Evakuasi korban kapal tenggelam 7 hari
A
A
A
Sindonews.com - Proses pencarian korban tenggelam Kapal KM Arinda yang tenggelam di Sungai Mahakam, persisnya di Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Loa Janan, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), hanya akan berlangsung satu pekan.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) Wahyu Kuluk kepada Sindonews, Jumat (19/4/2013).
"Berdasarkan hasil rapat dengan semua pihak terkait, pencarian hanya akan kami lakukan selama tujuh hari," jelasnya.
Menurut Wahyu, hal itu mengingat kondisi jenazah yang terombang-ambing di sungai tersebut selama berhari-hari yang disebutnya akan kecil kemungkinan untuk ditemukan secara hidup, dan utuh.
"Di Sungai itu kan banyak ikan, kemungkinan mereka akan sedikit demi sedikit memakan jasad korban tenggelam, ditambah Sungai Mahakam yang sangat luas, tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukan pencarian lebih dari tujuh hari," jelasnya.
Ketika ditanya santunan bagi para korban, Wahyu menyebut Pemerintah Kota setempat akan memberikan santunan kepada para korban. Meskipun begitu, dia belum mau menyebutkan besaran nominal yang akan diterima kepada korban ataupun keluarga korban.
"Wali Kota menyebut akan memberikan santunan, namun saya belum bisa bicarakan. Nanti kalau sudah pasti akan kami sebutkan," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal pengangkut karyawan PT Kalamur tenggelam pada Rabu, 17 April 2013, sekira pukul 17.30 Wita.
Kapal penumpang terbuat dari kayu itu karam sekira 15 meter jelang dermaga. Data pasti manifes kapal masih simpang siur. Namun dari 22 orang yang dinyatakan hilang berdasarkan data dari perusahaan, dua orang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, setelah sebelumnya satu korban atas nama Nurhayati meninggal di RS Trauma Center.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) Wahyu Kuluk kepada Sindonews, Jumat (19/4/2013).
"Berdasarkan hasil rapat dengan semua pihak terkait, pencarian hanya akan kami lakukan selama tujuh hari," jelasnya.
Menurut Wahyu, hal itu mengingat kondisi jenazah yang terombang-ambing di sungai tersebut selama berhari-hari yang disebutnya akan kecil kemungkinan untuk ditemukan secara hidup, dan utuh.
"Di Sungai itu kan banyak ikan, kemungkinan mereka akan sedikit demi sedikit memakan jasad korban tenggelam, ditambah Sungai Mahakam yang sangat luas, tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukan pencarian lebih dari tujuh hari," jelasnya.
Ketika ditanya santunan bagi para korban, Wahyu menyebut Pemerintah Kota setempat akan memberikan santunan kepada para korban. Meskipun begitu, dia belum mau menyebutkan besaran nominal yang akan diterima kepada korban ataupun keluarga korban.
"Wali Kota menyebut akan memberikan santunan, namun saya belum bisa bicarakan. Nanti kalau sudah pasti akan kami sebutkan," jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kapal pengangkut karyawan PT Kalamur tenggelam pada Rabu, 17 April 2013, sekira pukul 17.30 Wita.
Kapal penumpang terbuat dari kayu itu karam sekira 15 meter jelang dermaga. Data pasti manifes kapal masih simpang siur. Namun dari 22 orang yang dinyatakan hilang berdasarkan data dari perusahaan, dua orang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, setelah sebelumnya satu korban atas nama Nurhayati meninggal di RS Trauma Center.
(rsa)