11 wartawan dianiaya oknum TNI AU
A
A
A
Sindonews.com - Sedikitnya 11 wartawan dan sedikitnya 20 warga mengalami luka-luka akibat dianiaya oknum TNI AU, di Riau. Mereka ada yang dipukuli, ditendang, diseret dan ditinju, dicekik dan dibanting. Bahkan pelakunya adalah seorang oknum perwira yakni Letnan Kolonel Robert Simanjuntak.
Menurut Didik Hermanto, salah satu wartawan korban penganiayaan oleh oknum TNI AU Pekanbaru, yakni Letkol Robert terjadi saat dia mengabadikan foto terjatuhnya pesawat.
"Tiba-tiba oknum TNI AU langsung mendekati saya. Saya mengatakan dari media. Saat mau memoto situasi jatuhnya pesawat. Dia langsung memukul dan menendang saya. Saya jatuh dan kemudian dipukuli lagi dan saya cekik juga, kamera saya dirampas" kata Didik, wartawan Riau Pos, di lokasi, Selasa (16/8/2012).
Menurut Indra, saat Letkol Didik mulai melakukan langkah represif, membuat sejumlah bawahanya juga ikut bringas. Sejumlah wartawan yang saat itu dekat dengan didiki juga dikejar dan ditangkap.
"Saya berusaha lari saat situaasi memanas. Tapi saya kena tangkap dan saya langsung kena tinju. Tapi saya berhasil kabur saat mereka mau membawa saya. Sementara rekan kawan wartawan lain ada yang dibawa oleh pihak TNI AU" kata Robby wartawan Riau Televisi.
Sementara itu, menurut Rian, wartawan Kantor Berita Antara, dirinya juga menjadi korban penganiayaan. "Saya tidak tahu apa-apa langsung dipukul dibagian wajah saya oleh oknum TNI. Kaca (helm) saya pecah akibat kena pukul," ujarnya.
Sementara itu menurut tokoh warga Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar Edi menyatakan, sedikitnya 20 warga juga menjadi korban pemukulan oknum TNI. "Warga yang tidak tahu apa-apa juga langsung dipukuli," tukasnya.
Akibat insiden ini, sejumlah organisasi kewartawan di Riau seperti PWI, AJI, IJTI menyatakan sedikitnya ada 11 wartawan yang menjadi korban penganiayaan.
"Yang dianiaya saat ini melapor ke POM TNI AU. Kasus ini harus diproses secara hukum. Dan kamera wartawan yang dirampas oknum TNI AU sejauh ini belum diketahui rimbanya," kata Ketua PWI Riau Dheni Kurnia.
Menurut Didik Hermanto, salah satu wartawan korban penganiayaan oleh oknum TNI AU Pekanbaru, yakni Letkol Robert terjadi saat dia mengabadikan foto terjatuhnya pesawat.
"Tiba-tiba oknum TNI AU langsung mendekati saya. Saya mengatakan dari media. Saat mau memoto situasi jatuhnya pesawat. Dia langsung memukul dan menendang saya. Saya jatuh dan kemudian dipukuli lagi dan saya cekik juga, kamera saya dirampas" kata Didik, wartawan Riau Pos, di lokasi, Selasa (16/8/2012).
Menurut Indra, saat Letkol Didik mulai melakukan langkah represif, membuat sejumlah bawahanya juga ikut bringas. Sejumlah wartawan yang saat itu dekat dengan didiki juga dikejar dan ditangkap.
"Saya berusaha lari saat situaasi memanas. Tapi saya kena tangkap dan saya langsung kena tinju. Tapi saya berhasil kabur saat mereka mau membawa saya. Sementara rekan kawan wartawan lain ada yang dibawa oleh pihak TNI AU" kata Robby wartawan Riau Televisi.
Sementara itu, menurut Rian, wartawan Kantor Berita Antara, dirinya juga menjadi korban penganiayaan. "Saya tidak tahu apa-apa langsung dipukul dibagian wajah saya oleh oknum TNI. Kaca (helm) saya pecah akibat kena pukul," ujarnya.
Sementara itu menurut tokoh warga Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar Edi menyatakan, sedikitnya 20 warga juga menjadi korban pemukulan oknum TNI. "Warga yang tidak tahu apa-apa juga langsung dipukuli," tukasnya.
Akibat insiden ini, sejumlah organisasi kewartawan di Riau seperti PWI, AJI, IJTI menyatakan sedikitnya ada 11 wartawan yang menjadi korban penganiayaan.
"Yang dianiaya saat ini melapor ke POM TNI AU. Kasus ini harus diproses secara hukum. Dan kamera wartawan yang dirampas oknum TNI AU sejauh ini belum diketahui rimbanya," kata Ketua PWI Riau Dheni Kurnia.
(san)