Petugas temukan daging ayam suntik di Maros

Petugas temukan daging ayam suntik di Maros
A
A
A
Sindonews.com - Untuk memastikan daging dan ayam yang dijual di Kabupaten Maros aman, Tim Kesehatan Hewan Dinas Peternakan, Kelautan, dan Perikanan (DPKP) Maros melakukan sweeping ke sejumlah pasar.
Hasilnya, petugas menemukan sejumlah ayam yang disuntik agar tampilannya bagus. Ironisnya, daging ayam seperti ini yang diminati warga.
Saat melakukan pemeriksaan terhadap kualitas daging di pasar sentral Maros, petugas menggunakan PH meter untuk mengukur tingkat keasaman daging dan ayam.
Menurut Ketua Tim Kesehatan Hewan DPKP Maros Ujistiani, daging yang sehat memiliki tingkat keasaman antara 4,5 hingga 5,8. Sedangkan dari hasil pemeriksaan di Pasar Sentral Maros ini tingkat keasaman daging cukup tinggi atau telah di atas normal yakni antara 5,8 hingga 6,5.
"Bisa juga karena tidak digantung, padahal harusnya daging yang dijual digantung agar airnya menetes. Kalau asamnya tinggi maka lebih cepat terjadi pembusukan," jelas Ujistiani di kantornya, Selasa (23/10/2012).
Selain itu, petugas juga menemukan sejumlah ayam yang disuntik dengan air agar terlihat gemuk. Padahal, bakteri akan cepat hidup pada daging ayam yang disuntik.
Dia menambahkan, sebagian masyarakat baik penjual maupun pembeli tidak tahu bahwa ayam yang dipompa lebih cepat mengalami pembusukan.
"Saya sempat tanya ke penjual alasan disuntik, mereka bilang justru lebih cepat laku karena terlihat lebih gemuk dan tidak keriput. Kalau dari berat, sebenarnya tidak mempengaruhi, yang membedakan hanya tampilan ayam tersebut," bebernya.
Sedangkan kepala seksi (Kasi) Kesehatan Hewan (Keswan) DPKP kabupaten Maros Isdarjid mengatakan, dari hasil pemeriksaan ini, daging ayam maupun sapi yang dijual di pasar Maros masih aman untuk dikonsumsi.
Meski begitu, Isdarjid berharap PD Pasar menyiapkan gantungan permanen untuk penjual daging ayam dan sapi. Pasalnya, rata-rata daging yang dijual di pasar Sentral Maros tidak digantung.
Hasilnya, petugas menemukan sejumlah ayam yang disuntik agar tampilannya bagus. Ironisnya, daging ayam seperti ini yang diminati warga.
Saat melakukan pemeriksaan terhadap kualitas daging di pasar sentral Maros, petugas menggunakan PH meter untuk mengukur tingkat keasaman daging dan ayam.
Menurut Ketua Tim Kesehatan Hewan DPKP Maros Ujistiani, daging yang sehat memiliki tingkat keasaman antara 4,5 hingga 5,8. Sedangkan dari hasil pemeriksaan di Pasar Sentral Maros ini tingkat keasaman daging cukup tinggi atau telah di atas normal yakni antara 5,8 hingga 6,5.
"Bisa juga karena tidak digantung, padahal harusnya daging yang dijual digantung agar airnya menetes. Kalau asamnya tinggi maka lebih cepat terjadi pembusukan," jelas Ujistiani di kantornya, Selasa (23/10/2012).
Selain itu, petugas juga menemukan sejumlah ayam yang disuntik dengan air agar terlihat gemuk. Padahal, bakteri akan cepat hidup pada daging ayam yang disuntik.
Dia menambahkan, sebagian masyarakat baik penjual maupun pembeli tidak tahu bahwa ayam yang dipompa lebih cepat mengalami pembusukan.
"Saya sempat tanya ke penjual alasan disuntik, mereka bilang justru lebih cepat laku karena terlihat lebih gemuk dan tidak keriput. Kalau dari berat, sebenarnya tidak mempengaruhi, yang membedakan hanya tampilan ayam tersebut," bebernya.
Sedangkan kepala seksi (Kasi) Kesehatan Hewan (Keswan) DPKP kabupaten Maros Isdarjid mengatakan, dari hasil pemeriksaan ini, daging ayam maupun sapi yang dijual di pasar Maros masih aman untuk dikonsumsi.
Meski begitu, Isdarjid berharap PD Pasar menyiapkan gantungan permanen untuk penjual daging ayam dan sapi. Pasalnya, rata-rata daging yang dijual di pasar Sentral Maros tidak digantung.
(ysw)