Polda Sumut diminta tidak permisif soal perjudian

Minggu, 31 Maret 2013 - 08:27 WIB
Polda Sumut diminta...
Polda Sumut diminta tidak permisif soal perjudian
A A A
Sindonews.com - Indonesia Police Watch (IPW) menilai pemberantasan judi toto gelap (togel) di Sumatera Utara (Sumut) cenderung tebang pilih. Pasalnya, ada yang digerebek dan banyak yang tetap buka, sehingga masyarakat cenderung menilai polisi bersikap diskriminatif.

"Sikap diskriminatif ini pula yang kerap memicu kedongkolan warga terhadap polisi. Tak pelak ketika ada yang memprovokasi, warga menjadi nekat mengeroyok polisi," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima Sindonews, Minggu (31/3/2013).

Kata dia, sehingga dalam setahun terakhir ada tiga pengeroyokan polisi yang diprovokasi bandar judi. Pertama, 26 Februari 2012 dua anggota Polda Sumut tewas dibakar massa. Yakni, Brigadir Ricardo Jefry Sitorus (24) dan Brigadir Cristian Markus Siregar (24).

Dia menjelaskan, saat itu korban bersama tiga rekannya hendak menangkap K bandar togel di Pancur Batu. Kedua, 19 Maret 2012 empat polisi yang hendak menggerebek judi bola di Jalan Brigjen Katamso Medan dikeroyok massa.

"(Ada yang) erhasil kabur tapi mobil patroli polisi yang mereka gunakan dibakar massa. Ketiga, 27 Maret 2013 Kapolsek Dolok Pardamean AKP Andar Siahaan tewas dikeroyok massa saat hendak menangkap bandar Togel di Dusun Merek Raja Huta, Simalungun," paparnya.

Dia melihat, makin brutalnya para bandar judi, Polda Sumut harus menyatakan perang terhadap perjudian dan segera melakukan operasi besar-besaran untuk menutup praktek-praktek perjudian dan menangkap para bandarnya.

"Jika Polda Sumut masih bersikap permisif dan diskriminasi, jangan heran jika para bandar judi makin nekat melakukan pengeroyokan terhadap para polisi yang akan menangkapnya," tandasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8678 seconds (0.1#10.140)