Deteksi HIV/AIDS, PNS akan tes urine
A
A
A
Sindonews.com - Untuk mencegah penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), Pemkab Mamuju akan melakukan tes urine pada seluruh pegawainya. Upaya ini sekaligus mencegah penyahgunaan narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba).
Sekretaris Daerah Mamuju, Habsi Wahid, memastikan hal itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Sayangnya dia enggan menyebutkan waktunya.
"Kalau dikasih tahu, nanti hasilnya tidak akurat. Yang pasti, tes urine itu akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya melalui telepon, Selasa (29/1/2013).
Sementara Bupati Mamuju Suhardi Duka, mengatakan, tes urine itu untuk menekan penyebaran virus HIV/AIDS dan mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan birokrat Mamuju. Semua tingkatan dipastikan akan mengikuti tes ini.
"Dalam waktu yang tidak ditentukan, tahun ini akan ada tes urine untuk semua pegawai di lingkup Pemkab Mamuju. Kalau ada pejabat yang terbukti memakai narkoba, akan dicopot dari jabatannya. Kalau dia staf, akan dimutasi ke tempat yang dipastikan tidak akan nyaman," tegasnya.
Suhardi melanjutkan, penyebaran HIVAIDS sebenarnya bermuara dari harmonisasi rumah tangga. Ketidaksetiaan pada pasangan, menjadi penyebab utamanya.
Sebenarnya aparat penegak hukum telah berkali-kali melakukan upaya mencegah narkoba dan HIV/AIDS. Mereka melakukan razia di tempat-tempat tertentu.
"Hasilnya sangat memprihatinkan. Ternyata di Mamuju ada beberapa lokasi yang dijadikan tempat maksiat oleh sejumlah oknum," katanya.
Menurut Suhardi, HIV/AIDS tidak disebabkanoleh faktor keturunan. Apalagi kutukan seperti yang dipahami sebagian warga Mamuju sebagai penyakit Odha. Dia mengaku, penderita HIV/AIDS tidak perlu dikucilkan. Dan penyegahannya bukan hanya kewajiban pemerintah semata.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Firmon, menyebutkan, hingga akhir bulan Januari 2013 jumlah penderita HIV/AIDS di Mamuju sebanyak 12 orang. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Semuanya karena pelacuran. Dan mereka tidak terindikasi narkoba," tegasnya.
Sekretaris Daerah Mamuju, Habsi Wahid, memastikan hal itu akan dilakukan dalam waktu dekat. Sayangnya dia enggan menyebutkan waktunya.
"Kalau dikasih tahu, nanti hasilnya tidak akurat. Yang pasti, tes urine itu akan dilakukan dalam waktu dekat," katanya melalui telepon, Selasa (29/1/2013).
Sementara Bupati Mamuju Suhardi Duka, mengatakan, tes urine itu untuk menekan penyebaran virus HIV/AIDS dan mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan birokrat Mamuju. Semua tingkatan dipastikan akan mengikuti tes ini.
"Dalam waktu yang tidak ditentukan, tahun ini akan ada tes urine untuk semua pegawai di lingkup Pemkab Mamuju. Kalau ada pejabat yang terbukti memakai narkoba, akan dicopot dari jabatannya. Kalau dia staf, akan dimutasi ke tempat yang dipastikan tidak akan nyaman," tegasnya.
Suhardi melanjutkan, penyebaran HIVAIDS sebenarnya bermuara dari harmonisasi rumah tangga. Ketidaksetiaan pada pasangan, menjadi penyebab utamanya.
Sebenarnya aparat penegak hukum telah berkali-kali melakukan upaya mencegah narkoba dan HIV/AIDS. Mereka melakukan razia di tempat-tempat tertentu.
"Hasilnya sangat memprihatinkan. Ternyata di Mamuju ada beberapa lokasi yang dijadikan tempat maksiat oleh sejumlah oknum," katanya.
Menurut Suhardi, HIV/AIDS tidak disebabkanoleh faktor keturunan. Apalagi kutukan seperti yang dipahami sebagian warga Mamuju sebagai penyakit Odha. Dia mengaku, penderita HIV/AIDS tidak perlu dikucilkan. Dan penyegahannya bukan hanya kewajiban pemerintah semata.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Firmon, menyebutkan, hingga akhir bulan Januari 2013 jumlah penderita HIV/AIDS di Mamuju sebanyak 12 orang. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Semuanya karena pelacuran. Dan mereka tidak terindikasi narkoba," tegasnya.
(rsa)