Anggaran ruang tunggu sepeda dihentikan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta pada tahun ini menghentikan anggaran untuk pembangunan dan perbaikan ruang tunggu sepeda.
Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Yogyakarta Windarto Kuswandono menjelaskan penghentian anggaran tersebut, bukan karena tidak ada dana, melainkan lebih pada persoalan teknis. Salah satunya sekarang sedang banyak proyek penggalian saluran air limbah (SAL) di tempat-tempat tersebut.
"Jika kami buat, ternyata kena penggalian SAL, tentunya akan rusak, sehingga menjadi sia-sia. Karena itulah, anggaran ruang tunggu sepeda tidak kami buat," jelasnya, di Kantor Dishub Yogyakarta, Rabu (30/1/2013).
Namun begitu, pembangunan dan perbaikan ruang tunggu sepeda itu berhenti sama sekali. Sebab bila proyek pengerjaaan SAL tersebut dapat selesai sebelum akhir tahun, maka akan memasukkan anggaran tersebut pada APBD perubahan.
Sehingga dapat melanjutkan pembangunan dan memperbaiki ruang tunggu sepeda yang sudah rusak di sisa tahun anggaran 2013. Apalagi belum semua ruas jalan di Yogyakarta ada ruang tunggu sepeda.
“Ruas jalan yang ada di Yogyakarta yang sudah ada ruang tunggu sepeda ada 28 titik. Biaya satu meter persergi ruang tunggu sepeda Rp185 ribu,” katanya.
Windarto menambahkan karena tidak ada kegiatan pembangunan ruang tunggu sepeda, tahun ini, hanya akan mengerjakan proyek pembuatan jalur sepeda, Terutama di jalur-jalur yang sudah rusak. Pembangunannya sendiri diharapkan sudah terlaksana pada awal triwulan kedua.
Pembangunan jalur sepeda itu, di antaranya ada di Jalan Bantul, Katamso dan Sudirman. Di Yogyakarta sendiri sudah ada 48 ruas jalan yang sudah ada fasilitas jalur sepeda.
“Panjangnya 8 kilometer (luas total 1.000 meter persegi). Alokasi dana untuk kegiatan itu Rp85 juta, yang berasal dari APBD 2013,” paparnya.
Tokoh komunitas pesepeda Yogyakarta, Yoan Vallon menyayangkan tindakan pemkot yang menghentikan pembuatan dan perbaikan ruang tunggu sepeda tersebut. Apalagi ruang tunggu sepeda itu juga menjadi salah satu pendukung program sego segawe (sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe) dan ikon Yogyakarta sebagai kota sepeda.
“Pemkot harusnya membuat skala prioritas, terlebih tidak semua jalan diperbaiki. Bukan malah membiarkannya serta mementingkan pengerjaan program lain,” tandasnya.
Menurut Yoan, saat ini banyaknya ruang tunggu sepeda yang rusak dan tidak terawat, sehingga menimbulkan kesan kota yang kotor dan tidak terkelola dengan baik. Sebab cat yang luntur dan garis timbul yang mulai hilang di beberapa ruang tunggu sepeda justru menjadikan pemandangan yang kumuh dan tidak indah.
"Kalau harus menunggu 2014 akan banyak yang hilang. Mestinya pemkot sebagai penggagas ruang tunggu saat pesepeda berada di traffic light ini harus lebih peka,” tegasnya.
Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Yogyakarta Windarto Kuswandono menjelaskan penghentian anggaran tersebut, bukan karena tidak ada dana, melainkan lebih pada persoalan teknis. Salah satunya sekarang sedang banyak proyek penggalian saluran air limbah (SAL) di tempat-tempat tersebut.
"Jika kami buat, ternyata kena penggalian SAL, tentunya akan rusak, sehingga menjadi sia-sia. Karena itulah, anggaran ruang tunggu sepeda tidak kami buat," jelasnya, di Kantor Dishub Yogyakarta, Rabu (30/1/2013).
Namun begitu, pembangunan dan perbaikan ruang tunggu sepeda itu berhenti sama sekali. Sebab bila proyek pengerjaaan SAL tersebut dapat selesai sebelum akhir tahun, maka akan memasukkan anggaran tersebut pada APBD perubahan.
Sehingga dapat melanjutkan pembangunan dan memperbaiki ruang tunggu sepeda yang sudah rusak di sisa tahun anggaran 2013. Apalagi belum semua ruas jalan di Yogyakarta ada ruang tunggu sepeda.
“Ruas jalan yang ada di Yogyakarta yang sudah ada ruang tunggu sepeda ada 28 titik. Biaya satu meter persergi ruang tunggu sepeda Rp185 ribu,” katanya.
Windarto menambahkan karena tidak ada kegiatan pembangunan ruang tunggu sepeda, tahun ini, hanya akan mengerjakan proyek pembuatan jalur sepeda, Terutama di jalur-jalur yang sudah rusak. Pembangunannya sendiri diharapkan sudah terlaksana pada awal triwulan kedua.
Pembangunan jalur sepeda itu, di antaranya ada di Jalan Bantul, Katamso dan Sudirman. Di Yogyakarta sendiri sudah ada 48 ruas jalan yang sudah ada fasilitas jalur sepeda.
“Panjangnya 8 kilometer (luas total 1.000 meter persegi). Alokasi dana untuk kegiatan itu Rp85 juta, yang berasal dari APBD 2013,” paparnya.
Tokoh komunitas pesepeda Yogyakarta, Yoan Vallon menyayangkan tindakan pemkot yang menghentikan pembuatan dan perbaikan ruang tunggu sepeda tersebut. Apalagi ruang tunggu sepeda itu juga menjadi salah satu pendukung program sego segawe (sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe) dan ikon Yogyakarta sebagai kota sepeda.
“Pemkot harusnya membuat skala prioritas, terlebih tidak semua jalan diperbaiki. Bukan malah membiarkannya serta mementingkan pengerjaan program lain,” tandasnya.
Menurut Yoan, saat ini banyaknya ruang tunggu sepeda yang rusak dan tidak terawat, sehingga menimbulkan kesan kota yang kotor dan tidak terkelola dengan baik. Sebab cat yang luntur dan garis timbul yang mulai hilang di beberapa ruang tunggu sepeda justru menjadikan pemandangan yang kumuh dan tidak indah.
"Kalau harus menunggu 2014 akan banyak yang hilang. Mestinya pemkot sebagai penggagas ruang tunggu saat pesepeda berada di traffic light ini harus lebih peka,” tegasnya.
(rsa)