Gereja peninggalan Belanda terbakar
A
A
A
Sindonews.com - Gereja Bethel Indonesia (GBI) Magelang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No 13 Kampung Meteseh, Kelurahan Magelang, Kota Magelang terbakar, Senin (22/4) dini hari. Kebakaran tersebut diduga terjadi karena hubungan arus pendek.
Kebakaran hebat itu menghanguskan seluruh atap gedung dan seisi gereja, seperti alat musik, sound system, 300 kursi, baju-baju, altar, dan lain sebagainya. Beruntung, dalam kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Kerugian yang terjadi akibat kebakaran di gereja yang dibangun tahun 1892 itu belum bisa ditaksir mengingat pihak-pihak terkait masih melakukan penyelidikan.
Ny Agus Bastian (72), warga yang tinggal di sebelah gereja persis menuturkan, peristiwa terjadi begitu cepat. Ibu yang juga jemaat gereja itu mengaku mengetahui api sudah berkobar cukup besar sekitar pukul 00.15.
“Lalu putra saya yang lari ke depan untuk berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Kemudian banyak warga yang datang memberi pertolongan sebisanya sebelum akhirnya petugas pemadam kebakaran (damkar) datang,” ujarnya di lokasi kejadian, Senin (22/4/2013).
Koster Gereja Naftari Wira Puspawijaya (18), mengaku mengetahui GBI tempatnya terbakar melalui telepon dari seorang teman sekira pukul 01.00 WIB. Saat kejadian, kondisi gereja memang kosong tidak ada yang menjaga.
“Saya ditelpon teman dan saya langsung berangkat ke gereja. Sampai di gereja saya lihat api sudah berkobar-kobar. Saya belum tahu penyebabnya, tapi sepertinya konsleting listrik,” tuturnya yang sudah tiga tahun bekerja di GBI itu.
Kepala Badan Kesbangpolinmas Kota Magelang, Suryantoro menyempatkan diri melihat lokasi kebakaran pagi harinya. Bersama sejumlah staff ia melihat sisa-sisa kebakaran, termasuk rumah warga yang ada di sampingnya.
“Kebetulan malam itu saya tidak bisa datang ke lokasi dan baru pagi harinya datang. Kami hanya meninjau lokasi dan hasilnya akan kami sampaikan ke wali kota,” katanya.
Sementara itu, jajaran Polres Magelang Kota masih akan menunggu Tim Laboratorium Forensik (Labfor), Polda Jateng untuk menyelidiki peristiwa kebakaran di Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Kasubag Humas Polres Magelang Kota, AKP Murdjito mengatakan, sampai saat ini terkait peristiwa itu masih dilakukan penyelidikan. Namun diperkirakan penyebabnya adalah adanya arus pendek pada jaringan listrik.
"Keterangan sementara dugaan berasal dari hubungan arus pendek listrik bagian dalam bangunan. Rencananya hari ini (kemarin) Tim Labfor Semarang akan datang kesini untuk menyelidiki secara mendalam kebakaran tersebut," jelasnya.
Terpisah, Agung Bagus Priyana, Koordinator Komunitas Kota Tua Magelang mengatakan bahwa gereja Kristen tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi meski bangunan ini belum tercatat sebagai benda cagar budaya di Kota Magelang.
Gereja tersebut terletak di kawasan pandestiran, sebuah kawasan yang dulunya digunakan tokoh Belanda Johannes van Dee Steur untuk mendirikan panti asuhan. Ada sekira 7.000 anak asuh disana baik dari pribumi, indo, maupun Belanda. Beberapa anak asuhnya memiliki bapak yang menjadi tentara Belanda di Magelang.
"Saat ini panti asuhan tersebut berada di utara gereja,"katanya.
Dia menambahkan kemungkinan sosok Johannes memberikan peranan penting pada masyarakat Magelang dalam penyebarkan agama nasrani. Ia wafat sekitar bulan September 1945 dengan upacara di gereja Bethel Indonesia dan dimakamkan di Kerkop Magelang.
Kebakaran hebat itu menghanguskan seluruh atap gedung dan seisi gereja, seperti alat musik, sound system, 300 kursi, baju-baju, altar, dan lain sebagainya. Beruntung, dalam kejadian itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Kerugian yang terjadi akibat kebakaran di gereja yang dibangun tahun 1892 itu belum bisa ditaksir mengingat pihak-pihak terkait masih melakukan penyelidikan.
Ny Agus Bastian (72), warga yang tinggal di sebelah gereja persis menuturkan, peristiwa terjadi begitu cepat. Ibu yang juga jemaat gereja itu mengaku mengetahui api sudah berkobar cukup besar sekitar pukul 00.15.
“Lalu putra saya yang lari ke depan untuk berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Kemudian banyak warga yang datang memberi pertolongan sebisanya sebelum akhirnya petugas pemadam kebakaran (damkar) datang,” ujarnya di lokasi kejadian, Senin (22/4/2013).
Koster Gereja Naftari Wira Puspawijaya (18), mengaku mengetahui GBI tempatnya terbakar melalui telepon dari seorang teman sekira pukul 01.00 WIB. Saat kejadian, kondisi gereja memang kosong tidak ada yang menjaga.
“Saya ditelpon teman dan saya langsung berangkat ke gereja. Sampai di gereja saya lihat api sudah berkobar-kobar. Saya belum tahu penyebabnya, tapi sepertinya konsleting listrik,” tuturnya yang sudah tiga tahun bekerja di GBI itu.
Kepala Badan Kesbangpolinmas Kota Magelang, Suryantoro menyempatkan diri melihat lokasi kebakaran pagi harinya. Bersama sejumlah staff ia melihat sisa-sisa kebakaran, termasuk rumah warga yang ada di sampingnya.
“Kebetulan malam itu saya tidak bisa datang ke lokasi dan baru pagi harinya datang. Kami hanya meninjau lokasi dan hasilnya akan kami sampaikan ke wali kota,” katanya.
Sementara itu, jajaran Polres Magelang Kota masih akan menunggu Tim Laboratorium Forensik (Labfor), Polda Jateng untuk menyelidiki peristiwa kebakaran di Gereja Bethel Indonesia (GBI).
Kasubag Humas Polres Magelang Kota, AKP Murdjito mengatakan, sampai saat ini terkait peristiwa itu masih dilakukan penyelidikan. Namun diperkirakan penyebabnya adalah adanya arus pendek pada jaringan listrik.
"Keterangan sementara dugaan berasal dari hubungan arus pendek listrik bagian dalam bangunan. Rencananya hari ini (kemarin) Tim Labfor Semarang akan datang kesini untuk menyelidiki secara mendalam kebakaran tersebut," jelasnya.
Terpisah, Agung Bagus Priyana, Koordinator Komunitas Kota Tua Magelang mengatakan bahwa gereja Kristen tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi meski bangunan ini belum tercatat sebagai benda cagar budaya di Kota Magelang.
Gereja tersebut terletak di kawasan pandestiran, sebuah kawasan yang dulunya digunakan tokoh Belanda Johannes van Dee Steur untuk mendirikan panti asuhan. Ada sekira 7.000 anak asuh disana baik dari pribumi, indo, maupun Belanda. Beberapa anak asuhnya memiliki bapak yang menjadi tentara Belanda di Magelang.
"Saat ini panti asuhan tersebut berada di utara gereja,"katanya.
Dia menambahkan kemungkinan sosok Johannes memberikan peranan penting pada masyarakat Magelang dalam penyebarkan agama nasrani. Ia wafat sekitar bulan September 1945 dengan upacara di gereja Bethel Indonesia dan dimakamkan di Kerkop Magelang.
(rsa)