Teruji, 15 jenis padi lokal bersahabat dengan iklim

Selasa, 08 Januari 2013 - 13:11 WIB
Teruji, 15 jenis padi...
Teruji, 15 jenis padi lokal bersahabat dengan iklim
A A A
Sindonews.com - Sebanyak 15 varietas padi lokal telah diujicoba dan dibudidayakan oleh masyarakat Padang Pariaman, Sumatra Barat. Varietas-varietas tersebut, merupakan varietas yang sudah beradaptasi dengan iklim dan kondisi lingkungannya ketimbang bibit padi yang berlabel.

Hal itu dikatakan Manager Area Field-Bumi Ceria, Heriyanto di Nagari Sikucur, Kecamatan V Koto Kampung Kabupaten Padangpariaman.

Menurutnya, varietas padi lokal tersebut diantaranya mundam pulau, mundam putiah, kuruik kusuik, ciredek, cantik manih, padi merah, sokan merah, padi payuang, anak daro, arai kuniang, randah kuniang, batang lembang, kuriak jangguik, kuriak sirah dan kuriak putiah.

“Sebenarnya varietas tersebut sudah ada dan tersedia selama ini, tapi petani tidak banyak mendapat kesempatan mengembangkan dan membudidayakannya. Kalaupun ada, itu hanya sebagian kecil atau beberapa kelompok tani saja,” papar Heryanto disela acara hari temu lapangan kelompok sekolah lapangan, di Padang, Sumatera Barat, Selasa (8/1/2013).

Selain itu, lanjutnya, dalam varietas padi lokal ini penanamannya menerapkan pola tanam padi sebatang. Dimana satu benih untuk satu rumpun padi. Selain itu keunggulannya tidak air dalam kapasitas banyak, memakai pupuk kompos.

“Serta memanfaatkan musuh alami dan menggunakan pestisida yang terbuat dari ramuan alam dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Menurutnya, pola bertani konvensional yang dikembangkan selama ini mestinya harus ditinjau ulang. Penggunaan benih unggul mensyaratkan ketersediaan air irigasi, pupuk dan racun kimia sudah saatnya dihentikan.

Selain itu keberadaan benih lokal sudah sangat teruji di lingkungannya sehingga tidak perlu adaptasi yang lama. Benih lokal dapat tersedia untuk kebutuhan lokal, sehingga tidak harus membeli.

“Kalau butuh benih yang lebih bagus lagi, kan kita bisa silangkan. Dengan menggunakan benih lokal, biaya usaha tani dapat dikurangi,” tambah Hery.

Saat ini petani sudah sangat akrab dengan enam varietas padi lokal diantaranya daro kuriak, daro putiah, daro merah, cantik manih, padi arang dan seratus hari. Menurutnya, petani lainnya dapat bertukar benih dengan dirinya dengan cara barter.

“Kalau barter, kan lebih mudah dan tidak perlu ada transaksi uang. Benih yang dipertukarkan sama-sama dapat dikembangkan sehingga memudahkan penyebaran benih untuk seluruh wilayah Sumatera Barat,” paparnya.

Aktivis lingkungan hidup, Rachmadi yang hadir dalam acara tersebut mengatakan saat ini masyarakat lebih suka gila dari pada kaya, artinya lebih gandrung membeli benih dan bahan-bahan kimia yang dibuat oleh pabrik ketimbang membuat sendiri benih dan pupuk alami.

”Kalau petani mau kaya maka kurangilah membeli dan perbanyaklah menjual,” kata Rachmadi.

Sejak revolusi hijau yang dikembangkan oleh pemerintah di awal tahun 70-an, penggunaan benih unggul, pupuk dan racun kimia telah menjadi kebiasaan hingga sekarang.

“Ini membuat lingkungan menjadi rusak. Tanah sawah menjadi padat dan kering karena organisme tanah ikut mati. Ditambah lagi dengan pencemaran air oleh bahan kimia yang disemprotkan kepada tanaman. Akhirnya, makanan yang kita makan juga menjadi tidak sehat lantaran tercemar bahan kimia,” terang Rachmadi.

Katanya, saatnya kembali ke kekehidupan yang selaras dengan alam. Memakan makanan sehat tanpa residu bahan kimia adalah salah satu soslusi cerdas.
(rsa)
Berita Terkait
Pengembangan Korporasi...
Pengembangan Korporasi Kedelai di Grobogan Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Nilai Petani Turun 1,73%,...
Nilai Petani Turun 1,73%, SPI Minta Pemerintah Perluas Subsidi
Mulai Sekarang, Jangan...
Mulai Sekarang, Jangan Coba-Coba dengan Pupuk Bersubsidi
Pendapatan Petani di...
Pendapatan Petani di Jepang dengan Petani di Indonesia, Antara Bumi dan Langit
Festival Petani Indonesia...
Festival Petani Indonesia Hebat
Sektor Pangan Jadi Andalan...
Sektor Pangan Jadi Andalan Menjaga Stabilitas Ekonomi Sosial
Berita Terkini
2 Pejabat Disdik Sumut...
2 Pejabat Disdik Sumut Terjaring OTT Korupsi Dana BOS, Kejaksaan Sita Rp319 Juta
2 jam yang lalu
Heboh! Dipepet Motor...
Heboh! Dipepet Motor Anggota Patwal Polres Bogor di Jalur Puncak, Pengendara Terjungkal
3 jam yang lalu
Pangdam XIV Hasanuddin...
Pangdam XIV Hasanuddin Dukung Smelter Ceria Group Jadi Perusahaan Level Dunia
3 jam yang lalu
Mantan Gubernur Maluku...
Mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba Meninggal Dunia
4 jam yang lalu
Kepala Sekolah SDN 02...
Kepala Sekolah SDN 02 Srogol Apresiasi Kegiatan Literasi MNC Peduli dan MNC Land
5 jam yang lalu
Matangkan Jakarta Kota...
Matangkan Jakarta Kota Global, QRIS Tap dengan NFC Resmi Diterapkan di MRT
6 jam yang lalu
Infografis
5 Negara dengan Netizen...
5 Negara dengan Netizen Paling Tidak Sopan di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved