Besok, rakyat Kaltim akan demo Jero Wacik
A
A
A
Sindonews.com - Rencana kedatangan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik ke Kalimantan Timur (Kaltim) bakal disambut aksi demonstrasi.
Jero Wacik rencananya akan meresmikan lapangan gas South Mahakam, di Desa Senipah, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, besok.
Aksi sendiri akan dilaksanakan oleh Aliansi Rakyat Kaltim untuk Blok Mahakam. Meski belum ada kepastian Jero Wacik bakal datang, namun aliansi ini bermaksud menyampaikan aspirasi seputar tuntutan masyarakat Kaltim agar kontrak Total E&P Indonesie di Blok Mahakam yang akan berakhir 2017 mendatang, tidak dilanjutkan.
“Negara harus mengambil alih penguasaan blok ini. Jika tidak, berarti Indonesia lebih memilih memberikan sedekah ke Negara lain. Pak Menteri harus tahu, bahwa rakyat Kaltim sangat serius dengan tuntutan ini,” kata Ketua Aliansi Rakyat Kaltim untuk Blok Mahakam, Wahdiyat, Rabu (16/1/2013).
Rencananya aksi akan dilakukan di sekitar Bandara Sepinggan Balikpapan dan Hotel Novotel, hotel Jero Wacik direncanakan menginap. Wahdiyat menjamin, aspirasi akan disampaikan dengan tertib dan damai, tanpa kekerasan.
“Kami hanya ingin mengingatkan inilah saatnya. Kita mampu kok melanjutkan operasional blok ini. Jadi, negara tidak usah ragu-ragu untuk memutus kontrak Total,” kata Wahdiyat.
Sementara terkait kekhawatiran para pekerja Total dengan rencana pemutusan kontrak Total ini, Wahdiyat meyakinkan, tidak akan ada pihak-pihak yang dirugikan dari keputusan pro rakyat ini.
“Mereka harus mengetahui, tidak akan ada rasionalisasi. Semua akan berjalan seperti biasa, termasuk kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Dia menjelaskan, tuntutan ini sejujurnya adalah keinginan rakyat Kaltim yang berharap pemerintah pusat memberikan keadilan dalam porsi keuangan untuk membangun daerah. Jika bisa dikelola sendiri, tentu keuntungan besar bagi daerah dan Negara.
Sebaliknya, jika kontrak dilanjutkan, maka kesempatan bagi daerah untuk mengelola blok potensial ini, dipastikan bakal terkubur.
Seperti ramai diberitakan, Blok Mahakam sejak 1967 dikuasai Total E & P Indonesie dari Prancis, dan Inpex Corporation dari Jepang. Saat berakhir kontrak pada 2017, maka genap 50 tahun ladang migas tersebut dikuasai perusahaan asing. Rakyat Kaltim berharap, ladang gas itu nantinya dikuasai Pertamina (BUMN) dan BUMD Pemprov Kaltim serta BUMD Pemkab Kutai Kartanegara.
Jero Wacik rencananya akan meresmikan lapangan gas South Mahakam, di Desa Senipah, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim, besok.
Aksi sendiri akan dilaksanakan oleh Aliansi Rakyat Kaltim untuk Blok Mahakam. Meski belum ada kepastian Jero Wacik bakal datang, namun aliansi ini bermaksud menyampaikan aspirasi seputar tuntutan masyarakat Kaltim agar kontrak Total E&P Indonesie di Blok Mahakam yang akan berakhir 2017 mendatang, tidak dilanjutkan.
“Negara harus mengambil alih penguasaan blok ini. Jika tidak, berarti Indonesia lebih memilih memberikan sedekah ke Negara lain. Pak Menteri harus tahu, bahwa rakyat Kaltim sangat serius dengan tuntutan ini,” kata Ketua Aliansi Rakyat Kaltim untuk Blok Mahakam, Wahdiyat, Rabu (16/1/2013).
Rencananya aksi akan dilakukan di sekitar Bandara Sepinggan Balikpapan dan Hotel Novotel, hotel Jero Wacik direncanakan menginap. Wahdiyat menjamin, aspirasi akan disampaikan dengan tertib dan damai, tanpa kekerasan.
“Kami hanya ingin mengingatkan inilah saatnya. Kita mampu kok melanjutkan operasional blok ini. Jadi, negara tidak usah ragu-ragu untuk memutus kontrak Total,” kata Wahdiyat.
Sementara terkait kekhawatiran para pekerja Total dengan rencana pemutusan kontrak Total ini, Wahdiyat meyakinkan, tidak akan ada pihak-pihak yang dirugikan dari keputusan pro rakyat ini.
“Mereka harus mengetahui, tidak akan ada rasionalisasi. Semua akan berjalan seperti biasa, termasuk kesejahteraan mereka,” tambahnya.
Dia menjelaskan, tuntutan ini sejujurnya adalah keinginan rakyat Kaltim yang berharap pemerintah pusat memberikan keadilan dalam porsi keuangan untuk membangun daerah. Jika bisa dikelola sendiri, tentu keuntungan besar bagi daerah dan Negara.
Sebaliknya, jika kontrak dilanjutkan, maka kesempatan bagi daerah untuk mengelola blok potensial ini, dipastikan bakal terkubur.
Seperti ramai diberitakan, Blok Mahakam sejak 1967 dikuasai Total E & P Indonesie dari Prancis, dan Inpex Corporation dari Jepang. Saat berakhir kontrak pada 2017, maka genap 50 tahun ladang migas tersebut dikuasai perusahaan asing. Rakyat Kaltim berharap, ladang gas itu nantinya dikuasai Pertamina (BUMN) dan BUMD Pemprov Kaltim serta BUMD Pemkab Kutai Kartanegara.
(rsa)