Penjagaan Kantor Imigrasi Surabaya lemah
A
A
A
Sindonews.com - Kaburnya 33 imigran gelap asal Myanmar dari rumah karantina Kantor Imigrasi Kelas 1 Surabaya, dan penginapan sementara Istana Permata Hotel Juanda, diduga lantaran lemahnya penjagaan.
Karena, ke-33 imigran tersebut dapat leluasa melarikan diri tanpa dilihat petugas imigrasi yang saat itu sedang melakukan proses pendataan.
"Para imigran tersebut kabur dengan cara melompat pagar belakang kantor. Kami mengakui penjagaan para imigran tersebut lemah," jelas Kepala Kantor Kelas 1 Surabaya, Dahlan Pasaribu, Selasa (9/4/2013).
Atas kejadian tersebut, sejumlah petugas imigrasi kini tengah menjalani proses pemeriksaan di Kantor Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, Jawa Timur, Surabaya. "Petugas yang ada saat itu sedang diperiksa," tegasnya
Menurut Dahlan, imigran yang berasal dari etnis muslim Rohingnya tersebut kini hanya tersisa tiga orang. Terdiri atas seorang ibu, dan dua anak kecil yang terdiri dari satu anak laki-laki, dan satu anak perempuan.
"Kami sedang mengejar para imigran, dibantu jajaran Polda Jatim. Kami akan cari di titik-titik persembunyian mereka yang kami ketahui," jelasnya.
Karena, ke-33 imigran tersebut dapat leluasa melarikan diri tanpa dilihat petugas imigrasi yang saat itu sedang melakukan proses pendataan.
"Para imigran tersebut kabur dengan cara melompat pagar belakang kantor. Kami mengakui penjagaan para imigran tersebut lemah," jelas Kepala Kantor Kelas 1 Surabaya, Dahlan Pasaribu, Selasa (9/4/2013).
Atas kejadian tersebut, sejumlah petugas imigrasi kini tengah menjalani proses pemeriksaan di Kantor Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, Jawa Timur, Surabaya. "Petugas yang ada saat itu sedang diperiksa," tegasnya
Menurut Dahlan, imigran yang berasal dari etnis muslim Rohingnya tersebut kini hanya tersisa tiga orang. Terdiri atas seorang ibu, dan dua anak kecil yang terdiri dari satu anak laki-laki, dan satu anak perempuan.
"Kami sedang mengejar para imigran, dibantu jajaran Polda Jatim. Kami akan cari di titik-titik persembunyian mereka yang kami ketahui," jelasnya.
(rsa)