Normalisasi Sungai Ayik Bayau mulai dilakukan

Kamis, 25 April 2013 - 05:00 WIB
Normalisasi Sungai Ayik...
Normalisasi Sungai Ayik Bayau mulai dilakukan
A A A
Sindonews.com - Harapan warga di empat desa masing-masing Desa Muara Pinang, Sapa Panjang, Talang Baru dan Lubuk Tanjung agar kondisi sungai Ayik Bayau di normalisasi terwujud.

Pasalnya, Pemkab Empatlawang saat ini sudah menurunkan alat berat dan petugas untuk melakukan pengerukan dasar sungai yang merupakan aliran utama belerang dari dari Gunung Api Dempo( GAD) Kota Pagar Alam. Pengerukan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi kembalinya banjir bandang yang mengandung zat belerang, seperti terjadi beberapa waktu lalu.

Akibat banjir tersebut air dan material yang mengandung belerang meluap ke areal perkebunan kopi warga yang menyebabkan kerusakan.

Camat Muara Pinang Suryadi Husein saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Menurutnya rencana pengerukan tersebut akan dilakukan sepanjang 2 kilometer di titik-titik terdangkal. Untuk saat ini ada tiga titik yang akan dilakukan pengerukan, masing-masing di dekat jembatan gantung Desa Talang Baru, kemudian di kawasan Talang Beringin dan jalur sungai Desa Lubuk Tanjung.

“Sudah sepanjang 200 meter yang dilakukan pengerukan dengan kedalaman sekitar 2 meter, material yang diangkat berupa batu, tanah dan pasir,” ujarnya, Rabu (25/4/2013).

Pengerukan sendiri menurutnya dilakukan dengan eksavator yang disediakan oleh Pemkab Empatlawang. Kemungkinan jalur yang akan dikeruk ada empat titik. Namun petugas belum mendapatkan izin untuk melewatkan alat berat yaitu eksavator untuk menuju lokasi tersebut. Karena menurutnya, target pengerukan akan dilakukan sepanjang 2 Km.

“Yang pasti lokasi yang dikeruk terutama mengambil di titik-titik alur sungai yang alurnya sudah berpindah, bahkan masuk ke areal perkebunan warga,” jelasnya.

Tindakan pengerukan tersebut menurutnya memang sudah mendesak dilakukan. Karena warga khususnya petani dikawasan tersebut cemas dan khawatir kembali terjadi banjir belerang. Karena dampaknya sangat dirasakan. Bila tanaman sudah terkena air yang tercampur belerang akan mati dengan sendirinya, sehingga tidak bisa berproduksi kembali.

“Jelas ini menjadi ancaman, karena kebun kopi milik petani yang terkena belerang beberapa waktu lalu daunnya sudah mulai menguning,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Empatlawang Hasbullah mengatakan sejak beberapa tahun lalu sudah mengusulkan ke pihak propinsi untuk melakukan pengerukan dasar sungai dan membangun bronjong penahan.

Karena menurutnya salah satu yang menjadi penyebab pendangkalan tersebut dikarenakan material yang berasal dari gunung Dempo selama ini terus turun karena dibawa oleh air dan mengendap. Sehingga pada saat tertentu, atau saat terjadi banjir magma akibat derasnya curah hujan menyebabkan debit sungai meluap.

“Intinya kita lakukan upaya secepatnya, apalagi sudah di instruksikan langsung oleh bapak bupati, karena kita juga khawatir jika tidak dilakukan pengerukan segera akan terjadi banjir susulan yang membawa belerang dari gunung Dempo,” ujarnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1214 seconds (0.1#10.140)