Terlantarkan pasien, RSB Kartini diancam denda 500 juta

Terlantarkan pasien, RSB Kartini diancam denda 500 juta
A
A
A
Sindonews.com - Pasangan Ali Zuar dan Maryani melaporkan Rumah Sakit Bersalin Kartini, Jakarta Selatan ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK), Polda Metro Jaya, Senin (25/2/2013).
Ali melalui kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah mendatangi Polda Metro Jaya, untuk melaporkan kelalaian pihak rumah sakit, yang mengakibatkan anak keduanya meninggal.
"Kami melaporkan atas tindakan pidana dan perdata. Tahap selanjutnya, akan menunggu proses pemanggilan pihak terlapor. Penyidik juga akan mencari tahu siapa yang harusnya bertanggung jawab atas ini," ujar Ramdan kepada wartawan, Senin (25/2/2013).
Tiga saksi yang akan dihadirkan dalam pemeriksaan selanjutnya, bapak korban dan dua tetangga yang melihat bayi tersebut masih bernafas.
Pihak Rumah Sakit Bersalin Kartini, dilaporkan dengan UU kesehatan pasal 80, ancaman maksimal 15 tahun dan denda 500 juta serta 359 KUHP ancaman diatas maksimal 5 tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu (21/2/2013) buah hati pasangan Ali Zuar dan Mayarni lahir di RS Bersalin Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun, bidan rumah sakit menyatakan bayi Maryani meninggal, karena beratnya hanya 500 gram dan lahir dalam masa kehamilan yang hanya 6 bulan, sekitar 24 minggu.
Pasangan ini pun membawa pulang jenazah bayi. Sesampainya di rumah, mereka pun terkejut melihat anaknya masih bernafas. Dengan bermodalkan kebaikan tetangga mereka, mereka kembali ke rumah sakit.
Setibanya disana, tak ada upaya yang serius dalam menangani pasien dan hanya memberi rujukan serta dimintai uang sebesar 15 juta rupiah. Akibat penanganan yang terlambat, bayi tersebut meninggal dunia.
Ali melalui kuasa hukumnya, Ramdan Alamsyah mendatangi Polda Metro Jaya, untuk melaporkan kelalaian pihak rumah sakit, yang mengakibatkan anak keduanya meninggal.
"Kami melaporkan atas tindakan pidana dan perdata. Tahap selanjutnya, akan menunggu proses pemanggilan pihak terlapor. Penyidik juga akan mencari tahu siapa yang harusnya bertanggung jawab atas ini," ujar Ramdan kepada wartawan, Senin (25/2/2013).
Tiga saksi yang akan dihadirkan dalam pemeriksaan selanjutnya, bapak korban dan dua tetangga yang melihat bayi tersebut masih bernafas.
Pihak Rumah Sakit Bersalin Kartini, dilaporkan dengan UU kesehatan pasal 80, ancaman maksimal 15 tahun dan denda 500 juta serta 359 KUHP ancaman diatas maksimal 5 tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Rabu (21/2/2013) buah hati pasangan Ali Zuar dan Mayarni lahir di RS Bersalin Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun, bidan rumah sakit menyatakan bayi Maryani meninggal, karena beratnya hanya 500 gram dan lahir dalam masa kehamilan yang hanya 6 bulan, sekitar 24 minggu.
Pasangan ini pun membawa pulang jenazah bayi. Sesampainya di rumah, mereka pun terkejut melihat anaknya masih bernafas. Dengan bermodalkan kebaikan tetangga mereka, mereka kembali ke rumah sakit.
Setibanya disana, tak ada upaya yang serius dalam menangani pasien dan hanya memberi rujukan serta dimintai uang sebesar 15 juta rupiah. Akibat penanganan yang terlambat, bayi tersebut meninggal dunia.
(stb)