Tim SAR terkendala cuaca buruk
A
A
A
Sindonews.com - Tim gabungan Search and Rescue (SAR) yang melakukan pencarian terhadap lima pendaki dari anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) di Gunung Ganda Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), menemui kendala dalam melakukan pencarian.
Cuaca buruk di wilayah pegunungan Mamasa, membuat tim yang berasal dari Basarnas Mamuju, tim pencari Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, Unasman, dan Unsulbar, tidak bisa melanjutkan perjalanan lebih jauh.
“Kami terkendala cuaca buruk. Sehingga, teman-teman harus berhenti sejenak di tengah perjalanan,” ujar Koordinator tim Pencari dari Mapala Unasman, Kele, kepada SINDO, Rabu, (6/2/2013).
Dikatakan Kele, saat ini, sudah ada tiga tim yang berada di lokasi untuk melakukan pencarian terhadap lima anggota Mapala yang dinyatakan hilang sejak 2 Februari lalu.
Tim pertama yang ke lokasi Gunung Ganda Dewata, pada 2 Februari, diperkirakan sudah sampai di puncak. Begitu pun dengan tim kedua yang turun ke lokasi. Sebab, sejak meninggalkan pos tiga, komunikasi sudah tidak ada.
Sementara itu, tim ketiga, komunikasi terakhir ketika mereka berada di pos tiga, belum ada kabar apakah sudah ditemukan. Malahan, kondisi cuaca di lokasi sangat tidak mendukung untuk melanjutkan pencarian.
“Belum ada perkembangan kelima anggota. Tim kita masih melakukan pencarian. Cuaca yang tidak mendukung menghambat kami meneruskan pencarian lebih jauh,” tuturnya.
Sementara itu, Rabu sore, sekira 60 orang tim SAR gabungan Mapala tiga perguruan tinggi, kembali diturunkan melakukan pencarian. Tim tersebut merupakan tim keempat setelah tiga tim terdahulu sudah berangkat.
Di tim keempat itu, dibagi dalam dua kelompok yang akan melintasi jalur utama Mamasa, dan jalur Mamuju yang menembus jalur Gunung Ganda Dewata, Mamasa.
Sebelum turun diberangkatkan, tim tersebut terlebih dahulu menggelar doa bersama agar misi pencarian lima anggota Mapala tersebut dapat ditemukan dengan selamat.
Tim keempat merupakan gabungan dari UIN, Unasman, dan Unsulbar tersebut dilepas oleh Pembina Mapala Unasman, Syaeba, di Aula Kampus Unasman.
Syaeba menyampaikan, tim keempat yang dibagi dua kelompok itu masing-masing melintasi jalur Mamasa dan Mamuju.
“Khusus jalur Mamuju, sengaja dilakukan karena ada kemungkinan kelima pendaki tersebut tersesat kejalur itu. Karena jalan menunu puncak Gunung Ganda Dewata ada jalanan yang menembus pegunungan Mamuju,” terangnya.
Dia menjelaskan, dari empat tim yang sudah diturunkan, masing-masing diberi jangka waktu selama satu minggu atau tujuh hari juga sudah harus pulang. Apalagi, kemampuan logistic berupa makanan yang dibawa hanya persediaan satu minggu.
“Kita berharap, dalam pencarian ini, ada hasil yang dibawa pulang oleh tim yang sudah turun. Harapannya, hasil tersebut, lima pendaki itu ditemukan dengan selamat,” harapnya.
Seperti diketahui, lima pendaki yakni Muhammad Ilham, Nurhidayat, dan Farham, berasal dari Mapala UIN Makassar, Tamsil berasal dari Mapala Unasman Polman, dan Awaluddin berasal dari Mapala Unsulbar Majene, berangkat dari kampung Rante Pongkok, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa menuju gunung Ganda Dewata pada 25 Januari.
Untuk ke puncak, para pendaki harus melewati 10 pos dengan ketinggian sekira 3.037 mdpl dari permukaan laut.
Sore itu juga, lima pendaki ketika sudah meninggalkan pos tiga, sudah tidak bisa berkomunikasi dengan posko induk yang ada di Polewali Mandar (Polman), karena sinyal komunikasi sudah tidak ada.
Sesuai jadwal, pada 30 Januari, kelima pendaki sudah harus kembali, namun, hingga 2 Februari, mereka tidak memberikan kabar dan keberadaannya belum diketahui, sehingga mereka dinyatakan hilang.
Diperkirakan, mereka tersesat ketika berada di pos empat lima atau enam dengan ketinggian 2700 mdpl dari permukaan laut.
Kasus pendaki yang hilang di Gunung Ganda Dewata ini, merupakan kali kedua terjadi setelah pada April 2007 silam, tiga anggota Polisi Militer (PM) juga hilang. Dua diantaranya ditemukan meninggal, sementara satu orang hingga kini tidak ditemukan.
