Pengamanan Bandara Sultan Hasanuddin ditingkatkan
Pengamanan Bandara Sultan Hasanuddin ditingkatkan
A
A
A
Sindonews.com - Aparat Polsek Bandara menggelar razia senjata tajam, senjata api dan bahan peledak di akses jalan masuk bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kendaraan roda dua dan empat yang akan memasuki area bandara diperiksa aparat kepolisian yang dibantu petugas otoritas bandara, sekuriti bandara dan TNI AU. Kendaraan roda dua harus berhenti dan diperiksa barang bawaan dan bagian sadel motor.
Sedangkan untuk kendaraan roda empat, petugas menggunakan alat pendeteksi logam (metal detector) dan kaca pembesar (mirror). Kaca mobil mesti diturunkan oleh pengemudi.
Kapolsek Bandara Iptu A Alamsyah menuturkan, sebaiknya pengguna bandara tidak membawa senjata tajam (sajam) saat akan memasuki area bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
"Kami mengimbau supaya pengguna jasa bandara tidak membawa senjata tajam, senjata api dan bahan peledak lainnya," ungkap Alamsyah menjelaskan kepada wartawan, Kamis (13/9/2012).
Dia menjelaskan, Razia dadakan di area bandara itu dilakukan guna merespon aksi teror yang akhir-akhir ini terjadi.
"Meskipun razia ini telah digelar jauh sebelum penemuan granat di Maros, namun kami lebih meningkatkan lagi," jelasnya.
Razia senjata tajam, senjata api dan bahan peledak yang digelar Polsek Bandara di akses jalan masuk bandara Internasional Sultan Hasanuddin melibatkan puluhan aparat. Menurut A Alamsyah, polisi mengerahkan 28 personel Polsek yang dibantu 24 orang dari sekuriti bandara, enam orang dari otoritas bandara dan enam orang dari TNI AU.
Iptu A Alamsyah menambahkan, razia akan digelar setiap dua jam sekali. Tindakan ini merupakan hal yang rutin. Setiap kendaraan diperiksa maksimal satu menit. Untuk kendaraan roda empat diperiksa empat personel, di bagasi mobil digunakan alat pendeteksi logam dan kaca pembesar.
Sementara itu Manager Sekuriti Bandara PT Angkasa Pura I Mulyadi Suparjo mengatakan, dengan adanya aksi teror yang menyebut bandara tentunya, pihak PT Angkasa Pura lebih memperketat lagi pengamanan pada objek vital.
"Namun untuk penambahan personel masih belum dilakukan karena kondisi masih hijau. Kegiatan rutin selalu kami gelar atas kerja sama dengan polisi," kata Mulyadi.
Kendaraan roda dua dan empat yang akan memasuki area bandara diperiksa aparat kepolisian yang dibantu petugas otoritas bandara, sekuriti bandara dan TNI AU. Kendaraan roda dua harus berhenti dan diperiksa barang bawaan dan bagian sadel motor.
Sedangkan untuk kendaraan roda empat, petugas menggunakan alat pendeteksi logam (metal detector) dan kaca pembesar (mirror). Kaca mobil mesti diturunkan oleh pengemudi.
Kapolsek Bandara Iptu A Alamsyah menuturkan, sebaiknya pengguna bandara tidak membawa senjata tajam (sajam) saat akan memasuki area bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
"Kami mengimbau supaya pengguna jasa bandara tidak membawa senjata tajam, senjata api dan bahan peledak lainnya," ungkap Alamsyah menjelaskan kepada wartawan, Kamis (13/9/2012).
Dia menjelaskan, Razia dadakan di area bandara itu dilakukan guna merespon aksi teror yang akhir-akhir ini terjadi.
"Meskipun razia ini telah digelar jauh sebelum penemuan granat di Maros, namun kami lebih meningkatkan lagi," jelasnya.
Razia senjata tajam, senjata api dan bahan peledak yang digelar Polsek Bandara di akses jalan masuk bandara Internasional Sultan Hasanuddin melibatkan puluhan aparat. Menurut A Alamsyah, polisi mengerahkan 28 personel Polsek yang dibantu 24 orang dari sekuriti bandara, enam orang dari otoritas bandara dan enam orang dari TNI AU.
Iptu A Alamsyah menambahkan, razia akan digelar setiap dua jam sekali. Tindakan ini merupakan hal yang rutin. Setiap kendaraan diperiksa maksimal satu menit. Untuk kendaraan roda empat diperiksa empat personel, di bagasi mobil digunakan alat pendeteksi logam dan kaca pembesar.
Sementara itu Manager Sekuriti Bandara PT Angkasa Pura I Mulyadi Suparjo mengatakan, dengan adanya aksi teror yang menyebut bandara tentunya, pihak PT Angkasa Pura lebih memperketat lagi pengamanan pada objek vital.
"Namun untuk penambahan personel masih belum dilakukan karena kondisi masih hijau. Kegiatan rutin selalu kami gelar atas kerja sama dengan polisi," kata Mulyadi.
(azh)