Sidang perdana pemukulan anak, hakim minta mediasi

Sidang perdana pemukulan anak, hakim minta mediasi
A
A
A
Sindonews.com - Sidang perdana kasus penganiayaan terhadap Legita, siswi SMA Efata, Serpong, Kota Tangerang Selatan, di gelar di PN Tangerang. Menariknya, dalam sidang yang menghadirkan tersangka Veronique Theresia, majelis hakim Syamsul Bahri malah memberikan kesempatan kepada tersangka untuk melakukan mediasi hingga tanggal 8 Januari 2013.
Pihak keluarga Legita merasa aneh dengan solusi mediasi yang ditawarkan itu, dan tetap menginginkan agar tersangka di tahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dalam sidang yang berlangsung sekitar 10 menit itu, jaksa sempat membacakan dakwaannya. Namun sebelum dakwaan itu tuntas dibacakan, Syamsul Bahri malah membuka pintu mediasi. Dia memberikan kesempatan kepada Veronique untuk melakukan mediasi kepada Legita dan orang tuanya, Albert Tandanu.
Syamsul pun memberikan batas waktu hingga 8 Januari 2013 dan tersangka harus menyampaikannya pada sidang berikutnya. Dia beralasan, mediasi ditawarkan karena kasus penganiayaan yang dialami Legita bukan keributan yang melibatkan banyak orang.
"Saran hakim tak masuk akal. Pelaku (Veronique) bukan anak-anak jadi tak seharusnya ada mediasi. Mediasi bisa dilakukan kepada anaknya Rafa yang masih berstatus di bawah umur," tegas Masripani di Tangerang, Selasa (18/12/2012).
Makanya, dalam persidangan, Masripani meminta agar pelaku di tahan. Namun Syamsul tak melayani permintaan itu. Sidang pun akhirnya ditutup. "Hakim bilang nanti dulu tunggu sidang berikutnya," terangnya.
Apakah keluarga Legita menerima saran Ketua Majelis Hakim tersebut? Masripani mengatakan orang tua Legita, Albert Tandanu tetap tak mau berdamai, meskipun Veronique membayar seluruh biaya pengobatan Legita akibat penganiayaan yang dilakukan bersama Rafa.
Artinya, kalau keluarga Legita tak mau berdamai, menurut Masripani maka sidang tetap dilanjutkan.
Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait ketika Legita dan keluarganya melaporkan kasus itu baru-baru ini mengatakan, tindakan penganiayaan yang dilakukan veronique atas Legita tak bisa ditolerir dan masuk ke wilayah pidana.
Aris menegaskan, veronique harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan majelis hakim diminta untuk serius menangani kasus tersebut.
Sedangkan praktisi hukum Robert Sitorus menilai, mediasi yang ditawarkan majelis hakim sangat janggal. Menurut dia, seharusnya majelis hakim langsung melanjutkan persidangan tanpa menawarkan mediasi.
"Kasus yang dialami Legita menyangkut pidana murni, dan terkait dengan UU Perlindungan Anak. Lantas kenapa majelis hakim malah menawarkan mediasi ke tersangka," tegas Robert Sitorus.
Pihak keluarga Legita merasa aneh dengan solusi mediasi yang ditawarkan itu, dan tetap menginginkan agar tersangka di tahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Dalam sidang yang berlangsung sekitar 10 menit itu, jaksa sempat membacakan dakwaannya. Namun sebelum dakwaan itu tuntas dibacakan, Syamsul Bahri malah membuka pintu mediasi. Dia memberikan kesempatan kepada Veronique untuk melakukan mediasi kepada Legita dan orang tuanya, Albert Tandanu.
Syamsul pun memberikan batas waktu hingga 8 Januari 2013 dan tersangka harus menyampaikannya pada sidang berikutnya. Dia beralasan, mediasi ditawarkan karena kasus penganiayaan yang dialami Legita bukan keributan yang melibatkan banyak orang.
"Saran hakim tak masuk akal. Pelaku (Veronique) bukan anak-anak jadi tak seharusnya ada mediasi. Mediasi bisa dilakukan kepada anaknya Rafa yang masih berstatus di bawah umur," tegas Masripani di Tangerang, Selasa (18/12/2012).
Makanya, dalam persidangan, Masripani meminta agar pelaku di tahan. Namun Syamsul tak melayani permintaan itu. Sidang pun akhirnya ditutup. "Hakim bilang nanti dulu tunggu sidang berikutnya," terangnya.
Apakah keluarga Legita menerima saran Ketua Majelis Hakim tersebut? Masripani mengatakan orang tua Legita, Albert Tandanu tetap tak mau berdamai, meskipun Veronique membayar seluruh biaya pengobatan Legita akibat penganiayaan yang dilakukan bersama Rafa.
Artinya, kalau keluarga Legita tak mau berdamai, menurut Masripani maka sidang tetap dilanjutkan.
Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Aris Merdeka Sirait ketika Legita dan keluarganya melaporkan kasus itu baru-baru ini mengatakan, tindakan penganiayaan yang dilakukan veronique atas Legita tak bisa ditolerir dan masuk ke wilayah pidana.
Aris menegaskan, veronique harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan majelis hakim diminta untuk serius menangani kasus tersebut.
Sedangkan praktisi hukum Robert Sitorus menilai, mediasi yang ditawarkan majelis hakim sangat janggal. Menurut dia, seharusnya majelis hakim langsung melanjutkan persidangan tanpa menawarkan mediasi.
"Kasus yang dialami Legita menyangkut pidana murni, dan terkait dengan UU Perlindungan Anak. Lantas kenapa majelis hakim malah menawarkan mediasi ke tersangka," tegas Robert Sitorus.
(san)