Tanggul sungai jebol, 3 desa terendam
A
A
A
Sindonews.com - Banjir bandang merendam puluhan rumah dan kolam ikan milik warga di tiga desa di Kecamatan Jarai. Meluapnya air ini lantaran sejumlah tanggul penahan alur sungai jebol, dinihari tadi.
Banjir tersebut menggenangi rumah warga di Desa Lubuk Saung, Desa Suka Menanti, dan Desa Karang Tanding Kecamatan Jarai.
Jumlah debit air kiriman dari daerah Gunung Dempo cukup besar dan membawa sampah tidak mampu ditampung aliran sungai yang membelah kawasan pemukiman padat penduduk tersebut.
Kondisi ini juga membuat sebagian jalan lintas penghubung Pagaralam dan Bengkulu terendam air setinggi 50 sentimeter. Akibatnya, puluhan ton ikan habis karena hanyut diterjang banjir bandang.
Salah seorang warga Dusun Lubung Saung, Ramlan mengaku, debit air meningkat kurang dari enam jam sebelum air dalam jumlah besar dari arah sungai yang bermuara di lereng Gunung Dempo tersebut terjadi.
“Kejadiannya setelah solat subuh. Kami hanya berupaya menyelamatkan perabot sedangkan ikan didalam kolam dibiarkan hanyut tidak sempat diselamatkan karena kondisi air cukup deras,” katanya, Sabtu (2/2/2013).
Dirinya mengaku mengalami kerugian akibat ikan mas dan nilanya keluar dari kolam. Menurutnya, banjir badang baru tahun ini terjadi sebelumnya pernah tapi hanya luapan diatas sungai saja tidak sampai merusak kolam dan merendam rumah.
Tapi tahun ini merupakan yang terparah setelah tahun 1972 di Desa Penantian yang menyebakan satu warga meninggal terbawa aliran sungai.
Sementara itu, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengaku akan memeriksa langsung ke lokasi banjir untuk mengetahui penyebabnya. Termasuk mendata berapa jumlah kerusakan kolam yang dialami warga setempat.
Banjir tersebut menggenangi rumah warga di Desa Lubuk Saung, Desa Suka Menanti, dan Desa Karang Tanding Kecamatan Jarai.
Jumlah debit air kiriman dari daerah Gunung Dempo cukup besar dan membawa sampah tidak mampu ditampung aliran sungai yang membelah kawasan pemukiman padat penduduk tersebut.
Kondisi ini juga membuat sebagian jalan lintas penghubung Pagaralam dan Bengkulu terendam air setinggi 50 sentimeter. Akibatnya, puluhan ton ikan habis karena hanyut diterjang banjir bandang.
Salah seorang warga Dusun Lubung Saung, Ramlan mengaku, debit air meningkat kurang dari enam jam sebelum air dalam jumlah besar dari arah sungai yang bermuara di lereng Gunung Dempo tersebut terjadi.
“Kejadiannya setelah solat subuh. Kami hanya berupaya menyelamatkan perabot sedangkan ikan didalam kolam dibiarkan hanyut tidak sempat diselamatkan karena kondisi air cukup deras,” katanya, Sabtu (2/2/2013).
Dirinya mengaku mengalami kerugian akibat ikan mas dan nilanya keluar dari kolam. Menurutnya, banjir badang baru tahun ini terjadi sebelumnya pernah tapi hanya luapan diatas sungai saja tidak sampai merusak kolam dan merendam rumah.
Tapi tahun ini merupakan yang terparah setelah tahun 1972 di Desa Penantian yang menyebakan satu warga meninggal terbawa aliran sungai.
Sementara itu, Bupati Lahat Saifudin Aswari Rivai mengaku akan memeriksa langsung ke lokasi banjir untuk mengetahui penyebabnya. Termasuk mendata berapa jumlah kerusakan kolam yang dialami warga setempat.
(ysw)