Uji kemampuan personel, Angkasa Pura I gelar simulasi

Uji kemampuan personel, Angkasa Pura I gelar simulasi
A
A
A
Sindonews.com - PT Angkasa Pura I kembali menggelar simulasi penanggulangan keadaan darurat penerbangan di runway 13 Bandara lama Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Simulasi ini melibatkan 229 personel yang terdiri atas airlines, Makassar Air Services (MATS), Polsek Bandara, Kesehatan TNI-AU, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Basarnas, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Maros dan Dinas Kebakaran Provinsi Sulsel.
Menurut General Manager Angkasa Pura I, kegiatan digelar untuk menguji kehandalan fasilitas dan fungsi komando. Serta komunikasi dan koordinasi antar unsur terkait dalam penanggulangan keadaan darurat. Juga melatih dan menguji kemampuan personel sesuai bidangnya dalam menanggulangi keadaan darurat penerbangan.
"Selain itu juga memantapkan dan meningkatkan sistem keselamatan dan keamanan dalam penerbangan keadaan darurat penerbangan," jelasnya kepada wartawan, seusai pelaksanaan simulasi General Manager PT Angkasa Pura I (Persero), Rachman Syafrie, saat ditemui usai simulasi, Selasa (23/10/2012).
Menurut Rachman, simulasi ini digelar berdasarkan petunjuk bersama antara Angkasa Pura I dan Pangkalan TNI AU tentang pengendalian dan penanggulangan gawat darurat penerbangan di Bandara Hasanuddin. Serta standar kinerja operasi bandara yang terkait dengan tingkat layanan di bandara sebagai dasar kebijakan pentarifan jasa kebandarudaraan.
"Simulasi ini digelar setiap dua tahun sekali dan harus dilaksanakan di masing-masing bandara. Karenanya, pra simulasi yang digelar hari itu, sekaligus menguji kesiapan dari fasilitas perangkat pendukung penanggulangan kecelakaan serta menetapkan sistem keselamatan darurat," sebutnya.
Pantauan wartawan, simulasi ini dikemas se-riil mungkin. Kepulan asap hitam membumbung di udara serta kepanikan yang terjadi di kalangan penumpang pesawat yang jatuh saat itu. Belum lagi bunyi sirine mobil pemadam kebakaran disusul mobil ambulance manambah kepanikan.
"Kita juga akan melihat waktu yang diperlukan dengan kondisi yang benar benar harus di tindak lanjuti. Memang kami concern untuk disiapkan sebaik baiknya sehingga semua unsur dapat melakukan hal hal yang terbaik jika terjadi kebakaran," tambah mantan Manager bandara Nguraih Rai Bali.
Dari simulasi ini, kata dia, semua unit baik rumah sakit dan ambulance bergerak dari masing masing posisi. Kantor kesehatan pelabuhan dan KKP akan berkoordinasi dengan semua unit yang telah bekerjasama di lembaran MoU. Termasuk rumah sakit di Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Sebanyak 15 rumah sakit yang tergabung dalam MoU Airpot Emergency Plan (AEP) sudah disahkan untuk bekerjasama.
Sementara itu menurut Assiten Manager Penyelamatan Kecelakaaan Penerbangan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Kastoplani, pihaknya melibatkan 35 orang dalam simulasi tersebut. Juga melibatkan warga sebagai penimbul situasi sebanyak 30 orang. Dari simulasi ini diketahui tim pemadam menelan waktu satu menit sepuluh detik untuk menuju ke lokasi kejadian, dari posisi fire station. Untuk memadamkan apinya sendiri, memakan waktu sekitar 35 detik. Meskipun secara standar nasional maksimal tiga menit.
"Namun dari simulasi ini kami akan mengevaluasi lagi unsur mana yang lemah," jelasnya
PKP-PK sendiri memiliki empat unit pemadam kebakaran. Tipe satu sebanyak dua unit. Tipe satu ini berkapasitas 15 ribu liter air, bahan kimia 1.500 kilo dan bahan kimia kering 250 kilo. Sedangkan tipe dua juga terdapat dua unit berkapasitas sembilan ribu liter air, bahan kimia cair 900 liter.
