlebihan.
“Kita akui itu masih banyak terjadi dan kita temui, namun akan terus kita upayakan agar dapat diminimalisir, karena jujur saja kami juga sangat khawatir melihat pemandangan itu,” jelasnya.
Karena menurut mereka, setiap orang tua yang melihat hal tersebut jelas akan menjadi cemas. Apalagi mereka masih anak-anak dan sama sekali belum mengerti dengan bahaya yang mengancam mereka.
Seperti diungkapkan oleh Ani, salah seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Tanjung Kupang yang mengaku sangat kaget saat melihat anaknya pulang sekolah naik bentor bersama enam orang temannya. Menurutnya dengan kondisi tersebut jelas sudah melebihi kapasitas, karena penumpang bentor hanya 2 orang sesuai dengan kapasitas tempat duduk yang ada.
“Jadi mereka berjumlah 7 orang termasuk anak saya, bahkan ada yang bergantungan dibelakang dan berdiri dibagian depan gandengan motor itu, jelas saya marah-marah,” ujarnya, Senin (27/5/2013).
Menurutnya, melihat hal itu jelas orang tua yang lain akan cemas. Mereka tidak menyalahkan anak-anak mereka, karena secara umur belum mengerti bahaya. Namun mereka (pengojek) yang harus memikirkan hal itu. Apalagi menurutnya rata-rata kendaraan yang melintas di jalan utama di Tebing Tinggi berkecepatan tinggi dan banyak kendaraan dari luar daerah.
“Ini kan jalan lintas, jadi wajarlah kami cemas melihatnya, kami tidak terbayang jika terjadi apa-apa dengan anak-anak itu semisal jatuh atau tabrakan,” tukasnya.
Terpisah Kadisdik Empatlawang Akisropi Ayub melalui Kabid Dikmen Regi Subono mengungkapkan, pihaknya dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan kepada peserta didik di Empatlawang, agar tidak naik keatas atap mobil atau bergantungan.
Pihaknya akan terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah dengan menggandeng pihak kepolisian. Mereka juga akan meminta pihak kepolisian untuk mencegah para sopir tersebut agar tidak menaikkan penumpang terutama anak-anak sekolah secara berlebihan.
“Kita akui itu masih banyak terjadi dan kita temui, namun akan terus kita upayakan agar dapat diminimalisir, karena jujur saja kami juga sangat khawatir melihat pemandangan itu,” jelasnya.
(ysw)