Kabur, pengedar narkoba ditembak
A
A
A
Sindonews.com - Begitu mengetahui yang bertamu kerumahnya adalah polisi yang menyamar, Aris Munandar alias Aris (31) langsung kabur dengan meloncat pagar rumahnya sembari membawa kaleng bekas makanan ringan yang berisikan narkoba.
Apesnya saat meloncat itu bapak satu anak ini malah terjatuh sehingga kepala atas kirinya bocor. Dia juga masih tetap mencoba kabur. Tak pelak petugas dari Unit II Subdit II, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel, pimpinan Kompol Amrozi terpaksa menindak tegas dengan melumpuhkannya dengan tembakan di betis kirinya.
Setelah dilumpuhkan, dalam penangkapan yang dilakukan Senin (21/1/2013) sekira pukul 10.00 WIB itu, petugas berhasil mengamankan 60 butir inek, terdiri dari 10 butir warna merah pudar logo min yang perbutirnya seharga Rrp150 rribu dan 50 butir warna merah terang yang perbutirnya seharga Rp50 ribu. Diduga inek yang 50 butir itu merupakan inek oplosan.
Selain itu juga disita tiga paket sabu-sabu yang perpaketnya Rp200 ribu. Inek dan sabu-sabu itu dimasukan dalam dompet emas. Sedangkan satu bal plastik klip dan timbangan digital serta dompet emas itu dimasukan dalam kaleng bekas makanan ringan.
Penangkapan itu bermula dari SMS online yang diterima jajaran Ditres Narkoba Polda Sumsel, yang menyatakan jikaa dirumah tersangka sering banyak orang keluar masuk untuk membeli narkoba.
Setelah mendapat informasi itu, lalu petugas mendatangi rumah tersangka Aris di Jalan Sri Gading, RT 1, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.
"Awalnya anggota kita disambut dan dipersilahkan tersangka masuk kedalam rumahnya. Namun, begitu tahu itu anggota, maka tersangka langsung melarikan diri sambil membawa kaleng berisikan narkoba itu dan langsung meloncat pagar sampai terjatuh," terang Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Teguh Prayitno, di Mapolda Sumsel, Senin 21 Januari 2013.
Walaupun terjatuh dan kepalanya terluka, jelas Teguh, tersangka tetap melarikan diri, sehingga terjadi kejar-kejaran dengan anggotanya. Akhirnya anggotanya terpaksa menindak tegas tersangka melumpuhkannya dengan tembakan.
"Anggota kita sudah memberikan tembakan peringatan, tapi tersangka tetap lari. Jadi terpaksa diambil tindakan tegas itu. Saat ini tersangka sudah kita amankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Disinggung mengenai dugaan barang bukti ineks oplosan, Teguh mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti, karenanya pihaknya masih akan mengirim barang bukti tersebut ke laboratorium forensik Polda Sumsel.
"Itukan baru pengakuan tersangka, jadi akan kita kirimkan ke lab dulu baru tahu apakah oplosan atau tidak," tegas Teguh.
Sementara tersangka Aris mengaku, jika inek dan sabu-sabu tersebut dibelinya dari seorang bandarnya bernama Jeki di kawasan eks lokalisasi Teratai Putih atau Kampung Baru Palembang.
"Sabu-sabu dan inek itu juga aku jual di Kampung Baru itulah. Untungnya hanya Rp20 ribu, baik sabu-sabu maupun inek. Walaupun menjual narkoba, tapi aku tidak pernah mengkonsumsinya," ungkap penjaga malam di kawasan pedagang buah di Sukajadi, Talang Kelapan, Banyuasin ini.
Diungkapkannya, dirinya baru sebulan menjadi pengedar narkoba. Itu dilakukannya, lantaran dirinya butuh tambahan biaya melahirkan istrinya yang sekarang sedang mengandung anak keduanya.
