DBD mewabah di Desa Garongan
A
A
A
Sindonews.com – Belasan warga Desa Garongan, Panjatan, Kulonprogo diindikasikan terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam satu bulan terakhir. Bahkan ada satu keluarga yang sempat menalani perawatan.
Widodo (40) warga Desa Garongan mengatakan, dari 12 warga yang terindikasi terkenda DBD tersebut, beberapa di antaranya dirawat di Puskesmas dan lainnya di RSUD Wates. Kini, seluruhnya sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Kejadiannya sebulan terakhir, malah ada yang satu keluarga lima orang semuanya terindikasi DBD. Gejalanya persis seperti DBD. Tapi sekarang semuanya sudah kembali ke rumah untuk pemulihan,” kata Widodo di rumahnya, Senin (15/4/2013)
Menurut dia, akibat kejadian ini Dinas Kesehatan sempat melakukan pengasapan di daerah tersebut. Tapi sayang, fogging itu dinilai belum maksimal karena nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD masih cukup banyak.
“Harapan kami ada foging susulan yang lebih baik, agar nyamuk yang sekarang berkeliaran hilang. Kami juga berharap ada sosialisasi menyeluruh terkait pemberantasan sarang nyamuk karena kesadaran warga masih sangat minim,” harapnya.
Yuwana, warga Garongan lainnya mengaku khawatir karena banyaknya warga yang terindikasi DBD. Dia berharap, Dinkes memberi sosialisasi kepada warga agar tidak ada kejadian serupa di wilayah lain.
“Kebetulan yang kena kan di Dusun tetangga, tapi saya juga tidak ingin ada kasus serupa di daerah saya,” katanya.
Widodo (40) warga Desa Garongan mengatakan, dari 12 warga yang terindikasi terkenda DBD tersebut, beberapa di antaranya dirawat di Puskesmas dan lainnya di RSUD Wates. Kini, seluruhnya sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Kejadiannya sebulan terakhir, malah ada yang satu keluarga lima orang semuanya terindikasi DBD. Gejalanya persis seperti DBD. Tapi sekarang semuanya sudah kembali ke rumah untuk pemulihan,” kata Widodo di rumahnya, Senin (15/4/2013)
Menurut dia, akibat kejadian ini Dinas Kesehatan sempat melakukan pengasapan di daerah tersebut. Tapi sayang, fogging itu dinilai belum maksimal karena nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab DBD masih cukup banyak.
“Harapan kami ada foging susulan yang lebih baik, agar nyamuk yang sekarang berkeliaran hilang. Kami juga berharap ada sosialisasi menyeluruh terkait pemberantasan sarang nyamuk karena kesadaran warga masih sangat minim,” harapnya.
Yuwana, warga Garongan lainnya mengaku khawatir karena banyaknya warga yang terindikasi DBD. Dia berharap, Dinkes memberi sosialisasi kepada warga agar tidak ada kejadian serupa di wilayah lain.
“Kebetulan yang kena kan di Dusun tetangga, tapi saya juga tidak ingin ada kasus serupa di daerah saya,” katanya.
(ysw)