Hanya karena foto BBM, Dika bunuh sahabatnya
A
A
A
Sindonews.com - Foto mesra yang dikirim via BlackBerry Messenger (BBM), membuat Andreas Hero Dika alias Dika (22), warga Jalan Gombel Permai, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang tega membunuh sahabatnya, Henry Kurniawan Wicaksono (33), warga Jalan Talangsari, RT1/RW7, Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.
Dika ditangkap petugas Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polrestabes Semarang Sabtu 19 Januari 2013 malam. Dika ditangkap di sekitar jembatan Banjir Kanal Timur, saat tengah menggelar pesta minuman keras (miras).
Dika menjadi tersangka pembunuhan sahabatnya sendiri. Pembunuhan itu dilakukan Dika pada Sabtu (19/1) sekitar pukul 05.00 WIB, menjelang fajar.
Dengan tangan diborgol dan kawalan polisi, pemuda pengangguran ini bercerita dengan gamblang, jika foto mesra yang masuk ke ponsel Blackberry miliknya itu dikirimkan oleh korban. Dalam foto itu terlihat korban berpose mesra dengan mantan kekasihnya, Diana.
“Pada Jumat 18 Januari 2013, saya bahkan sempat kirim-kiriman BBM dengan korban. Saya kenal dekat, dia memang sahabat saya, saya biasa memanggilnya Kentir, tapi foto-foto itu jelas menjengkelkan,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang, Minggu (20/1/2013).
Dika juga mengatakan kemarahan terhadap Kentir juga dipicu tuduhan-tuduhan tidak benar kepadanya. Dika mengaku dituduh sebagai orang yang sering mengerjai Kentir. Mulai dari melepas ban mobil, membakar kos-kosan hingga berbagai hal negatif lain yang menurut Dika tidak benar.
Kentir diketahui memang seorang pemilik kos-kosan di dekat kampus Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Di lokasi itu juga, Kentir yang tergabung dalam klub motor RX King dibunuh. Tewasnya Kentir, meninggalkan dua buah hatinya dari hasil pernikahannya yang berakhir cerai.
“Informasi yang saya dengar, saya dituduh macam-macam oleh Kentir, tapi ngomongnya di belakang, saya sempat cek-cok dengan Kentir lewat BBM,” lanjutnya.
Persoalan-persoalan itu membuat Dika penat. Hingga pada Jumat 18 Januari 2013 malam dia melakukan pesta miras jenis congyang dengan kawan-kawannya. Mulai di sekitar Jalan Nakula Semarang hingga pindah di rumahnya. Dalam kondisi mabuk berat itulah, dia teringat apa yang dilakukan sahabatnya. Pengaruh miras membuat emosi Dika memuncak.
“Saya ajak teman, namanya Jerry, datang ke rumah Kentir, saat itu Kentir sedang tidur, saya bacok pakai kembang turi (celurit) empat kali, di perut dan di dada, setelah itu saya kabur ke tempat kos pacar saya, Friska,” lanjutnya.
Dika mengaku baru seminggu pacaran dengan Friska. Semua perbuatannya diceritakan. Bahkan Friska sempat membantu menyembunyikan celurit dan jaket milik Dika.
Berdasarkan penyidikan sementara, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan, mengatakan Dika adalah tersangka tunggal terhadap pembunuhan ini.
“Kami apresiasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian yang kooperatif dengan kami, membantu dengan memberikan keterangan-keterangan yang bagus untuk dikembangkan hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku,” timpalnya.
Tewasnya korban, kata Elan, diakibatkan oleh sejumlah luka tusuk yang cukup dalam. Luka di dada bahkan menembus jantung. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya; sebilah celurit yang digunakan untuk menghabisi korban, jaket, sepeda motor Honda Vario warna merah hitam nomor polisi H 4077 ZZ dan Yamaha Vega ZR nomor polisi H 5795 FP.
