Nafsu makan PNS Kulonprogo hilang
A
A
A
Sindonews.com - Sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Kulonprogo memprotes pemberian jatah beras yang mereka terima. Pasalnya, beras yang dibeli dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) itu banyak mengandung kerikil.
Heri Widada, PNS di Bagian Humas Setda mengatakan, sebelumnya dia mendengar keluhan pegawai lain tentang penurunan kualitas beras. Mereka menemukan banyak kerikil ketika beras itu dimasak. Namun saat itu dia memilih diam karena jatah beras miliknya dianggap aman.
“Memang sempat banyak yang mengeluh. Teman-teman bilang beras jatah beli bulan Januari ini banyak kerikilnya, tetapi saya diam saja karena saya pikir jatah saya aman. Ternyata setelah dimasak istri, hasilnya sama saja," kata Heri, Selasa (22/1/2013).
Menurutnya, nasi dari beras Gapoktan mengandung banyak kerikil. Sehingga, dia terpaksa harus membersihkan dulu kerikilnya sebelum makan. Keberadaan kerikil itu membuat nafsu makan mendadak hilang.
“Jadinya mau makan juga seleranya hilang karena harus misahin dulu kerikilnya,” terangnya.
Gunawan dan Sutrisno, menyampaikan keluhan serupa. Menurut mereka, beras berkerikil sudah diterima sejak Desember tahun lalu.
“Sebenarnya, kalau harga beras naik tidak jadi soal. Tapi kerikilnya kok juga ikutan naik,” kata Sutrisno.
Meski demikian, tidak ada PNS yang mengembalikan beras berkerikil itu ke Gapoktan. Sebab, beras yang diterima dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp7.500 perkilo, berkualitas baik. Mereka hanya berharap,ke depan tidak ada lagi kerikil yang disertakan.
“Seharusnya kan ada pengawasan dari instansi terkait karena ini dijalankan sesuai instruksi bupati. Kalau sudah seperti ini siapa yang mau disalahkan. Kita mau membeli tapi mbok ya dikasih yang bagus jangan dibonusi kerikil,” sambung Gunawan.
Heri Widada, PNS di Bagian Humas Setda mengatakan, sebelumnya dia mendengar keluhan pegawai lain tentang penurunan kualitas beras. Mereka menemukan banyak kerikil ketika beras itu dimasak. Namun saat itu dia memilih diam karena jatah beras miliknya dianggap aman.
“Memang sempat banyak yang mengeluh. Teman-teman bilang beras jatah beli bulan Januari ini banyak kerikilnya, tetapi saya diam saja karena saya pikir jatah saya aman. Ternyata setelah dimasak istri, hasilnya sama saja," kata Heri, Selasa (22/1/2013).
Menurutnya, nasi dari beras Gapoktan mengandung banyak kerikil. Sehingga, dia terpaksa harus membersihkan dulu kerikilnya sebelum makan. Keberadaan kerikil itu membuat nafsu makan mendadak hilang.
“Jadinya mau makan juga seleranya hilang karena harus misahin dulu kerikilnya,” terangnya.
Gunawan dan Sutrisno, menyampaikan keluhan serupa. Menurut mereka, beras berkerikil sudah diterima sejak Desember tahun lalu.
“Sebenarnya, kalau harga beras naik tidak jadi soal. Tapi kerikilnya kok juga ikutan naik,” kata Sutrisno.
Meski demikian, tidak ada PNS yang mengembalikan beras berkerikil itu ke Gapoktan. Sebab, beras yang diterima dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp7.500 perkilo, berkualitas baik. Mereka hanya berharap,ke depan tidak ada lagi kerikil yang disertakan.
“Seharusnya kan ada pengawasan dari instansi terkait karena ini dijalankan sesuai instruksi bupati. Kalau sudah seperti ini siapa yang mau disalahkan. Kita mau membeli tapi mbok ya dikasih yang bagus jangan dibonusi kerikil,” sambung Gunawan.
(ysw)