Lahan Gunung Guntur kembali terbakar
Kamis, 11 Oktober 2012 - 20:07 WIB

Lahan Gunung Guntur kembali terbakar
A
A
A
Sindonews.com – Lahan ilalang seluas 10 hektare di Blok Citiis, Gunung Guntur, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat (Jabar) terbakar. Belum diketahui penyebab pasti peristiwa kebakaran tersebut.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jabar Teguh Setiawan mengatakan, pihaknya langsung menurunkan petugas ke lokasi untuk mencegah rambatan api ke kawasan tersebut. Upaya pemadaman dilakukan dengan cara manual dan melokalisir api agar tidak merambat.
“Anginnya cukup kencang. Kami khawatir apinya bisa merambat ke daerah yang ditumbuhi pepohonan besar,” ungkap Teguh menjelaskan kepada wartawan, Kamis (11/10/2012).
Sementara itu, seorang warga Kampung Pasawahan, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Wiwi Kurniasih (67) menuturkan, dirinya sempat cemas bila kobaran api di wilayah itu bisa merembet ke wilayah hutan. Kondisi panasnya suhu udara dan keringnya lahan ilalang di kawasan ini, kata Wiwi, bisa mempercepat rambatan api.
“Di kaki Gunung Guntur ini belum pernah hujan. Tanah dan suhunya panas. Kondisi seperti ini biasanya menyebabkan kebakaran di Gunung Guntur setiap tahun. Kami khawatir api bisa merambat ke hutan. Soalnya angin siang tadi cukup kencang,” tuturnya.
Api yang membakar lahan ilalang Gunung Guntur pun dapat terlihat jelas dari Kecamatan Karangpawitan, atau berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi kebakaran. Warga Desa Jatisari, Kecamatan Karangpawitan, Cepy (38), mengaku kaget ketika melihat kepulan asap membumbung tinggi di gunung tersebut.
“Sekitar pukul 09.00 WIB, asap itu tidak terlihat. Namun pada pukul 10.30 WIB, asapnya mulai terlihat jelas sekali. Mulanya kami mengira asap itu berasal dari lahan yang sedang dibersihkan warga dengan cara. Tapi, ternyata itu kebakaran karena asapnya semakin besar,” tukasnya.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jabar Teguh Setiawan mengatakan, pihaknya langsung menurunkan petugas ke lokasi untuk mencegah rambatan api ke kawasan tersebut. Upaya pemadaman dilakukan dengan cara manual dan melokalisir api agar tidak merambat.
“Anginnya cukup kencang. Kami khawatir apinya bisa merambat ke daerah yang ditumbuhi pepohonan besar,” ungkap Teguh menjelaskan kepada wartawan, Kamis (11/10/2012).
Sementara itu, seorang warga Kampung Pasawahan, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Wiwi Kurniasih (67) menuturkan, dirinya sempat cemas bila kobaran api di wilayah itu bisa merembet ke wilayah hutan. Kondisi panasnya suhu udara dan keringnya lahan ilalang di kawasan ini, kata Wiwi, bisa mempercepat rambatan api.
“Di kaki Gunung Guntur ini belum pernah hujan. Tanah dan suhunya panas. Kondisi seperti ini biasanya menyebabkan kebakaran di Gunung Guntur setiap tahun. Kami khawatir api bisa merambat ke hutan. Soalnya angin siang tadi cukup kencang,” tuturnya.
Api yang membakar lahan ilalang Gunung Guntur pun dapat terlihat jelas dari Kecamatan Karangpawitan, atau berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi kebakaran. Warga Desa Jatisari, Kecamatan Karangpawitan, Cepy (38), mengaku kaget ketika melihat kepulan asap membumbung tinggi di gunung tersebut.
“Sekitar pukul 09.00 WIB, asap itu tidak terlihat. Namun pada pukul 10.30 WIB, asapnya mulai terlihat jelas sekali. Mulanya kami mengira asap itu berasal dari lahan yang sedang dibersihkan warga dengan cara. Tapi, ternyata itu kebakaran karena asapnya semakin besar,” tukasnya.
(azh)