Cuaca buruk di wilayah pegunungan Mamasa, membuat tim yang berasal dari Basarnas Mamuju, tim pencari Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, Unasman, dan Unsulbar, tidak bisa melanjutkan perjalanan lebih jauh.
“Kami terkendala cuaca buruk. Sehingga, teman-teman harus berhenti sejenak di tengah perjalanan,” ujar Koordinator tim Pencari dari Mapala Unasman, Kele, kepada SINDO, Rabu, (6/2/2013).
Dikatakan Kele, saat ini, sudah ada tiga tim yang berada di lokasi untuk melakukan pencarian terhadap lima anggota Mapala yang dinyatakan hilang sejak 2 Februari lalu.
Tim pertama yang ke lokasi Gunung Ganda Dewata, pada 2 Februari, diperkirakan sudah sampai di puncak. Begitu pun dengan tim kedua yang turun ke lokasi. Sebab, sejak meninggalkan pos tiga, komunikasi sudah tidak ada.
Sementara itu, tim ketiga, komunikasi terakhir ketika mereka berada di pos tiga, belum ada kabar apakah sudah ditemukan. Malahan, kondisi cuaca di lokasi sangat tidak mendukung untuk melanjutkan pencarian.
“Belum ada perkembangan kelima anggota. Tim kita masih melakukan pencarian. Cuaca yang tidak mendukung menghambat kami meneruskan pencarian lebih jauh,” tuturnya.
Sementara itu, Rabu sore, sekira 60 orang tim SAR gabungan Mapala tiga perguruan tinggi, kembali diturunkan melakukan pencarian. Tim tersebut merupakan tim keempat setelah tiga tim terdahulu sudah berangkat.
Di tim keempat itu, dibagi dalam dua kelompok yang akan melintasi jalur utama Mamasa, dan jalur Mamuju yang menembus jalur Gunung Ganda Dewata, Mamasa.
Sebelum turun diberangkatkan, tim tersebut terlebih dahulu menggelar doa bersama agar misi pencarian lima anggota Mapala tersebut dapat ditemukan dengan selamat.
Tim keempat merupakan gabungan dari UIN, Unasman, dan Unsulbar tersebut dilepas oleh Pembina Mapala Unasman, Syaeba, di Aula Kampus Unasman.
Syaeba menyampaikan, tim keempat yang dibagi dua kelompok itu masing-masing melintasi jalur Mamasa dan Mamuju.
“Khusus jalur Mamuju, sengaja dilakukan karena ada kemungkinan kelima pendaki tersebut tersesat kejalur itu. Karena jalan menunu puncak Gunung Ganda Dewata ada jalanan yang menembus pegunungan Mamuju,” terangnya.
Dia menjelaskan, dari empat tim yang sudah diturunkan, masing-masing diberi jangka waktu selama satu minggu atau tujuh hari juga sudah harus pulang. Apalagi, kemampuan logistic berupa makanan yang dibawa hanya persediaan satu minggu.
“Kita berharap, dalam pencarian ini, ada hasil yang dibawa pulang oleh tim yang sudah turun. Harapannya, hasil tersebut, lima pendaki itu ditemukan dengan selamat,” harapnya.
Seperti diketahui, lima pendaki yakni Muhammad Ilham, Nurhidayat, dan Farham, berasal dari Mapala UIN Makassar, Tamsil berasal dari Mapala Unasman Polman, dan Awaluddin berasal dari Mapala Unsulbar Majene, berangkat dari kampung Rante Pongkok, Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa menuju gunung Ganda Dewata pada 25 Januari.
Untuk ke puncak, para pendaki harus melewati 10 pos dengan ketinggian sekira 3.037 mdpl dari permukaan laut.
Sore itu juga, lima pendaki ketika sudah meninggalkan pos tiga, sudah tidak bisa berkomunikasi dengan posko induk yang ada di Polewali Mandar (Polman), karena sinyal komunikasi sudah tidak ada.
Sesuai jadwal, pada 30 Januari, kelima pendaki sudah harus kembali, namun, hingga 2 Februari, mereka tidak memberikan kabar dan keberadaannya belum diketahui, sehingga mereka dinyatakan hilang.
Diperkirakan, mereka tersesat ketika berada di pos empat lima atau enam dengan ketinggian 2700 mdpl dari permukaan laut.
Kasus pendaki yang hilang di Gunung Ganda Dewata ini, merupakan kali kedua terjadi setelah pada April 2007 silam, tiga anggota Polisi Militer (PM) juga hilang. Dua diantaranya ditemukan meninggal, sementara satu orang hingga kini tidak ditemukan.
(maf)