13 Imigran gelap dari tiga negara diamankan
A
A
A
Sindonews.com - Sebanyak 13 warga negara asing dari beberapa negara berhasil diamankan jajaran Intel dan Pomau Lanud WMI Kendari.
13 warga negara terdiri dari lima orang warga negara Myanmar, tujuh orang warga negara Bangladesh, dan satu orang warga negara Afghanistan. Mereka ditangkap setelah beberapa saat mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan menggunakan pesawat reguler Lion Air.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ke-13 WNA tersebut tiba di bandara langsung dijemput dan diangkut oleh dua unit mobil Avanza. Salah satunya berwarna Merah Maroon berplat polisi DD 1104 EE, dan Avanza warna Biru DT 1439 EE yang pergi meninggalkan Bandara Haluoleo ke arah Kota Kendari.
Setelah sampai di depan Pos Jaga POMAU Lanud WMI, kedua mobil Avanza tersebut diberhentikan, yang sebelumnya telah dicurigai bahwa didalamnya berisi penuh penumpang Warga Negara Asing.
Menurut Danlanud WMI Letkol PNB Djohn Amarul, anggota intel dan Pomau Lanud WMI melakukan koordinasi dengan petugas Keimigrasian Provinsi Sultra beserta satu orang stafnya datang untuk memeriksa Dokumen/Passport para WNA tersebut.
Adapun hasil dari pemeriksaan, hanya diperoleh 4 buah Kartu UNHCR milik dari salah satu orang Asing, sedangkan sembilan orang WNA yang lain tidak dilengkapi passport/identitas diri. Kemudian ke 13 WNA tersebut oleh petugas Keimigrasian digiring ke Kantor Keimigrasian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut Djohn Amarul, Bandara Haluoleo Kendari merupakan bandara inclave sipil. Beberapa bulan terakhir, lanjutnya, menjadi jalur masuknya para Imigran Gelap yang hendak ke Australia.
"Maraknya kedatangan Imigran gelap ke Sulawesi Tenggara tidak lain hanya akan melanjutkan perjalanan melalui Jalur Laut menuju ke Negara Australia untuk mencari suaka politik," jelas Djohn Amarul dalam rilisnya, Jumat (15/3/2013).
Praktis, saat ini Lanud WMI mengaku akan memperketat pengawasanya dan pengamanan wilayah bandara Haluoleo yang masih merupakan wilayah militer.
13 warga negara terdiri dari lima orang warga negara Myanmar, tujuh orang warga negara Bangladesh, dan satu orang warga negara Afghanistan. Mereka ditangkap setelah beberapa saat mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan menggunakan pesawat reguler Lion Air.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, ke-13 WNA tersebut tiba di bandara langsung dijemput dan diangkut oleh dua unit mobil Avanza. Salah satunya berwarna Merah Maroon berplat polisi DD 1104 EE, dan Avanza warna Biru DT 1439 EE yang pergi meninggalkan Bandara Haluoleo ke arah Kota Kendari.
Setelah sampai di depan Pos Jaga POMAU Lanud WMI, kedua mobil Avanza tersebut diberhentikan, yang sebelumnya telah dicurigai bahwa didalamnya berisi penuh penumpang Warga Negara Asing.
Menurut Danlanud WMI Letkol PNB Djohn Amarul, anggota intel dan Pomau Lanud WMI melakukan koordinasi dengan petugas Keimigrasian Provinsi Sultra beserta satu orang stafnya datang untuk memeriksa Dokumen/Passport para WNA tersebut.
Adapun hasil dari pemeriksaan, hanya diperoleh 4 buah Kartu UNHCR milik dari salah satu orang Asing, sedangkan sembilan orang WNA yang lain tidak dilengkapi passport/identitas diri. Kemudian ke 13 WNA tersebut oleh petugas Keimigrasian digiring ke Kantor Keimigrasian untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Menurut Djohn Amarul, Bandara Haluoleo Kendari merupakan bandara inclave sipil. Beberapa bulan terakhir, lanjutnya, menjadi jalur masuknya para Imigran Gelap yang hendak ke Australia.
"Maraknya kedatangan Imigran gelap ke Sulawesi Tenggara tidak lain hanya akan melanjutkan perjalanan melalui Jalur Laut menuju ke Negara Australia untuk mencari suaka politik," jelas Djohn Amarul dalam rilisnya, Jumat (15/3/2013).
Praktis, saat ini Lanud WMI mengaku akan memperketat pengawasanya dan pengamanan wilayah bandara Haluoleo yang masih merupakan wilayah militer.
(rsa)