"Tapi yang turun di simulasi tadi baru dua unit yang dikerahkan, dengan 35 personel" tambahnya.
Simulasi ini melibatkan 229 personel yang terdiri atas airlines, Makassar Air Services (MATS), Polsek Bandara, Kesehatan TNI-AU, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Basarnas, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Maros dan Dinas Kebakaran Provinsi Sulsel.
Menurut General Manager Angkasa Pura I, kegiatan digelar untuk menguji kehandalan fasilitas dan fungsi komando. Serta komunikasi dan koordinasi antar unsur terkait dalam penanggulangan keadaan darurat. Juga melatih dan menguji kemampuan personel sesuai bidangnya dalam menanggulangi keadaan darurat penerbangan.
"Selain itu juga memantapkan dan meningkatkan sistem keselamatan dan keamanan dalam penerbangan keadaan darurat penerbangan," jelasnya kepada wartawan, seusai pelaksanaan simulasi General Manager PT Angkasa Pura I (Persero), Rachman Syafrie, saat ditemui usai simulasi, Selasa (23/10/2012).
Menurut Rachman, simulasi ini digelar berdasarkan petunjuk bersama antara Angkasa Pura I dan Pangkalan TNI AU tentang pengendalian dan penanggulangan gawat darurat penerbangan di Bandara Hasanuddin. Serta standar kinerja operasi bandara yang terkait dengan tingkat layanan di bandara sebagai dasar kebijakan pentarifan jasa kebandarudaraan.
"Simulasi ini digelar setiap dua tahun sekali dan harus dilaksanakan di masing-masing bandara. Karenanya, pra simulasi yang digelar hari itu, sekaligus menguji kesiapan dari fasilitas perangkat pendukung penanggulangan kecelakaan serta menetapkan sistem keselamatan darurat," sebutnya.
Pantauan wartawan, simulasi ini dikemas se-riil mungkin. Kepulan asap hitam membumbung di udara serta kepanikan yang terjadi di kalangan penumpang pesawat yang jatuh saat itu. Belum lagi bunyi sirine mobil pemadam kebakaran disusul mobil ambulance manambah kepanikan.
"Kita juga akan melihat waktu yang diperlukan dengan kondisi yang benar benar harus di tindak lanjuti. Memang kami concern untuk disiapkan sebaik baiknya sehingga semua unsur dapat melakukan hal hal yang terbaik jika terjadi kebakaran," tambah mantan Manager bandara Nguraih Rai Bali.
Dari simulasi ini, kata dia, semua unit baik rumah sakit dan ambulance bergerak dari masing masing posisi. Kantor kesehatan pelabuhan dan KKP akan berkoordinasi dengan semua unit yang telah bekerjasama di lembaran MoU. Termasuk rumah sakit di Kabupaten Maros dan Kota Makassar. Sebanyak 15 rumah sakit yang tergabung dalam MoU Airpot Emergency Plan (AEP) sudah disahkan untuk bekerjasama.
Sementara itu menurut Assiten Manager Penyelamatan Kecelakaaan Penerbangan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Kastoplani, pihaknya melibatkan 35 orang dalam simulasi tersebut. Juga melibatkan warga sebagai penimbul situasi sebanyak 30 orang. Dari simulasi ini diketahui tim pemadam menelan waktu satu menit sepuluh detik untuk menuju ke lokasi kejadian, dari posisi fire station. Untuk memadamkan apinya sendiri, memakan waktu sekitar 35 detik. Meskipun secara standar nasional maksimal tiga menit.
"Namun dari simulasi ini kami akan mengevaluasi lagi unsur mana yang lemah," jelasnya
PKP-PK sendiri memiliki empat unit pemadam kebakaran. Tipe satu sebanyak dua unit. Tipe satu ini berkapasitas 15 ribu liter air, bahan kimia 1.500 kilo dan bahan kimia kering 250 kilo. Sedangkan tipe dua juga terdapat dua unit berkapasitas sembilan ribu liter air, bahan kimia cair 900 liter.
"Tapi yang turun di simulasi tadi baru dua unit yang dikerahkan, dengan 35 personel" tambahnya.
(azh)