"Sekarang istri aku lagi hamil enam bulan, jadi aku butuh tambahan untuk melahirkan itu. Makanya aku coba-coba gunakan uang gaji aku untuk menjual narkoba itu," pungkasnya.
Apesnya saat meloncat itu bapak satu anak ini malah terjatuh sehingga kepala atas kirinya bocor. Dia juga masih tetap mencoba kabur. Tak pelak petugas dari Unit II Subdit II, Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumsel, pimpinan Kompol Amrozi terpaksa menindak tegas dengan melumpuhkannya dengan tembakan di betis kirinya.
Setelah dilumpuhkan, dalam penangkapan yang dilakukan Senin (21/1/2013) sekira pukul 10.00 WIB itu, petugas berhasil mengamankan 60 butir inek, terdiri dari 10 butir warna merah pudar logo min yang perbutirnya seharga Rrp150 rribu dan 50 butir warna merah terang yang perbutirnya seharga Rp50 ribu. Diduga inek yang 50 butir itu merupakan inek oplosan.
Selain itu juga disita tiga paket sabu-sabu yang perpaketnya Rp200 ribu. Inek dan sabu-sabu itu dimasukan dalam dompet emas. Sedangkan satu bal plastik klip dan timbangan digital serta dompet emas itu dimasukan dalam kaleng bekas makanan ringan.
Penangkapan itu bermula dari SMS online yang diterima jajaran Ditres Narkoba Polda Sumsel, yang menyatakan jikaa dirumah tersangka sering banyak orang keluar masuk untuk membeli narkoba.
Setelah mendapat informasi itu, lalu petugas mendatangi rumah tersangka Aris di Jalan Sri Gading, RT 1, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.
"Awalnya anggota kita disambut dan dipersilahkan tersangka masuk kedalam rumahnya. Namun, begitu tahu itu anggota, maka tersangka langsung melarikan diri sambil membawa kaleng berisikan narkoba itu dan langsung meloncat pagar sampai terjatuh," terang Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Teguh Prayitno, di Mapolda Sumsel, Senin 21 Januari 2013.
Walaupun terjatuh dan kepalanya terluka, jelas Teguh, tersangka tetap melarikan diri, sehingga terjadi kejar-kejaran dengan anggotanya. Akhirnya anggotanya terpaksa menindak tegas tersangka melumpuhkannya dengan tembakan.
"Anggota kita sudah memberikan tembakan peringatan, tapi tersangka tetap lari. Jadi terpaksa diambil tindakan tegas itu. Saat ini tersangka sudah kita amankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut," jelasnya.
Disinggung mengenai dugaan barang bukti ineks oplosan, Teguh mengatakan, pihaknya belum mengetahui secara pasti, karenanya pihaknya masih akan mengirim barang bukti tersebut ke laboratorium forensik Polda Sumsel.
"Itukan baru pengakuan tersangka, jadi akan kita kirimkan ke lab dulu baru tahu apakah oplosan atau tidak," tegas Teguh.
Sementara tersangka Aris mengaku, jika inek dan sabu-sabu tersebut dibelinya dari seorang bandarnya bernama Jeki di kawasan eks lokalisasi Teratai Putih atau Kampung Baru Palembang.
"Sabu-sabu dan inek itu juga aku jual di Kampung Baru itulah. Untungnya hanya Rp20 ribu, baik sabu-sabu maupun inek. Walaupun menjual narkoba, tapi aku tidak pernah mengkonsumsinya," ungkap penjaga malam di kawasan pedagang buah di Sukajadi, Talang Kelapan, Banyuasin ini.
Diungkapkannya, dirinya baru sebulan menjadi pengedar narkoba. Itu dilakukannya, lantaran dirinya butuh tambahan biaya melahirkan istrinya yang sekarang sedang mengandung anak keduanya.
"Sekarang istri aku lagi hamil enam bulan, jadi aku butuh tambahan untuk melahirkan itu. Makanya aku coba-coba gunakan uang gaji aku untuk menjual narkoba itu," pungkasnya.
(rsa)