21 warga alami gejala chikungunya
A
A
A
Sindonews.com – Sebanyak 21 warga di lingkungan RT 01 dan RT 02 RW 01, Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, menderita gejala penyakit mirip chikungunya. Penderita mengalami gejala demam tinggi, ngilu persendian, mual, dan pusing.
Menurut Riyanto (28) warga Desa Ngampel, awalnya ia mengalami demam tinggi disertai mual dan pusing. Kemudian, ia merasakan tubuhnya lemas dan sekujur persendiannya terasa ngilu.
“Serangan mirip gejala chikungunya itu tidak hanya menjangkiti saya, tetapi juga beberapa anggota keluarga lainnya,” ujar Riyanto, di rumahnya, Kamis (10/1/2013).
Ia mengatakan, tetangganya yang ikut terjangkit penyakit mirip gejala chikungunya yaitu Sumarti (45), Prapti (40), dan Berda (30). Mereka juga mengalami demam tinggi disertai ngilu persendian.
Riyanto dan warga lainnya lalu berobat ke Puskesmas Ngampel. Penyakit mirip chikungunya itu akhirnya sembuh setelah lima hari.
Kepala Dusun (Kasun) Ngampel, Jumadi (50) mengatakan, warga yang menderita gejala penyakit mirip chikungunya itu hampir bersamaan.
“Tercatat ada 21 warga yang menderita chikungunya,” ujarnya.
Untuk memberantas nyamuk chikungunya, pihak Desa Ngampel melakukan pengasapan di lingkungan rumah warga. Permukiman warga Desa Ngampel berada di dekat daerah rawa-rawa dan juga pengeboran minyak mentah lapangan Sukowati yang dikelola oleh Joint Operating Body-Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ).
Daerah rawa-rawa itu terendam banjir bandang hingga beberapa hari dan masih menimbulkan bau yang menyengat.
Kasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Pemkab Bojonegoro, Muhammad Ihsan, mengaku sudah menerima laporan adanya warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, yang terjangkit penyakit mirip gejala chikungunya tersebut.
“Iya, saya sudah menerima laporan adanya warga yang terkena gejala penyakit mirip chikungunya tersebut,” ujarnya.
Ia mengatakan, serangan chikungunya disebabkan oleh gigitan nyamuk yang berkembang biak di daerah rawa-rawa. Untuk memberantas jentik nyamuk rawa-rawa tersebut dapat dilakukan dengan pengasapan.
Menurut Riyanto (28) warga Desa Ngampel, awalnya ia mengalami demam tinggi disertai mual dan pusing. Kemudian, ia merasakan tubuhnya lemas dan sekujur persendiannya terasa ngilu.
“Serangan mirip gejala chikungunya itu tidak hanya menjangkiti saya, tetapi juga beberapa anggota keluarga lainnya,” ujar Riyanto, di rumahnya, Kamis (10/1/2013).
Ia mengatakan, tetangganya yang ikut terjangkit penyakit mirip gejala chikungunya yaitu Sumarti (45), Prapti (40), dan Berda (30). Mereka juga mengalami demam tinggi disertai ngilu persendian.
Riyanto dan warga lainnya lalu berobat ke Puskesmas Ngampel. Penyakit mirip chikungunya itu akhirnya sembuh setelah lima hari.
Kepala Dusun (Kasun) Ngampel, Jumadi (50) mengatakan, warga yang menderita gejala penyakit mirip chikungunya itu hampir bersamaan.
“Tercatat ada 21 warga yang menderita chikungunya,” ujarnya.
Untuk memberantas nyamuk chikungunya, pihak Desa Ngampel melakukan pengasapan di lingkungan rumah warga. Permukiman warga Desa Ngampel berada di dekat daerah rawa-rawa dan juga pengeboran minyak mentah lapangan Sukowati yang dikelola oleh Joint Operating Body-Pertamina Petrochina East Java (JOB-PPEJ).
Daerah rawa-rawa itu terendam banjir bandang hingga beberapa hari dan masih menimbulkan bau yang menyengat.
Kasi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Pemkab Bojonegoro, Muhammad Ihsan, mengaku sudah menerima laporan adanya warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, yang terjangkit penyakit mirip gejala chikungunya tersebut.
“Iya, saya sudah menerima laporan adanya warga yang terkena gejala penyakit mirip chikungunya tersebut,” ujarnya.
Ia mengatakan, serangan chikungunya disebabkan oleh gigitan nyamuk yang berkembang biak di daerah rawa-rawa. Untuk memberantas jentik nyamuk rawa-rawa tersebut dapat dilakukan dengan pengasapan.
(ysw)