“Kami sedang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan intensif terhadap beberapa orang lain, masih kami mintai keterangannya, sementara tersangka Dika kami jerat Pasal 338 KUHP,” tutupnya.
Dika ditangkap petugas Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polrestabes Semarang Sabtu 19 Januari 2013 malam. Dika ditangkap di sekitar jembatan Banjir Kanal Timur, saat tengah menggelar pesta minuman keras (miras).
Dika menjadi tersangka pembunuhan sahabatnya sendiri. Pembunuhan itu dilakukan Dika pada Sabtu (19/1) sekitar pukul 05.00 WIB, menjelang fajar.
Dengan tangan diborgol dan kawalan polisi, pemuda pengangguran ini bercerita dengan gamblang, jika foto mesra yang masuk ke ponsel Blackberry miliknya itu dikirimkan oleh korban. Dalam foto itu terlihat korban berpose mesra dengan mantan kekasihnya, Diana.
“Pada Jumat 18 Januari 2013, saya bahkan sempat kirim-kiriman BBM dengan korban. Saya kenal dekat, dia memang sahabat saya, saya biasa memanggilnya Kentir, tapi foto-foto itu jelas menjengkelkan,” ungkapnya di Mapolrestabes Semarang, Minggu (20/1/2013).
Dika juga mengatakan kemarahan terhadap Kentir juga dipicu tuduhan-tuduhan tidak benar kepadanya. Dika mengaku dituduh sebagai orang yang sering mengerjai Kentir. Mulai dari melepas ban mobil, membakar kos-kosan hingga berbagai hal negatif lain yang menurut Dika tidak benar.
Kentir diketahui memang seorang pemilik kos-kosan di dekat kampus Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Di lokasi itu juga, Kentir yang tergabung dalam klub motor RX King dibunuh. Tewasnya Kentir, meninggalkan dua buah hatinya dari hasil pernikahannya yang berakhir cerai.
“Informasi yang saya dengar, saya dituduh macam-macam oleh Kentir, tapi ngomongnya di belakang, saya sempat cek-cok dengan Kentir lewat BBM,” lanjutnya.
Persoalan-persoalan itu membuat Dika penat. Hingga pada Jumat 18 Januari 2013 malam dia melakukan pesta miras jenis congyang dengan kawan-kawannya. Mulai di sekitar Jalan Nakula Semarang hingga pindah di rumahnya. Dalam kondisi mabuk berat itulah, dia teringat apa yang dilakukan sahabatnya. Pengaruh miras membuat emosi Dika memuncak.
“Saya ajak teman, namanya Jerry, datang ke rumah Kentir, saat itu Kentir sedang tidur, saya bacok pakai kembang turi (celurit) empat kali, di perut dan di dada, setelah itu saya kabur ke tempat kos pacar saya, Friska,” lanjutnya.
Dika mengaku baru seminggu pacaran dengan Friska. Semua perbuatannya diceritakan. Bahkan Friska sempat membantu menyembunyikan celurit dan jaket milik Dika.
Berdasarkan penyidikan sementara, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Elan Subilan, mengatakan Dika adalah tersangka tunggal terhadap pembunuhan ini.
“Kami apresiasi kepada masyarakat di sekitar lokasi kejadian yang kooperatif dengan kami, membantu dengan memberikan keterangan-keterangan yang bagus untuk dikembangkan hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku,” timpalnya.
Tewasnya korban, kata Elan, diakibatkan oleh sejumlah luka tusuk yang cukup dalam. Luka di dada bahkan menembus jantung. Selain mengamankan tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya; sebilah celurit yang digunakan untuk menghabisi korban, jaket, sepeda motor Honda Vario warna merah hitam nomor polisi H 4077 ZZ dan Yamaha Vega ZR nomor polisi H 5795 FP.
“Kami sedang melakukan pemeriksaan-pemeriksaan intensif terhadap beberapa orang lain, masih kami mintai keterangannya, sementara tersangka Dika kami jerat Pasal 338 KUHP,” tutupnya.
(rsa)