Sepasang lesbi ditemukan tewas di got
A
A
A
Sindonews.com - Warga di kawasan jalan Kurungan Bassi dikejutkan dengan ditemukannya dua sosok mayat perempuan saling tindih di dalam got, tepat di depan Kantor Dinkes Sulbar. Lokasinya sekitar lima meter dari batas pagar terluar sebelah selatan kantor Dinkes Sulbar.
Kedua mayat itu ditemukan secara tidak sengaja oleh warga setempat, Ramli, yang baru pulang dari masjid di dalam kompleks Kantor Diknas Mamuju. Sekedar diketahui, kantor Diknas Mamuju dan Dinkes Sulbar saling berseberangan jalan.
"Waktu saya pulang dari Masjid sekitar pukul 05.30 WITA, senter saya tidak sengaja mengarah ke kedua sosok mayat yang ada diseberang jalan. Saya merasa aneh, lalu saya hampiri. Setelah memastikan bahwa memang ada mayat, saya langsung memanggil teman-teman yang masih ada di dalam Mesjid," tuturnya, Rabu (6/3/2013).
Saat menemukan mayat, Ramli mengaku tidak tahu jenis kelamin dan jumlahnya. Dia hanya melihat sesosok tubuh tengkurap.
Wargapun langsung melaporke Mapolres Mamuju. Tidak berselang lama, beberapa polisi melakukan indentifikasi.
Dari penelusuran di lapangan, diketahui mayat itu masing-masing Bela (22) warga Desa Langnga Palameang Pinrang dan OI (22) warga Desa Kapa Pinrang. Dari penuturan rekan-rekan korban, keduanya merupakan sepasang kekasih.
Salah seorang rekan mereka Isma yang juga berasal dari Pinrang, menuturkan, OI sudah lama tinggal di Mamuju. Sedang Bela, baru sekira satu bulan.
"OI Tidak ada keluaraganya di Mamuju. Kami teman satu kosnya yang menjadi saudara. Awal datang, dia kerja di sebuah salon. Setelah pulang dan kembali lagi bersama Bela, kerja di sebuah toko namun tidak cukup satu bulan," tuturnya.
Dia mendapat informasi temuan mayat Bela dan OI dari temannya. Mereka langsung menuju kamar mayat di RSUD Mamuju. Isma mengaku jarang berkomunikasi dengan kedua korban karena sibuk bekerja.
Temuan itu menimbulkan banyak opini. Yang paling santer disebut adalah akibat sengatan listrik. Ini beralasan, sebab kedua mayat ditemukan tepat di bawah tiang listrik yang sudah rubuh.
Isu ini membuat anggota Polres Mamuju memanggil pihak Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Mamuju. Mereka dimintai keterangan terkait aliran listrik yang mengalir.
Kepala Dinas Dinas Kebersihan dan Tata Ruang, Luthfi Muis, membantah isu tersebut. Dituturkan, tiang listrik itu memang sudah roboh sekitar satu bulan lalu. Akibat tertimpa tower milik Dinkes Sulbar yang juga roboh di hantam badai.
"Ketika itu saya sudah turunkan anggota untuk mengamankan lokasi. Jadi kabel yang terputus dibungkus serapat-rapatnya dan ditanam di dalam tanah. Jadi mustahil kalau dia tersengat listrik. Apalagi kekuatannya sebesar tiga ribu kilo watt," kata Lutfhi di ruang kerjanya, Rabu (6/3/2013).
Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari polisi. Baik terkait penyebab kematian kedua korban maupun unsur lainnya.
Wakapolres Mamuju Kompol Abd. Rasyid, mengaku, belum mendapat laporan resmi dari anggotanya. Namun dia membenarkan adanya laporan warga terkait ditemukannya dua mayat perempuan di Jalan Kurungan Bassi.
"Saya belum mendapat laporan, karena anggota masih melakukan penyidikan di lapangan. Baik penyebab maupun hasil otopsi, belum masuk ke kami," katanya.
Kedua mayat itu ditemukan secara tidak sengaja oleh warga setempat, Ramli, yang baru pulang dari masjid di dalam kompleks Kantor Diknas Mamuju. Sekedar diketahui, kantor Diknas Mamuju dan Dinkes Sulbar saling berseberangan jalan.
"Waktu saya pulang dari Masjid sekitar pukul 05.30 WITA, senter saya tidak sengaja mengarah ke kedua sosok mayat yang ada diseberang jalan. Saya merasa aneh, lalu saya hampiri. Setelah memastikan bahwa memang ada mayat, saya langsung memanggil teman-teman yang masih ada di dalam Mesjid," tuturnya, Rabu (6/3/2013).
Saat menemukan mayat, Ramli mengaku tidak tahu jenis kelamin dan jumlahnya. Dia hanya melihat sesosok tubuh tengkurap.
Wargapun langsung melaporke Mapolres Mamuju. Tidak berselang lama, beberapa polisi melakukan indentifikasi.
Dari penelusuran di lapangan, diketahui mayat itu masing-masing Bela (22) warga Desa Langnga Palameang Pinrang dan OI (22) warga Desa Kapa Pinrang. Dari penuturan rekan-rekan korban, keduanya merupakan sepasang kekasih.
Salah seorang rekan mereka Isma yang juga berasal dari Pinrang, menuturkan, OI sudah lama tinggal di Mamuju. Sedang Bela, baru sekira satu bulan.
"OI Tidak ada keluaraganya di Mamuju. Kami teman satu kosnya yang menjadi saudara. Awal datang, dia kerja di sebuah salon. Setelah pulang dan kembali lagi bersama Bela, kerja di sebuah toko namun tidak cukup satu bulan," tuturnya.
Dia mendapat informasi temuan mayat Bela dan OI dari temannya. Mereka langsung menuju kamar mayat di RSUD Mamuju. Isma mengaku jarang berkomunikasi dengan kedua korban karena sibuk bekerja.
Temuan itu menimbulkan banyak opini. Yang paling santer disebut adalah akibat sengatan listrik. Ini beralasan, sebab kedua mayat ditemukan tepat di bawah tiang listrik yang sudah rubuh.
Isu ini membuat anggota Polres Mamuju memanggil pihak Dinas Kebersihan dan Tata Ruang Mamuju. Mereka dimintai keterangan terkait aliran listrik yang mengalir.
Kepala Dinas Dinas Kebersihan dan Tata Ruang, Luthfi Muis, membantah isu tersebut. Dituturkan, tiang listrik itu memang sudah roboh sekitar satu bulan lalu. Akibat tertimpa tower milik Dinkes Sulbar yang juga roboh di hantam badai.
"Ketika itu saya sudah turunkan anggota untuk mengamankan lokasi. Jadi kabel yang terputus dibungkus serapat-rapatnya dan ditanam di dalam tanah. Jadi mustahil kalau dia tersengat listrik. Apalagi kekuatannya sebesar tiga ribu kilo watt," kata Lutfhi di ruang kerjanya, Rabu (6/3/2013).
Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi dari polisi. Baik terkait penyebab kematian kedua korban maupun unsur lainnya.
Wakapolres Mamuju Kompol Abd. Rasyid, mengaku, belum mendapat laporan resmi dari anggotanya. Namun dia membenarkan adanya laporan warga terkait ditemukannya dua mayat perempuan di Jalan Kurungan Bassi.
"Saya belum mendapat laporan, karena anggota masih melakukan penyidikan di lapangan. Baik penyebab maupun hasil otopsi, belum masuk ke kami," katanya.
(ysw)