Pendidikan multikultural perlu sosialisasi

Rabu, 31 Oktober 2012 - 12:15 WIB
Pendidikan multikultural perlu sosialisasi
Pendidikan multikultural perlu sosialisasi
A A A
Sindonews.com - Pendidikan berwawasan multikultural merupakan fenomena mutakhir yang eksistensinya sangat penting didekati dalam berbagai perspektif. Hal ini dikarenakan paradigma pendidikan multikultural memberi manfaat untuk membangun solidaritas dan kohessivitas antar etnik, ras, agama dan budaya.

"Pendidikan multikultural memberikan dorongan untuk menanamkan kesadaran pada siswa agar menghargai orang, budaya, kepribadian dan agama lain. Agar harapan ini menjadi kenyataan, sudah selayaknya pendidikan multikultural disosialisasikan serta ditetapkan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai jenjang," ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY Kadarmantan Baskara Aji, Rabu (31/10/2012).

Sultan menuturkan, pendidikan multikultural dalam sistem pendidikan nasional dijelaskan sebagai pendidikan yang diselenggarakan secara demokratis, non diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak Asasi Manusia (HAM), nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.

Sedangkan tujuan pendidikan multikultural dalam UU Sisdiknas ialah menanamkan sikap simpati, respek, apresiasi dan empati terhadap penganut agama dan kultur yang berbeda.

"Konstruksi pengetahuan, sikap dan kemampuan ini dibutuhkan siswa ketika mereka berinteraksi dan berkomunikasi dalam masyarakat yang pluralis. Pendidikan adalah media bagi manusia untuk menjadi lebih manusiawi, tidak hanya sekedar menyiapkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan. Namun sayangnya belum semua orang mendudukkan pendidikan pada posisi ideal," imbuhnya.

Diungkapkan Sultan, pendidikan agama berperan sentral dalam pendidikan multikultural karena agama sarat akan nilai-nilai luhur. Hal ini membuat perlu adanya kajian ulang mengenai pendidikan agama yang selama ini dijalankan.

Sebagai negara yang memiliki multikultural tinggi, seharusnya Indonesia menerapkan pendidikan agama yang berwawasan multikultural pluralistik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang dihasilkan memiliki wawasan dan sikap multikultural serta berorientasi bahwa keragaman merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak.

"Namun memang pendidikan agama berbasis multikultural bukan sesuatu yanh mudah diwujudkan. Konformisme, sumber daya manusia guru, perubahan sosial politik, radikalisme, perubahan orientasi dan globalissasi menjadi tantangan pokoknya. Namun semua itu mampu diselesaikan dan diwujudkan melalui pendekatan-pendekatan historis, sosiologis, kultural, psikologis, estetik maupun gender," paparnya.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3490 seconds (0.1#10.140)