Pelajar SMA putri banyak derita animea
A
A
A
Sindonews.com - Pelajar SMA putri di Yogyakarta diketahui banyak menderita animea atau kadar hemoglobim (Hg) di bawah standar.
Data penelitian Fakultas Kedokteran UGM dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Yogyakarta terhadap 280 pelajar putri yang berasal dari beberapa SMA di kota pendidikan tersebut, 34 persen di antaranya menderita animea.
Penelitian sendiri mulai bulan Juli hingga November 2012. Pola makan yang salah, seperti tidak sarapan dan diet diduga menjadi penyebab utamanya.
“Secara prosentase angka ini cukup tinggi, sehingga harus ada penangganan serius,” ungkap ketua peneliti FK UGM Toto Sudargo saat publikasi determinasi anemia dan kurang gizi pada siswa SMA putri Yogyakarta, di Dinkes Yogyakarta, Rabu (16/1/2013).
Toto mengatakan jika masalah itu tidak segera ditindaklanjuti, sangat membahayakan, sebab bila berkelanjutan sampai pelajar putri itu menikah akan berdampak pada keselamatan jiwanya, bahkan dampak buruknya, dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Bahkan menghasilkan bayi dengan berat badan rendah.
“Saat remaja putri yang menderita animea menjadi ibu dan hamil, maka berakibat pada katagori kehamilan berisiko tinggi,” paparnya.
Selain itu, masalah ini juga akan berdampak pada pertumbuhan dan kualitas generasi muda ke depan. Sebab bayi yang lahir dengan berat badan rendah kemungkinan volume otaknya juga tidak sempurna. Sehingga, kecerdasannya juga akan menurun.
Menurut Toto karena begitu berbahaya, maka masalah ini, harus menjadi perhatian serius dari pemerintah. Sehingga Dinkes terus menfollow up dan menyebarkan hasil riset ini ke Puskesmas dan publik. Termasuk pengayaan ilmu pada guru UKS harus terus dilakukan.
Kepala Dinkes Yogyakarta, Tuty Setyowati mengatakan sebagai tindaklanjut atas persoalan tersebut, selain akan melakukan pemantauan melalui petugas Puskesmas. Siswi yang menderita anemia juga akan diberi pengarahan tentang bagaimana menjalani pola hidup sehat dengan makan secara teratur.
“Hasil penelitian ini juga akan menjadi dasar untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Dimana dari data pemeriksaan ibu hamil di puskesmas, ibu hamil yang mengalami anemia, tercatat 22,7 persen,” paparnya.
Data penelitian Fakultas Kedokteran UGM dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Yogyakarta terhadap 280 pelajar putri yang berasal dari beberapa SMA di kota pendidikan tersebut, 34 persen di antaranya menderita animea.
Penelitian sendiri mulai bulan Juli hingga November 2012. Pola makan yang salah, seperti tidak sarapan dan diet diduga menjadi penyebab utamanya.
“Secara prosentase angka ini cukup tinggi, sehingga harus ada penangganan serius,” ungkap ketua peneliti FK UGM Toto Sudargo saat publikasi determinasi anemia dan kurang gizi pada siswa SMA putri Yogyakarta, di Dinkes Yogyakarta, Rabu (16/1/2013).
Toto mengatakan jika masalah itu tidak segera ditindaklanjuti, sangat membahayakan, sebab bila berkelanjutan sampai pelajar putri itu menikah akan berdampak pada keselamatan jiwanya, bahkan dampak buruknya, dapat mengakibatkan kematian ibu dan bayi. Bahkan menghasilkan bayi dengan berat badan rendah.
“Saat remaja putri yang menderita animea menjadi ibu dan hamil, maka berakibat pada katagori kehamilan berisiko tinggi,” paparnya.
Selain itu, masalah ini juga akan berdampak pada pertumbuhan dan kualitas generasi muda ke depan. Sebab bayi yang lahir dengan berat badan rendah kemungkinan volume otaknya juga tidak sempurna. Sehingga, kecerdasannya juga akan menurun.
Menurut Toto karena begitu berbahaya, maka masalah ini, harus menjadi perhatian serius dari pemerintah. Sehingga Dinkes terus menfollow up dan menyebarkan hasil riset ini ke Puskesmas dan publik. Termasuk pengayaan ilmu pada guru UKS harus terus dilakukan.
Kepala Dinkes Yogyakarta, Tuty Setyowati mengatakan sebagai tindaklanjut atas persoalan tersebut, selain akan melakukan pemantauan melalui petugas Puskesmas. Siswi yang menderita anemia juga akan diberi pengarahan tentang bagaimana menjalani pola hidup sehat dengan makan secara teratur.
“Hasil penelitian ini juga akan menjadi dasar untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Dimana dari data pemeriksaan ibu hamil di puskesmas, ibu hamil yang mengalami anemia, tercatat 22,7 persen,” paparnya.
(rsa)