Jembatan putus hambat aktivitas warga
A
A
A
Sindonews.com - Akibat jembatan penghubung di desa Talang Padang Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empatlawang, Sumatera Selatan, rusak dan hanyut dihantam air ratusan warga desa tersebut kesulitan untuk menyeberangi sungai Air Keruh.
Padahal selama ini ratusan petani tersebut mengandalkan jembatan itu untuk akses menyeberang ke areal perkebunan mereka.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, jembatan tersebut ambruk dan terbawa arus sungai setelah hujan deras turun terus menerus beberapa hari belakangan. Dengan kondisi tersebut puluhan petani menjadi terhambat untuk melakukan aktivitas mereka.
Agar bisa menyeberang, warga terpaksa membuat jembatan darurat dari batang kayu dan pohon kelapa. Namun warga khawatir dan tidak bisa menyeberang jika debit air sungai naik.
“Jelas sifatnya darurat, kalau malam hujan deras dan air sungai naik dipastikan kayunya hanyut dan kita harus mencari bahan untuk jembatan darurat lagi,” ujar Sam’an warga Talang Padang, Kamis (20/12/2012).
Menurutnya mereka merasa khawatir jika ada ibu-ibu atau anak-anak yang melintas. Karena menurutnya, rata-rata ibu-ibu di desa tersebut juga ikut bertani.
Dengan kondisi tersebut, tidak sedikit ibu-ibu yang membatalkan niat untuk pergi ke kebun karena tidak berani menyeberangi jembatan darurat.
“Kalau ibu-ibu jelas tidak berani, kecuali air sungai sedang surut,” tambahnya.
Selain menghanyutkan badan jembatan, meluapnya air sungai keruh beberapa hari lalu juga merusak areal persawahan di desa tersebut. Akibat meluapnya debit air sungai keruh puluhan hektar sawah dihantam banjir. Akibatnya tanaman padi yang ada menjadi rusak.
Rasyid salah seorang petani pemilik sawah yang rusak mengatakan, akibat banjir tanaman padi di sawahnya yang baru berumur sekitar dua minggu menjadi rusak sehingga harus dilakukan penanaman kembali.
“Mau tidak mau harus ditanami lagi, meskipun baru dua minggu ditanam jelas kita mengalami kerugian,”jelasnya.
Padahal selama ini ratusan petani tersebut mengandalkan jembatan itu untuk akses menyeberang ke areal perkebunan mereka.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, jembatan tersebut ambruk dan terbawa arus sungai setelah hujan deras turun terus menerus beberapa hari belakangan. Dengan kondisi tersebut puluhan petani menjadi terhambat untuk melakukan aktivitas mereka.
Agar bisa menyeberang, warga terpaksa membuat jembatan darurat dari batang kayu dan pohon kelapa. Namun warga khawatir dan tidak bisa menyeberang jika debit air sungai naik.
“Jelas sifatnya darurat, kalau malam hujan deras dan air sungai naik dipastikan kayunya hanyut dan kita harus mencari bahan untuk jembatan darurat lagi,” ujar Sam’an warga Talang Padang, Kamis (20/12/2012).
Menurutnya mereka merasa khawatir jika ada ibu-ibu atau anak-anak yang melintas. Karena menurutnya, rata-rata ibu-ibu di desa tersebut juga ikut bertani.
Dengan kondisi tersebut, tidak sedikit ibu-ibu yang membatalkan niat untuk pergi ke kebun karena tidak berani menyeberangi jembatan darurat.
“Kalau ibu-ibu jelas tidak berani, kecuali air sungai sedang surut,” tambahnya.
Selain menghanyutkan badan jembatan, meluapnya air sungai keruh beberapa hari lalu juga merusak areal persawahan di desa tersebut. Akibat meluapnya debit air sungai keruh puluhan hektar sawah dihantam banjir. Akibatnya tanaman padi yang ada menjadi rusak.
Rasyid salah seorang petani pemilik sawah yang rusak mengatakan, akibat banjir tanaman padi di sawahnya yang baru berumur sekitar dua minggu menjadi rusak sehingga harus dilakukan penanaman kembali.
“Mau tidak mau harus ditanami lagi, meskipun baru dua minggu ditanam jelas kita mengalami kerugian,”jelasnya.
(ysw)