Habitat gajah Sumatera terancam punah
A
A
A
Sindonews.com - Habitat gajah Sumatera yang berada di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan Riau kondisinya mulai mengkhawatirkan. Walau hidup di kawasan konservasi milik pemerintah, gajah-gajah ini terancam punah akibat terjadi perambahan lahan warga secara ilegal.
Organisasi lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat sudah 8 ekor gajah mati di TNTN dan sekitarnya sejak awal 2012. Ini menandakan, walau hidup di kawasan yang dilindungi, namun maut tetap saja mengancam satwa langka itu.
"Didalam Taman Nasional Tesso Nilo ada 3 ekor yang mati dan 5 ekor lagi mati di area hutan Tesso Nilo yang merupakan masih bagian Taman Nasional secara keseluruhan," kata Humas WWF Riau Syamsidar, Senin (15/10/2012).
Menurut Syamsidar, banyaknya perambahan sekaligus dijadikannya tempat tinggal masyarakat secara ilegal di TNTN adalah salah satu faktor terancamnya gajah Sumatera di sana.
Dari informasi yang dihimpun, sudah ribuan hektar kawasan TNTN dijadikan pemukiman dan perkebunan ilegal. Saat ini diperkirakan ada 1500 kepala keluarga yang bermukim secara ilegal di sana. Lemahnya hukum juga merupakan faktor berikutnya yang semakin mengancam kelangsungan hidup gajah.
"Selama ini tidak satupun kasus pembunuhan satwa yang terungkap. Inilah yang membuat orang mudah melakukan pembunuhan lagi untuk yang kesekian kalinya. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan satwa di TNTN. Selain itu kasus penegakan hukum yang merambah TNTN juga sampai kini tidak jelas," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Balai TNTN Kupin Simbolon mengatakan, kematian gajah di TNTN untuk kesekian kalinya adalah persoalan yang serius.
"Ini sudah kasus sangat serius. Kita harus usut siapa pelakunya. Pembunuhan gajah ini sudah struktur. Kita akan periksa semua orang yang hidup di TNTN. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita akan bekerjasama dengan BBKSDA dan kepolisian untuk mengungkap semua kematian gajah yang ada di TNTN," tukasnya.
Seperti diketahui, akhir Pekanlalu, seekor gajah jantan berusai 4 tahun kembali ditemukan mati di TNTN. Balai TNTN menyatakan gajah tersebut mati akibat diracun. Ini karena ada benda asing yang diduga racun yang membuat gajah ini tidak berdaya dan akhirnya mati.
TNTN saat ini memiliki luas 86 ribu hektar. TNTN ditetapkan sebagai kasawan konservasi harimau dan gajah Sumatera sejak tahun 2004. Namun kini kondisinya kritis.
Organisasi lingkungan World Wide Fund for Nature (WWF) mencatat sudah 8 ekor gajah mati di TNTN dan sekitarnya sejak awal 2012. Ini menandakan, walau hidup di kawasan yang dilindungi, namun maut tetap saja mengancam satwa langka itu.
"Didalam Taman Nasional Tesso Nilo ada 3 ekor yang mati dan 5 ekor lagi mati di area hutan Tesso Nilo yang merupakan masih bagian Taman Nasional secara keseluruhan," kata Humas WWF Riau Syamsidar, Senin (15/10/2012).
Menurut Syamsidar, banyaknya perambahan sekaligus dijadikannya tempat tinggal masyarakat secara ilegal di TNTN adalah salah satu faktor terancamnya gajah Sumatera di sana.
Dari informasi yang dihimpun, sudah ribuan hektar kawasan TNTN dijadikan pemukiman dan perkebunan ilegal. Saat ini diperkirakan ada 1500 kepala keluarga yang bermukim secara ilegal di sana. Lemahnya hukum juga merupakan faktor berikutnya yang semakin mengancam kelangsungan hidup gajah.
"Selama ini tidak satupun kasus pembunuhan satwa yang terungkap. Inilah yang membuat orang mudah melakukan pembunuhan lagi untuk yang kesekian kalinya. Ini sangat berbahaya bagi kehidupan satwa di TNTN. Selain itu kasus penegakan hukum yang merambah TNTN juga sampai kini tidak jelas," imbuhnya.
Sementara itu Kepala Balai TNTN Kupin Simbolon mengatakan, kematian gajah di TNTN untuk kesekian kalinya adalah persoalan yang serius.
"Ini sudah kasus sangat serius. Kita harus usut siapa pelakunya. Pembunuhan gajah ini sudah struktur. Kita akan periksa semua orang yang hidup di TNTN. Ini tidak bisa dibiarkan. Kita akan bekerjasama dengan BBKSDA dan kepolisian untuk mengungkap semua kematian gajah yang ada di TNTN," tukasnya.
Seperti diketahui, akhir Pekanlalu, seekor gajah jantan berusai 4 tahun kembali ditemukan mati di TNTN. Balai TNTN menyatakan gajah tersebut mati akibat diracun. Ini karena ada benda asing yang diduga racun yang membuat gajah ini tidak berdaya dan akhirnya mati.
TNTN saat ini memiliki luas 86 ribu hektar. TNTN ditetapkan sebagai kasawan konservasi harimau dan gajah Sumatera sejak tahun 2004. Namun kini kondisinya kritis.
(lns)