Ini penyebab Bandung Selatan menjadi wilayah langganan banjir
A
A
A
Sindonews.com - Bandung Selatan selalu menjadi wilayah yang akrab dengan genangan banjir. Lantas apa yang menyebabkan wilayah tersebut menjadi langganan banjir?.
Diketahui, Bandung Selatan berada sejajar dengan sungai terpanjang di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum. Bahkan beberapa desa ada yang berada di bawah sungai, terutama saat musim hujan.
Kondisi geografis tersebut setidaknya selalu membuat setidaknya tiga kecamatan di Bandung Selatan, yakni Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah, selalu terendam banjir.
Hal itu terpantau dari atas menara Masjid As Shofia, Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (9/4/2013). Menara tersebut tingginya mencapai 32 meter.
Dari pantauan tersebut, tampak Sungai Citarum yang mengalir dari Majalaya menuju selatan. Tepat di tiga kecamatan tersebut, posisi sungai lebih tinggi daripada perumahan.
Tampak juga beberapa titik di Jalan Raya Dayeuhkolot, dekat jembatan Sungai Citarum, masih digenangi sisa banjir setinggi 30-50 CM. Aktivitas warga sudah berjalan seperti biasa, anak-anak bermain di tengah jalan yang tergenang. Warga berusaha menembus jalan dengan motor, mobil, dan delman.
Sekertaris Camat Dayeuhkolot, Wawan Setiawan, mengatakan, sumber banjir Bandung Selatan selain Sungai Citarum, juga berasal dari anak-anak sungai Citarum, terutama Sungai Cisangkuy (Pangalengan)dan Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung.
"Nah posisi kami jadi semacam muaranya tiga sungai itu, yakni Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot," terang Wawan, di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (9/4/2013).
"Jadi walau di kita tak hujan tapi di tiga tempat itu (Majalaya, Pangalengan, Bandung) hujan, airnya gede ke kita, banjir," tambahnya.
Banjirnya Bandung Selatan sebenarnya tidak lepas dari kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai. Tampak di beberapa anak sungai Citarum dipenuhi sampah.
"Kesadaran warga untuk menjaga sungai juga masih minim. Selain itu, terjadi pendangkalan sungai," kata Babinsa Dayeuhkolot dari Kodim 0609 Kabupaten Bandung Sersan Satu (Sertu) Sugito.
Menurutnya, bertahun-tahun terendam banjir tidak meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan. "Kita harus mawas diri," katanya, yang sudah 4 tahun ikut tanggap darurat bencanan banjir di kawasan tersebut.
Menurutnya, penanganan banjir Bandung Selatan perlu tangan pemerintah pusat. Tidak mungkin Kabupaten Bandung dibiarkan sendirian. "Tapi itu urusan pusat lah, bentuknya bisa bikin waduk atau apa," ujarnya.
Sejal Sabtu 6 April 2013 lalu, Bandung selatan terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur Bandung Raya. Tinggi air mulai dari puluhan centimeter hingga hampir 2 meter. Akibatnya ribuan warga diungsikan.
Diketahui, Bandung Selatan berada sejajar dengan sungai terpanjang di Jawa Barat, yakni Sungai Citarum. Bahkan beberapa desa ada yang berada di bawah sungai, terutama saat musim hujan.
Kondisi geografis tersebut setidaknya selalu membuat setidaknya tiga kecamatan di Bandung Selatan, yakni Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah, selalu terendam banjir.
Hal itu terpantau dari atas menara Masjid As Shofia, Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (9/4/2013). Menara tersebut tingginya mencapai 32 meter.
Dari pantauan tersebut, tampak Sungai Citarum yang mengalir dari Majalaya menuju selatan. Tepat di tiga kecamatan tersebut, posisi sungai lebih tinggi daripada perumahan.
Tampak juga beberapa titik di Jalan Raya Dayeuhkolot, dekat jembatan Sungai Citarum, masih digenangi sisa banjir setinggi 30-50 CM. Aktivitas warga sudah berjalan seperti biasa, anak-anak bermain di tengah jalan yang tergenang. Warga berusaha menembus jalan dengan motor, mobil, dan delman.
Sekertaris Camat Dayeuhkolot, Wawan Setiawan, mengatakan, sumber banjir Bandung Selatan selain Sungai Citarum, juga berasal dari anak-anak sungai Citarum, terutama Sungai Cisangkuy (Pangalengan)dan Sungai Cikapundung yang membelah Kota Bandung.
"Nah posisi kami jadi semacam muaranya tiga sungai itu, yakni Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot," terang Wawan, di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa (9/4/2013).
"Jadi walau di kita tak hujan tapi di tiga tempat itu (Majalaya, Pangalengan, Bandung) hujan, airnya gede ke kita, banjir," tambahnya.
Banjirnya Bandung Selatan sebenarnya tidak lepas dari kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai. Tampak di beberapa anak sungai Citarum dipenuhi sampah.
"Kesadaran warga untuk menjaga sungai juga masih minim. Selain itu, terjadi pendangkalan sungai," kata Babinsa Dayeuhkolot dari Kodim 0609 Kabupaten Bandung Sersan Satu (Sertu) Sugito.
Menurutnya, bertahun-tahun terendam banjir tidak meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan. "Kita harus mawas diri," katanya, yang sudah 4 tahun ikut tanggap darurat bencanan banjir di kawasan tersebut.
Menurutnya, penanganan banjir Bandung Selatan perlu tangan pemerintah pusat. Tidak mungkin Kabupaten Bandung dibiarkan sendirian. "Tapi itu urusan pusat lah, bentuknya bisa bikin waduk atau apa," ujarnya.
Sejal Sabtu 6 April 2013 lalu, Bandung selatan terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur Bandung Raya. Tinggi air mulai dari puluhan centimeter hingga hampir 2 meter. Akibatnya ribuan warga diungsikan.
(rsa)