Buntut blokir jalan, kondisi Cijulang-Cimerak mencekam
A
A
A
Sindonews.com - Buntut dari aksi blokade warga terhadap truk besi yang melintas di Jalan Cijulang-Cimerak, Kabupaten Ciamis sempat memanas hingga Jumat (22/3/2013) dinihari tadi.
Dari informasi yang dihimpun, suasana mencekam berlangusng pasca ratusan warga Cijulang melakukan aksi blokade jalan di sekitar Objek Wisata Green Canyon. Selain konsentrasi massa jauh lebih banyak, sejumlah warga juga melampiaskan kekesalan dengan membakar ban bekas di tengah jalan.
Suasana mencekam terjadi, saat muncul informasi telah terjadi konsentrasi massa serupa di kawasan Cimerak, Ciamis. Diduga konsentrasi massa tersebut merupakan massa pendukung pengusaha truk pasir besi.
Disebutkan, massa pendukung pengusaha pasir besi juga melakukan pencegatan terhadap sejumlah truk angkutan kayu yang melintas. Mereka menuding kerusakan jalan bukan hanya akibat pasir besi, tapi truk bermuatan kayu dan gula juga harus ikut bertangungjawab.
Informasi itu memancing kemarahan ratusan massa yang semula berkumpul di terminal Grand Canyon. Mereka langsung menggelar konvoi melakukan sweeping truk pasir besi menuju jalan Cimerak menggunakan puluhan sepeda motor.
Bahkan, dilaporkan dalam aksi tersebut satu buah truk pasir besi Nopol BG 9047 T menjadi sasaran kemarahan warga. Bagian kaca spion truk pasir besi rusak dalam kondisi pecah, bagian pintu juga penyok akibat dilempar benda keras.
Ayi Topati (36) warga Cijulang, Ciamis membenarkan, jumlah massa aksi blokade jalan yang terjadi di Cijulang, Ciamis menjelang malam semakin membludak. Sampai pukul 21.00 WIB, sedikitnya 1.500 warga berkumpul di Cijulang untuk mencegat setiap truk pasir besi yang melintas.
“Penambahan konsentrasi massa ini, juga ditambah turunya para pekerja kayu dan gula ikut bergabung dengan warga, menyusul aksi pencegatan yang dilakukan massa para pendukung pasir besi,” terang Ayi.
Padahal, lanjut Ayi, apa yang dilakukan warga Cijulang hanya sebatas ekpresi kekesalan akibat kondisi jalan yang rusak.
“Kami berkumpul, tidak ada yang mengomando. Tidak ada koordinator aksi. Kami turun ke jalan juga tidak bermaksud menganggu kepentingan siapapun,” terang Ayi.
Salah seorang pengurus Pasir Besi Mumuh (42) menerangkan, sebenarnya permasalahan kondisi jalan Cijulang-Cimerak bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.
Mumuh mengatakan, ia datang bersama pengurus lain ke Cijulang untuk berunding dengan pihak warga, bukan untuk menadingi kekuatan massa. Namun pada waktu itu, dia belum bisa bertemu warga.
“Pihak kami sudah bersedia untuk mengurug sepanjang jalan yang rusak, tapi itikad baik saya belum bisa bertemu dengan warga,” kata Mumuh.
Dari informasi yang dihimpun, suasana mencekam berlangusng pasca ratusan warga Cijulang melakukan aksi blokade jalan di sekitar Objek Wisata Green Canyon. Selain konsentrasi massa jauh lebih banyak, sejumlah warga juga melampiaskan kekesalan dengan membakar ban bekas di tengah jalan.
Suasana mencekam terjadi, saat muncul informasi telah terjadi konsentrasi massa serupa di kawasan Cimerak, Ciamis. Diduga konsentrasi massa tersebut merupakan massa pendukung pengusaha truk pasir besi.
Disebutkan, massa pendukung pengusaha pasir besi juga melakukan pencegatan terhadap sejumlah truk angkutan kayu yang melintas. Mereka menuding kerusakan jalan bukan hanya akibat pasir besi, tapi truk bermuatan kayu dan gula juga harus ikut bertangungjawab.
Informasi itu memancing kemarahan ratusan massa yang semula berkumpul di terminal Grand Canyon. Mereka langsung menggelar konvoi melakukan sweeping truk pasir besi menuju jalan Cimerak menggunakan puluhan sepeda motor.
Bahkan, dilaporkan dalam aksi tersebut satu buah truk pasir besi Nopol BG 9047 T menjadi sasaran kemarahan warga. Bagian kaca spion truk pasir besi rusak dalam kondisi pecah, bagian pintu juga penyok akibat dilempar benda keras.
Ayi Topati (36) warga Cijulang, Ciamis membenarkan, jumlah massa aksi blokade jalan yang terjadi di Cijulang, Ciamis menjelang malam semakin membludak. Sampai pukul 21.00 WIB, sedikitnya 1.500 warga berkumpul di Cijulang untuk mencegat setiap truk pasir besi yang melintas.
“Penambahan konsentrasi massa ini, juga ditambah turunya para pekerja kayu dan gula ikut bergabung dengan warga, menyusul aksi pencegatan yang dilakukan massa para pendukung pasir besi,” terang Ayi.
Padahal, lanjut Ayi, apa yang dilakukan warga Cijulang hanya sebatas ekpresi kekesalan akibat kondisi jalan yang rusak.
“Kami berkumpul, tidak ada yang mengomando. Tidak ada koordinator aksi. Kami turun ke jalan juga tidak bermaksud menganggu kepentingan siapapun,” terang Ayi.
Salah seorang pengurus Pasir Besi Mumuh (42) menerangkan, sebenarnya permasalahan kondisi jalan Cijulang-Cimerak bisa diselesaikan dengan cara musyawarah.
Mumuh mengatakan, ia datang bersama pengurus lain ke Cijulang untuk berunding dengan pihak warga, bukan untuk menadingi kekuatan massa. Namun pada waktu itu, dia belum bisa bertemu warga.
“Pihak kami sudah bersedia untuk mengurug sepanjang jalan yang rusak, tapi itikad baik saya belum bisa bertemu dengan warga,” kata Mumuh.
(ysw)