BPBD minta Dinas kooperatif
A
A
A
Sindonews.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mendorong dinas-dinas dan instansi terkait untuk turun ke lapangan mengatasi korban banjir Kabupaten Bandung.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Hendrawan, mengatakan sebagian besar warga korban banjir sudah dievakuasi ke tempat pengungsian yang aman dari banjir.
Namun, setelah proses evakuasi diperlukan penyelamatan baik warga pengungsi maupun yang tidak ikut mengungsi. Saat ini BPBD menunggu distribusi makanan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung.
"Rencananya siang ini Dinsos akan membuka layanan dapur umum. Mudah-mudahan Dinsos segera turun," kata Hendrawan, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, dinas-dinas harus segera turun. "Bagi saya itu keharusan, bukan mudah-mudahan, karena ini menyangkut keselamatan manusia. Maka BPBD mendorong dinas terkait untuk actiont di lapangan," ungkapnya.
Beberapa dinas yang sudah turun ke lapangan di antaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Saat ini kebutuhan logistik dipusatkan di tempat pengungsian Rusunawa Baleendah. Tetapi masih ada warga yang tidak mengungsi. Nah, korban banjir yang tak mengungsi inilah yang perlu segera mendapat distribusi bantuan.
"Kalau yang mengungsi sudah dicover BPBD karena tersentral kan di pengungsian. Kita buka dapur dan layanan di situ. Yang tak tercover itu di dilimpahkan ke kecamatan dan Dinsos untuk mencapainya," katanya.
Jumlah personel BPBD Kabupaten Bandung hanya 30 orang. Namun jumlah ini bukan kendala karean dibantu banyak relawan seperti PMI, TNI, Polisi.
Sementara kondisi air juga lambat surut. "Airnya sangat lemot, paling surut 10 cm. Jumlahnya masih gede," ujarnya.
Menurutnya, daerah yang paling parah terkena banjir adalah Kampung Uat, Babakan Leuwi Bandung, Andir, Parunghalang, selain Cieunteng yang saban tahunnya sering terkena banjir.
Seperti diberitakan, sekira 4.100 warga kecamatan yakni Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah, diungsikan akibat banjir. Banjir terjadi karena hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu 6 April lalu yang membuat Sungai Citarum meluap.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Hendrawan, mengatakan sebagian besar warga korban banjir sudah dievakuasi ke tempat pengungsian yang aman dari banjir.
Namun, setelah proses evakuasi diperlukan penyelamatan baik warga pengungsi maupun yang tidak ikut mengungsi. Saat ini BPBD menunggu distribusi makanan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung.
"Rencananya siang ini Dinsos akan membuka layanan dapur umum. Mudah-mudahan Dinsos segera turun," kata Hendrawan, Senin (8/4/2013).
Menurutnya, dinas-dinas harus segera turun. "Bagi saya itu keharusan, bukan mudah-mudahan, karena ini menyangkut keselamatan manusia. Maka BPBD mendorong dinas terkait untuk actiont di lapangan," ungkapnya.
Beberapa dinas yang sudah turun ke lapangan di antaranya Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Saat ini kebutuhan logistik dipusatkan di tempat pengungsian Rusunawa Baleendah. Tetapi masih ada warga yang tidak mengungsi. Nah, korban banjir yang tak mengungsi inilah yang perlu segera mendapat distribusi bantuan.
"Kalau yang mengungsi sudah dicover BPBD karena tersentral kan di pengungsian. Kita buka dapur dan layanan di situ. Yang tak tercover itu di dilimpahkan ke kecamatan dan Dinsos untuk mencapainya," katanya.
Jumlah personel BPBD Kabupaten Bandung hanya 30 orang. Namun jumlah ini bukan kendala karean dibantu banyak relawan seperti PMI, TNI, Polisi.
Sementara kondisi air juga lambat surut. "Airnya sangat lemot, paling surut 10 cm. Jumlahnya masih gede," ujarnya.
Menurutnya, daerah yang paling parah terkena banjir adalah Kampung Uat, Babakan Leuwi Bandung, Andir, Parunghalang, selain Cieunteng yang saban tahunnya sering terkena banjir.
Seperti diberitakan, sekira 4.100 warga kecamatan yakni Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah, diungsikan akibat banjir. Banjir terjadi karena hujan lebat yang terjadi sejak Sabtu 6 April lalu yang membuat Sungai Citarum meluap.
(rsa)