Takut suami 'jajan', ratusan ibu bongkar warung mesum
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah warung dan cafe mesum yang berada di Desa Sirah Pulau, dan Desa Gunung Kembang Kecamatan Merapi Timur, Lahat, Sumatera Selatan, dibongkar warga.
Uniknya, sebagian besar yang melakukan eksekusi pembongkaran tersebut didominasi oleh kaum ibu. Mereka menilai keberadaan warung dan cafe yang terletak di dekat pintu masuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut meresahkan dan takut para suaminya mampir ke tempat tersebut.
Tak ayal, ibu-ibu yang kesal tersebut, mempersiapkan sejumlah minyak tanah untuk membakar warung yang terbuat dari kayu tersebut. Sayangnya upaya tersebut berhasil digagalkan aparat pemerintah desa.
Bahkan, dua orang wanita yang diduga sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) nyaris saja dihajar, jika tidak segera diamankan pihak kepolisian.
Kepala Desa Sirah Pulau Huzain Arpan didampingi Kades Gunung Kembang Lukman menegaskan, jika keberadaan warung tersebut sudah meresahkan. Bahkan, pihaknya juga telah mendapatkan laporan.
Menurutnya, Pemdes bukan tidak mengambil tindakan untuk membongkar warung tersebut. Bahkan, diakuinya, jika surat sudah berulang kali dilayangkan ke Polsek, Satpol PP serta Pemkab Lahat untuk segera menertibkan warung tersebut dan menghentikan segala aktivitasnya.
“Kondisi ini diperparah dengan pemilik warung yang tidak mengindahkan peringatan baik baik dari Pemdes dan Kepolisian. Bahkan, Satpol PP juga telah mendatangi lokasi untuk memperingatkan aktivitas yang merusak moral tersebut. Tapi masih juga tidak digubris. Alhasil, puluhan ibu-ibu yang sudah kesal menjadi marah dan meluapkan dengan membongkar warung ini,” ujarnya, Kamis (14/2/2013).
Menurut Huzain, ibu-ibu tanpa dikomandoi langsung melempar dan menghancurkan warung tersebut dengan batu. Bahkan, jika tidak dicegah, bisa dibakar massa.
“Sudah diberi teguran berkali kali tapi masih saja membangkang. Kami sangat mendukung dan berterima kasih pada ibu-ibu telah memberantas kemaksiatan yang ada di desa kita,” kata Huzain.
Menurutnya, sebelumnya Pemdes tidak curiga karena warungnya hanya warung biasa, tetap lama kelamaan warung tersebut buat kamar-kamar kecil dan menyediakan wanita yang pakaiannya sangat minim. Banyak para ibu-ibu yang mengakui melihat aktivitas yang dinilai tak bermoral tersebut didesa yang memiliki adat istiadat sendiri.
“Boleh saja mencari rezeki dengan membuka warung, tapi harus mengikuti aturan di desa jangan sampai terjadi amarah dari masyarakat desa yang telah terjadi,” katanya.
Sementara, Kapolsek Merapi AKP Farizon melalui Kanit Intel Bripka Dayan, membenarkan jika pihaknya telah mendapatkan keluhan dari warga.
Untuk itu, Polsek juga sudah berulang kali diberikan pemberitahuan dan teguran kepada sang pemilik warung, LS warga Gunung Kembang namun belum ada tindakan untuk menghentikan kegiatannya.
“Dua perempuan nyaris saja dihajar oleh ibu-ibu dua desa, namun kita amankan,” pungkasnya.
Uniknya, sebagian besar yang melakukan eksekusi pembongkaran tersebut didominasi oleh kaum ibu. Mereka menilai keberadaan warung dan cafe yang terletak di dekat pintu masuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut meresahkan dan takut para suaminya mampir ke tempat tersebut.
Tak ayal, ibu-ibu yang kesal tersebut, mempersiapkan sejumlah minyak tanah untuk membakar warung yang terbuat dari kayu tersebut. Sayangnya upaya tersebut berhasil digagalkan aparat pemerintah desa.
Bahkan, dua orang wanita yang diduga sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK) nyaris saja dihajar, jika tidak segera diamankan pihak kepolisian.
Kepala Desa Sirah Pulau Huzain Arpan didampingi Kades Gunung Kembang Lukman menegaskan, jika keberadaan warung tersebut sudah meresahkan. Bahkan, pihaknya juga telah mendapatkan laporan.
Menurutnya, Pemdes bukan tidak mengambil tindakan untuk membongkar warung tersebut. Bahkan, diakuinya, jika surat sudah berulang kali dilayangkan ke Polsek, Satpol PP serta Pemkab Lahat untuk segera menertibkan warung tersebut dan menghentikan segala aktivitasnya.
“Kondisi ini diperparah dengan pemilik warung yang tidak mengindahkan peringatan baik baik dari Pemdes dan Kepolisian. Bahkan, Satpol PP juga telah mendatangi lokasi untuk memperingatkan aktivitas yang merusak moral tersebut. Tapi masih juga tidak digubris. Alhasil, puluhan ibu-ibu yang sudah kesal menjadi marah dan meluapkan dengan membongkar warung ini,” ujarnya, Kamis (14/2/2013).
Menurut Huzain, ibu-ibu tanpa dikomandoi langsung melempar dan menghancurkan warung tersebut dengan batu. Bahkan, jika tidak dicegah, bisa dibakar massa.
“Sudah diberi teguran berkali kali tapi masih saja membangkang. Kami sangat mendukung dan berterima kasih pada ibu-ibu telah memberantas kemaksiatan yang ada di desa kita,” kata Huzain.
Menurutnya, sebelumnya Pemdes tidak curiga karena warungnya hanya warung biasa, tetap lama kelamaan warung tersebut buat kamar-kamar kecil dan menyediakan wanita yang pakaiannya sangat minim. Banyak para ibu-ibu yang mengakui melihat aktivitas yang dinilai tak bermoral tersebut didesa yang memiliki adat istiadat sendiri.
“Boleh saja mencari rezeki dengan membuka warung, tapi harus mengikuti aturan di desa jangan sampai terjadi amarah dari masyarakat desa yang telah terjadi,” katanya.
Sementara, Kapolsek Merapi AKP Farizon melalui Kanit Intel Bripka Dayan, membenarkan jika pihaknya telah mendapatkan keluhan dari warga.
Untuk itu, Polsek juga sudah berulang kali diberikan pemberitahuan dan teguran kepada sang pemilik warung, LS warga Gunung Kembang namun belum ada tindakan untuk menghentikan kegiatannya.
“Dua perempuan nyaris saja dihajar oleh ibu-ibu dua desa, namun kita amankan,” pungkasnya.
(rsa)