Bandara Sepinggan bakal ganti nama
A
A
A
Sindonews.com - Bandar Udara internasional Sepinggan yang terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur rencananya akan berganti nama.
Nama yang dipilih adalah Bandara Sultan Aji Muhammad Soelaiman sebagai bentuk pernghargaan terhadap Raja Kesultanan Kutai Ing Martadipura yang memerintah pada pertengahan abad ke-18 Masehi.
Pemerintah Provinsi Kaltim sendiri telah mengajukan perubahan nama tersebut ke Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura I. jika usulan perubahan nama tersebut disetujui, tinggal pengesahan DPRD Kaltim untuk nama baru.
Perubahan nama ini seiring dengan akan berakhirnya proyek perluasan bandara Sepinggan yang dijadwalkan selesai akhir tahun ini. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menjelaskan, Sultan Aji Muhammad Soelaiman adalah Raja Kutai Ing Martadipura yang dikenal arif dan bijaksana serta pandai dan selalu berusaha mencari pengetahuan baru hingga ke Tanah Suci Makkah dan menyebarkan Agama Islam di Kerajaan yang dipimpinnya.
“Berkat kepemimpinan Sultan Soelaiman, Kerajaan Kutai Ing Martadipura menjadi maju, baik dari segi ekonomi dan pengetahuan keagamaan, sehingga mendapat simpati dan dicintai rakyat,” kata Awang Faroek, Selasa 5 Februari 2013.
Awang Faroek mengatakan, kekayaan wilayah Kerajaan Kutai telah tersohor hingga ke Belanda terutama minyak dan hasil bumi lainnya. Bahkan di Kaltim, Belanda telah membuat banyak perusahaan dagang Hindia Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Karena aktivitas perdagangan itulah, Belanda kemudian membangun bandara sepinggan di Kota Balikpapan.
“Setelah perluasan Bandara Sepinggan selesai dan siap diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, nama Bandara Sultan Aji Muhammad Soelaiman ini akan kita resmikan pemakaiannya,” ujarnya.
Bandara Sepinggan menjadi bandara publik dan komersial setelah pengelolaannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada 1960 dan akhirnya dikelola Perum Angkasa Pura I pada 1987. Setelah melalui beberapa kali perluasan, Bandara Sepingan diresmikan Presiden Soeharto pada 1997.
Nama yang dipilih adalah Bandara Sultan Aji Muhammad Soelaiman sebagai bentuk pernghargaan terhadap Raja Kesultanan Kutai Ing Martadipura yang memerintah pada pertengahan abad ke-18 Masehi.
Pemerintah Provinsi Kaltim sendiri telah mengajukan perubahan nama tersebut ke Kementerian Perhubungan dan PT Angkasa Pura I. jika usulan perubahan nama tersebut disetujui, tinggal pengesahan DPRD Kaltim untuk nama baru.
Perubahan nama ini seiring dengan akan berakhirnya proyek perluasan bandara Sepinggan yang dijadwalkan selesai akhir tahun ini. Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menjelaskan, Sultan Aji Muhammad Soelaiman adalah Raja Kutai Ing Martadipura yang dikenal arif dan bijaksana serta pandai dan selalu berusaha mencari pengetahuan baru hingga ke Tanah Suci Makkah dan menyebarkan Agama Islam di Kerajaan yang dipimpinnya.
“Berkat kepemimpinan Sultan Soelaiman, Kerajaan Kutai Ing Martadipura menjadi maju, baik dari segi ekonomi dan pengetahuan keagamaan, sehingga mendapat simpati dan dicintai rakyat,” kata Awang Faroek, Selasa 5 Februari 2013.
Awang Faroek mengatakan, kekayaan wilayah Kerajaan Kutai telah tersohor hingga ke Belanda terutama minyak dan hasil bumi lainnya. Bahkan di Kaltim, Belanda telah membuat banyak perusahaan dagang Hindia Belanda atau VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Karena aktivitas perdagangan itulah, Belanda kemudian membangun bandara sepinggan di Kota Balikpapan.
“Setelah perluasan Bandara Sepinggan selesai dan siap diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, nama Bandara Sultan Aji Muhammad Soelaiman ini akan kita resmikan pemakaiannya,” ujarnya.
Bandara Sepinggan menjadi bandara publik dan komersial setelah pengelolaannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada 1960 dan akhirnya dikelola Perum Angkasa Pura I pada 1987. Setelah melalui beberapa kali perluasan, Bandara Sepingan diresmikan Presiden Soeharto pada 1997.
(rsa)