Diancam oknum TNU AU, orangtua Didik cemas
A
A
A
Sindonews.com - Kasus penganiayaan kepada sejumlah wartawan saat meliputan jatuhnya pesawat Hawk 200 masih meninggalkan trauma yang mendalam bagi keluarga korban. Salah satunya keluarga Didik Herwanto, fotografer Riau Pos yang dianiaya oleh Letkol Robert Simanjuntak.
Purwadiah, Ibu Didik mengatakan, peristiwa penganiayaan putranya begitu menyayat hati. Ibu tiga anak ini menceritakan, dirinya yang telah melahirkan dan membesarkan dengan tetes air mata dan kasih sayang itu, tidak pernah memukul anaknya.
"Saya tidak tega melihat anak saya dipukuli seperti itu. Kalau menyaksikan tayangan di televisi mengenai anak saya itu, saya benar-benar tidak sanggup. Saya langsung pindah channel," kata Purwadiyah dengan raut kesedihan, di Riau, Jumat (19/10/2012).
Terlebih lagi, putranya itu dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan. Dia sangat khawatir kalau-kalau kejadian yang tidak diinginkan paska insiden penganiayaan menimpa anaknya. Apalagi, Didik pernah mengaku diancam akan dihabisi oleh oknum TNI AU jika kasusnya tidak selesai.
Rabin, Ayah Didik menambahkan, secara kekeluargaan memang pihak Robert sudah melakukan permintaan maaf. "Tapi mengenai proses hukum, saya minta kasus ini dilanjutkan. Siapa yang bersalah harus dihukum sesuai aturan yang berlaku," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, wartawan Riau Pos ini pada Selasa 16 Oktober lalu mengalami penganiayaan oleh Letkol Robert saat akan mengambil gambar pesawat Hawk yang jatuh di Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau.
Dia ditendang, ditinju, dibanting, dan cekik oleh perwira menengah itu. "Selain Pak Robert, banyak juga teman-temannya dari Paskhas juga ikut mengeroyok saya. Secara pribadi saya sudah memaafkan, namun untuk hukum saya minta tetap dilanjutkan," tukas pria yang akrab disapa Didong ini.
Purwadiah, Ibu Didik mengatakan, peristiwa penganiayaan putranya begitu menyayat hati. Ibu tiga anak ini menceritakan, dirinya yang telah melahirkan dan membesarkan dengan tetes air mata dan kasih sayang itu, tidak pernah memukul anaknya.
"Saya tidak tega melihat anak saya dipukuli seperti itu. Kalau menyaksikan tayangan di televisi mengenai anak saya itu, saya benar-benar tidak sanggup. Saya langsung pindah channel," kata Purwadiyah dengan raut kesedihan, di Riau, Jumat (19/10/2012).
Terlebih lagi, putranya itu dalam waktu dekat akan melangsungkan pernikahan. Dia sangat khawatir kalau-kalau kejadian yang tidak diinginkan paska insiden penganiayaan menimpa anaknya. Apalagi, Didik pernah mengaku diancam akan dihabisi oleh oknum TNI AU jika kasusnya tidak selesai.
Rabin, Ayah Didik menambahkan, secara kekeluargaan memang pihak Robert sudah melakukan permintaan maaf. "Tapi mengenai proses hukum, saya minta kasus ini dilanjutkan. Siapa yang bersalah harus dihukum sesuai aturan yang berlaku," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, wartawan Riau Pos ini pada Selasa 16 Oktober lalu mengalami penganiayaan oleh Letkol Robert saat akan mengambil gambar pesawat Hawk yang jatuh di Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau.
Dia ditendang, ditinju, dibanting, dan cekik oleh perwira menengah itu. "Selain Pak Robert, banyak juga teman-temannya dari Paskhas juga ikut mengeroyok saya. Secara pribadi saya sudah memaafkan, namun untuk hukum saya minta tetap dilanjutkan," tukas pria yang akrab disapa Didong ini.
(san)