Kakak ipar 'BH' coret 10 kalimat BAP
Senin, 24 September 2012 - 23:36 WIB

Kakak ipar 'BH' coret 10 kalimat BAP
A
A
A
Sindonews.com - Ngubaidi, kakak ipar terduga teroris Baderi Hartono (BH) mencoret 10 Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi, saat dimintai keterangannya di Mapolresta Solo, Jawa Tengah.
Ketika dirinya diminta membubuhkan tanda tangan di BAP setebal empat lembar itu, Ngubaidi tidak lantas bersedia.
"Saya baca dulu sebelum tanda tangan. Ada sekitar 10 kalimat yang saya coret karena tidak sesuai dengan keteranganku," ujarnya, di rumahnya Kampung Griyan RT 05/RW X Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (24/9/2012).
Dia menceritakan, saat diperiksa di Mapolresta Solo belum mengetahui perkembangan para terduga teroris itu.
Dia mengaku, baru mengetahui perkembangan penangkapan sejumlah terduga teroris setelah berada di rumah melalui informasi para tetangga.
Termasuk insiden peledakan rangkaian bom oleh tim Gegana di rumah Chomadi yang berjarak hanya dua gang dari rumahnya pada Sabtu 22 September 2012 lalu.
Mengenai nasib adik iparnya, Ngubaidi hanya bisa pasrah. Dia berharap saudaranya itu tak terbukti terlibat terorisme dan segera dikembalikan.
Ngubaidi menceritakan dirinya dan adiknya Hanifah, istri Baderi, berada di ruang terpisah saat memberikan keterangan di Mapolresta Solo.
Selama seharian dimintai keterangan, Ngubaidi diperlakukan baik. Sayangnya, ponsel miliknya belum dikembalikan aparat.
"Saat saya dibawa Sabtu sekitar pukul 09.30 WIB, hape aku diminta. Sampai sekarang belum dikembalikan," katanya.
Sekadar informasi, Baderi diringkus tim Densus Sabtu 22 September usai menunaikan salat subuh. Untuk menghidupi keluarganya, pria delapan anak itu sehari-hari beternak burung.
Ketika dirinya diminta membubuhkan tanda tangan di BAP setebal empat lembar itu, Ngubaidi tidak lantas bersedia.
"Saya baca dulu sebelum tanda tangan. Ada sekitar 10 kalimat yang saya coret karena tidak sesuai dengan keteranganku," ujarnya, di rumahnya Kampung Griyan RT 05/RW X Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, Senin (24/9/2012).
Dia menceritakan, saat diperiksa di Mapolresta Solo belum mengetahui perkembangan para terduga teroris itu.
Dia mengaku, baru mengetahui perkembangan penangkapan sejumlah terduga teroris setelah berada di rumah melalui informasi para tetangga.
Termasuk insiden peledakan rangkaian bom oleh tim Gegana di rumah Chomadi yang berjarak hanya dua gang dari rumahnya pada Sabtu 22 September 2012 lalu.
Mengenai nasib adik iparnya, Ngubaidi hanya bisa pasrah. Dia berharap saudaranya itu tak terbukti terlibat terorisme dan segera dikembalikan.
Ngubaidi menceritakan dirinya dan adiknya Hanifah, istri Baderi, berada di ruang terpisah saat memberikan keterangan di Mapolresta Solo.
Selama seharian dimintai keterangan, Ngubaidi diperlakukan baik. Sayangnya, ponsel miliknya belum dikembalikan aparat.
"Saat saya dibawa Sabtu sekitar pukul 09.30 WIB, hape aku diminta. Sampai sekarang belum dikembalikan," katanya.
Sekadar informasi, Baderi diringkus tim Densus Sabtu 22 September usai menunaikan salat subuh. Untuk menghidupi keluarganya, pria delapan anak itu sehari-hari beternak burung.
(mhd)