Banjir, 750 KK di Kolang mengungsi

Minggu, 07 April 2013 - 02:00 WIB
Banjir, 750 KK di Kolang...
Banjir, 750 KK di Kolang mengungsi
A A A
Sindonews.com - Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Tappanuli Tengah (Tapteng) sejak Jumat (5/4) sore lalu hingga Sabtu (6/4) dini hari sekira pukul 02.00 WIB kemarin menyebabkan sedikitnya 750 Kepala Keluarga (KK) dari lima desa di Kecamatan Kolang mengungsi ke tempat-tempat aman.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, ke 750 KK tersebut mengungsi ke lokasi-lokasi yang lebih tinggi di wilayah sekitar, sebab ketinggian air kala itu sudah mencapai 30 centimeter-1 meter. Oleh warga, hal tersebut dianggap sudah berbahaya dan dirasakan mengancam jiwa, terlebih ketinggian air dikuatirkan bakal bertambah.

Di tempat ketinggian atau pengungsian itu, para warga bertahan kurang lebih selama empat jam, sebelum banjir akhirnya surut sekitar pukul 06.00WIB. Sementara itu, pihak aparat desa dan kelurahan serta Kecamatan Kolang pada saat kejadian berupaya memberikan bantuan seadanya.

Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kolang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Usman yang dihubungi via seluler mengatakan, kelima desa yang tergenang banjir tersebut diantaranya desa Kolang Nauli, Satahi Nauli, Hurlang Muara Nauli, Makarti Nauli dan Rawamangun. Namun tidak ada korban jiwa, hanya kerusakan pada harta benda berupa perabot rumah tangga warga.

”Ya, sedikitnya ada sekitar 750 KK yang mengungsi. Mereka mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi yang dianggap lebih aman. Sementara penyebab banjir diduga karena sungai Kolang meluap dan membias ke wilayah kelima desa sepanjang sungai,” kata AKP Usman, Sabtu (6/4/2013).

Pon-Pon Sihombing (36), warga Kecamatan Kolang menambahkan, dari sejumlah warga yang meninggalkan rumah, sebagian diantaranya sempat mengungsi ke pinggiran jalan lintas Sumatera Sibolga - Barus membawa perlengkapan seadanya. Selain itu, ada juga keluarga yang mengungsi ke rumah kerabat.

”Namun sejak tadi pagi sekira pukul 06.WIB, para pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan rumahnya dari sejumlah lumpur yang sempat masuk ke dalam rumah mereka,” ujarnya.

Dia mengatakan, meski demikian dengan kondisi cuaca yang terlihat masih buruk ini, para warga masih berjaga-jaga, bilamana sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak diinginkan.

Terpisah, dua unit rumah warga di Kelurahan Sibuluan, Kecamatan Pandan, tepatnya di dlingkungan 1 Kelurahan Sibuluan Raya di terjang luapan Sungai Sibuluan yang diakibatkan hujan deras itu juga. Hampir keseluruhan bangunan rumah terbawa arus air namun beruntung kedua pemilik rumah sudah mengungsi ketika hujan deras itu melanda.

“Ketika hujan deras yang berlangsung sejak Jumat (5/4) hingga Sabtu (6/4) itu, pemilik rumah sudah mengungsi karena mereka dari awal telah melihat tanda - tanda air sungai Sibuluan yang semakin membesar,” ungkap Hariri Panggabean (40), warga Sibuluan.

Sementara itu disebutkan, sekira empat bulan lalu, kejadian yang sama pernah terjadi melanda Kelurahan Sibulaun diakibatkan luapan air sungai Sibuluan. Beberapa rumah warga rusak, satu unit jembatan penyeberangan ambles, buku -buku sekolah juga turut rusak dan lainnya. Hal tersebut pun telah membuat kekhawatiran masyarakat yang berdomisili di sekitar Kelurahan.

“Hal ini tentunya menjadi sebuah ancaman dan perlu mendapatkan perhatian serius pemerintah termasuk terhadap jembatan rangka besi di yang berdiri di Jalinsum Sibuluan melintasi Sungai itu,” tutur Hariri.

Menurut Hariri, pihaknya dari kawasan yang berdomisili di Kelurahan Sibuluan telah berulangkali mengusulkan kepada pemerintah daerah supaya membangun bronjong penahan Abrasi dan banjir disepanjang sungai Sibuluan. Tujuannya untuk mencegah kerusakan pada rumah-rumah warga. Sebab sedikitnya selebar 12 meter daratan yang berada di tepi sungai Sibuluan sudah terkena abrasi.

“Namun sayang, saran warga belum dapat direaliasikan oleh pemerintah. Maka itu, kita disini sangat mengharapkan perhatian itu sebelum menelan korban jiwa. Sementara untuk saat ini, kami hanya bisa membuat sejenis beronjong seadanya,” tandasnya.
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3678 seconds (0.1#10.140)