Kekurangan kelas, siswa belajar di koridor
Senin, 05 November 2012 - 16:08 WIB

Kekurangan kelas, siswa belajar di koridor
A
A
A
Sindonews.com - Kekurangan ruang kelas membuat puluhan siswa SDN Jangkurang 1 di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, terpaksa harus belajar di koridor kelas setiap hari. Sekolah tersebut hingga kini hanya memiliki empat ruang kelas.
Kondisi belajar mengajar di koridor ini hanya dilakukan oleh puluhan siswa kelas II dan IV saja.
Guru Kelas IV SDN Jangkurang 1 Iwan Sobandi mengatakan, anak didiknya baru bisa menggunakan ruang kelas setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa lain di kelas III usai di pukul 10.30 WIB.
“Setelah KBM siswa kelas III selesai, para siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang baru bisa menggunakannya. Jadi dari waktu belajar satu hari di sekolah, setengahnya dihabiskan dengan belajar di koridor,” katanya saat ditemui di SDN Jangkurang 1, Garut, Senin (5/11/2012).
Iwan mengaku, kegiatan belajar di luar kelas sangat tidak kondusif. Para siswa, kata Iwan, menjadi tidak konsentrasi dan lebih banyak bermain ketimbang belajar.
Senada, guru Kelas II SDN Jangkurang 1, Tia Nuraidah, menuturkan sempat kesulitan untuk menarik perhatian para siswa dalam belajar. Awalnya, konsentrasi para siswa kelas II yang berjumlah 34 orang ini sering terganggu oleh situasi di luar kelas.
“Dulu saya sempat capek sekali untuk membuat para siswa mau memperhatikan apa yang saya ajarkan. Tapi sekarang anak-anak sudah terbiasa. Jadi aktivitas KBM bisa lancar kembali,” katanya.
Tia berharap, pemerintah dapat memperhatikan nasib belajar para siswa di sekolah mereka dengan menambah dua ruang kelas baru. Tujuannya, agar seluruh siswa dapat masuk ke dalam kelas tanpa harus ada yang belajar di koridor untuk menunggu siswa lainnya selesai.
Kondisi belajar mengajar di koridor ini hanya dilakukan oleh puluhan siswa kelas II dan IV saja.
Guru Kelas IV SDN Jangkurang 1 Iwan Sobandi mengatakan, anak didiknya baru bisa menggunakan ruang kelas setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa lain di kelas III usai di pukul 10.30 WIB.
“Setelah KBM siswa kelas III selesai, para siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang baru bisa menggunakannya. Jadi dari waktu belajar satu hari di sekolah, setengahnya dihabiskan dengan belajar di koridor,” katanya saat ditemui di SDN Jangkurang 1, Garut, Senin (5/11/2012).
Iwan mengaku, kegiatan belajar di luar kelas sangat tidak kondusif. Para siswa, kata Iwan, menjadi tidak konsentrasi dan lebih banyak bermain ketimbang belajar.
Senada, guru Kelas II SDN Jangkurang 1, Tia Nuraidah, menuturkan sempat kesulitan untuk menarik perhatian para siswa dalam belajar. Awalnya, konsentrasi para siswa kelas II yang berjumlah 34 orang ini sering terganggu oleh situasi di luar kelas.
“Dulu saya sempat capek sekali untuk membuat para siswa mau memperhatikan apa yang saya ajarkan. Tapi sekarang anak-anak sudah terbiasa. Jadi aktivitas KBM bisa lancar kembali,” katanya.
Tia berharap, pemerintah dapat memperhatikan nasib belajar para siswa di sekolah mereka dengan menambah dua ruang kelas baru. Tujuannya, agar seluruh siswa dapat masuk ke dalam kelas tanpa harus ada yang belajar di koridor untuk menunggu siswa lainnya selesai.
(ysw)